KRITIK YANG BIJAKSANA

9:10 AM URAY ISKANDAR 0 Comments




            Kritik merupakan sebuah kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan lain sebagainya. Bahkan kritik juga biasanya diartikan sebagai celaan atau kecaman atas suatu keadaan, perilaku, atau yang kita anggap menyimpang dan tidak benar. Ada juga yang mengatakan bahwa kritik dapat pula bermakna tanggapan atau pertimbangan atas baik atau buruknya suatu karya.

            Penulis sering mendapatkan kritikan terhadap hasil tulisan yang dibuat, namun sayangnya kritikan tersebut hanya selalu disampaikan lewat pembicaraan orang lain, bukan semata-mata langsung kepada penulis. Kita menyadari bahwa dalam mengkritik sesuatu perlunya mengetahui cara-cara tertentu agar kritik tersebut berkualitas tidak semata-mata karena kebencian dan tidak melenceng dari pembahasan.  Kritik harus dibedakan dengan mengecam, mencaci dan menjelek-jelekkan, ingat pengertian dasar kritik adalah menilai.Tentunya jikalaulah kita menilai sesuatu itu harus obyektif. Tujuan akhir kritik adalah agar pencipta karya atau produk dapat meningkatkan mutu karyanya dikemudian hari.

Untuk mengetahui cara-cara mengkritik yang baik dan sopan sebaiknya  kritik disampaikan untuk memperbaiki pendapat/perilaku seseorang dan bukan didasarkan atas kebencian terhadap orangnya. Selain itu perlu juga di berikan berbagai macam alasan dan bukti-bukti yang kuat sehingga orang itu menyadari kesalahannya. Dalam menyampaikan kritik tentunya juga seseorang harus berbicara dengan efektif, sehingga pembicaraannya bisa ditangkap dengan mudah oleh orang yang kita kritik. Kadang kala yang lebih sulit adalah untuk memilih kata-kata yang tidak menyinggung perasaan. Pada intinya carilah kata-kata yang sopan dan bijaksana, tetapi tetap tidak mengurangi esensi kritiknya.

Ada pendapat yang mengatakan bahwa semakin dewasa seseorang, kritik semakin menyakitkan hatinya, tetapi semakin bijaksana seseorang, kritik akan semakin indah bagi dirinya. Seperti pada kutipan artikel diatas,bahwa kritik berpengaruh pada kedewasaan seseorang yang bijaksana. Karena kritik merupakan bagian dari evaluasi terhadap apa yang dilakukan sehari-hari dan kesalahan yang dilakukan pada diri kita.

Dalam dunia kerja tentunya sudah tidak heran bahwa dikritik atau mengkritik merupakan hal lumrah dan wajar, karena menyangkut pencapaian sebuah target dan etos kerja maupun etika kerja. Tetapi, harus kita renungkan betul-betul apabila kritikan sudah di luar jalur pekerjaan dan sifatnya personal, tidak perlu ditanggapi atau abaikan saja.

Sedangkan pengertian bijaksana adalah selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya), arif, tajam pikiran  serta pandai dan hati-hati (cermat, teliti) apabila menghadapi kesulitan. Menurut Daniel Golleman (2016) kritik yang bijaksana difokuskan pada apa yang telah dilakukan dan dilakukan oleh seseorang, bukan menyudutkan ciri karakteristiknya untuk pekerjaan yang dilakukan dengan baik.

Kaum kritikus banyak jumlahnya di berbagai bidang, termasuk kritikus seni, musik, film, teater atau sandiwara, rumah makan dan penerbitan ilmiah. Kritikus modern mencakup kaum profesi atau amatir yang secara teratur memberikan pendapat atau menginterpretasikan tulisan mereka dalam berbagai media. Kritik juga dapat disampaikan agar orang yang dikritik dapat mengubah perilaku atau menciptakan karya yang lebih baik.  Kritik yang sifatnya membangun adalah kritik yang disampaikan bukan untuk menyerang orang, melainkan untuk menilai suatu karya orang lain. Tentunya yang dinilai adalah karyanya bukan penciptanya. Dalam hal ini sudah sewajarnya kita mempergunakan bahasa yang tidak menyakitkan hati (kasar), tetapi tetap terkesan lugas, tegas, dan santun.

Orang akan patah semangat apabila sekedar diberitahukan bahwa apa yang ia lakukan adalah keliru, namun tidak pernah diberitahu apa kekeliruan yang sudah ia lakukan. Menurut pendapat Harry Levinson, seorang psikoanalis, memberi nasihat tentang seni menyampaikan kritik adalah  pertama : langsung pada sasaran, yakni menyampaikan insiden yang nyata, suatu kejadian yang menggambarkan masalah utama yang membutuhkan perubahan. Kedua : tawarkan suatu solusi, kritik dapat membukakan pintu ke arah kemungkinan-kemungkinan dan alternatif-alternatif yang tidak disadari atau sekadar menggugah kekurang yang perlu diperhatikan. Ketiga: lakukan secara tatap muka, akan sangat efektif apabila dilakukan secara tatp muka dan dalam suasana pribadi. Keempat : peka,  merupakan unsur berempati untuk memahami pengaruh yang dikatakan bagaimana mengatakannya pada orang yang menerimanya.

Waktu yang tepat untuk menyampaikan kritik pada seseorang adalah setelah kesalahannya diketahui. Namun diingat juga bahwa dalam menyampaikan kritik sesegera mungkin itu, tetap jaga emosi. Meredakan emosi membantu kita untuk menyampaikan kritik secara objektif. Kadangkala seorang pemimpin yang menyampaikan kritikan kepada bawahan dengan kemarahan, menggunakan kata-kata yang tidak pantas apabila target untuk memperbaiki kinerja tidak akan tercapai.

Sampaikanlah kritikan itu dengan bijaksana, bukalah pertemuan dengan memberikan pernyataan positif, kemudian sampaikan kritikan. Pastikan bahwa seeorang yang dikritik memahami maksudnya dan mengerti situasi yang sedang dihadapi. Sebuah kritikan sebenarnya sesuatu yang sangat berharga dan mempunyai tujuan yang baik, apabila bisa diterima dengan lapang dada, kita akan mampu mengoreksi kekeliruan yang terjadi dan membuat perbaikan.

Kritik yang bijaksana tentunya kita sampaikan kepada seseorang yang kondisi tubuhnya sehat dan keadaan yang tenang. Karena kondisi hati kedua belah pihak sedang lapang, dan dilakukan dengan situasi yang akrab bersahabat. Sehingga meluncurkan kritik akan lebih ringan dihadapi dan lebih memungkinkan untuk direnungkan secara bijaksana oleh orang yang menerima kritik. Dalam hal menyampaikan kritik yang bijaksana kita harus membantu orang tersebut untuk menemukan solusi terbaik, jalan keluar yang paling tepat.

Menyampaikan kirik yang bijaksana itu jangan lupa menggambarkan apa keuntungannya jikalau ia memperbaiki diri, agar dia termotivasi untuk melakukan perubahan. Bagaimanapun juga pada prinsipnya orang selalu ingin lebih baik. Sehingga kita harus dapat meyakinkan bahwa kritikan yang bijaksana adalah untuk kebaikan dirinya. Jadi orang akan terdorong untuk meninggalkan kesalahannya, melepaskan sifat-sifat buruknya, dan bergerak maju memperbaiki diri, serta dapat meningkatkan prestasinya. Semoga !

Oleh : Uray Iskandar, S.Pd,M.Pd

(Ketua Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia Kabupaten Sambas)




0 Komentar Tog Bhe Maseh:

GURU DALAM MEMBANGUN KARAKTER BANGSA

9:06 AM URAY ISKANDAR 0 Comments






Pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Dalam mengembangkan Pendidikan Karakter Bangsa, kesadaran akan siapa dirinya dan bangsanya adalah bagian yang teramat penting. Kesadaran tersebut hanya dapat terbangun dengan baik melalui sejarah yang memberikan pencerahan dan penjelasan mengenai siapa diri bangsanya di masa lalu yang menghasilkan dirinya dan bangsanya di masa kini. Selain itu, pendidikan harus membangun pula kesadaran, pengetahuan, wawasan dan nilai berkenaan dengan lingkungan tempat diri dan bangsanya hidup.

Upaya terobosan kurikulum berupa pengembangan nilai-nilai yang menjadi dasar bagi Pendidikan Karakter Bangsa dapat dikembangkan pada diri peserta didik akan sangat kokoh dan memiliki dampak nyata dalam kehidupan diri, masyarakat, bangsa dan bahkan umat manusia. Pengembangan budaya dan karakter bangsa hanya dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial, budaya masyarakat dan budaya bangsa.

Setiap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru selalu mengembangkan kemampuan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan untuk pengembangan beberapa nilai peduli sosial, peduli lingkungan, rasa ingin tahu, dan kreatif memerlukan upaya pengkondisian sehingga peserta didik memiliki kesempatan untuk memunculkan perilaku yang menunjukkan nilai-nilai tersebut. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan/atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.

Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Guru mendidik tidak hanya sebatas mentransfer ilmu saja, namun lebih jauh dan pengertian itu yang lebih utama adalah dapat mengubah atau membentuk karakter dan watak  peserta didik agar menjadi lebih baik, lebih sopan dalam tataran etika maupun estetika bahkan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

            Memahami karakter seseorang peserta didik memang sangat sulit, namun sangat penting. Apalagi sebagai guru selalu bersama dengan peserta didik yang sangat banyak dan masing-masing mempunyai karakter-karakter tersendiri. Keadaan atau proses beajar dan mengajar tidak dapat berjalan dengan baik, apabila kita tidak saling mengenal dengan peserta didik. Saling mengenal tidak harus dengan menghafal nama-nama dari peserta didik, tetapi pendidik harus mengenal kepribadian dari setiap peserta didik.

Sebagai guru harus dapat mengendalikan ego dan menambah kesabaran saat berinteraksi dengan peserta didik untuk mengingatkan bahwa hal tersebut salah, benar, sopan dan lain-lain.  Misalnya, seorang peserta didik yang suka bergurau dan menganggap guru adalah teman, saat pendidik melakukan kesalahan dan peserta didik mengejek dengan kata kurang sopan. Apabila kita langsung memarahi dan tidak bisa menahan emosi kita, maka kita akan ditakuti oleh peserta didik dan bisa saja peserta didik tersebut dan yang lain langsung merasa tegang dan akhirnya pada saat peajaran, bukan suasana yang menyenangkan  yang didapat melainkan suasana tegang dan menakutkan.

Membangun karakter dari pintu pendidikan harus dilakukan secara menyeluruh dan terpadu, namun tidak hanya melalui lingkungan pendidikan formal. Dewasa ini sekolah banyak menerapkan penanaman nilai-nilai karakter dengan menyediakan kantin kejujuran. Peserta didik belajar jujur dengan membeli dan mengembalikan uang tanpa dilayani oleh petugas kantin. Lain halnya lagi jikalau peserta didik berada pada lingkungan rumah yakni ketika seorang anak minta ajarkan pekerjaan rumah, bukan mendampingi anak mengerjakan pekerjaan rumah malahan orang tua peserta didik langsung membantu mengerjakan pekerjaan rumah anaknya tersebut.

Pelaksanaan Pendidikan Karakter Bangsa di sekolah memerlukan berbagai perubahan dalam pelaksanaan proses pendidikan yang terjadi di sekolah pada saat sekarang. Perubahan yang diperlukan tidak perlu untuk mengubah sebauh kurikulum yang berlaku tetapi menghendaki sikap baru dan keterampilan baru dari para guru, kepala sekolah, konselor sekolah, maupun pengawas sekolah. Sikap dan keterampilan baru tersebut merupakan persyaratan yang harus dipenuhi untuk keberhasilan perwujudan Pendidikan Karakter Bangsa di sekolah.

Pada dasarnya pengembangan budaya dan karakter bangsa di sekolah tidak dimasukkan sebagai materi pembelajaran tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah. Peran guru disekolah dalam membangun karakter bangsa ditentukan oleh  kedudukannya sebagai pengajar dan pendidik. Berdasarkan kedudukannya sebagai guru maka seorang guru harus menunjukkan kelakuan yang layak bagi guru menurut harapan masyarakat. Guru-guru memperhatikan tuntutan masyarakat tentang kelakuan yang layak bagi guru dan menjadikannya sebagai norma dan kelakuan dalam segala situasi sosial di dalam dan di luar sekolah.

Dengan demikian bahwa pendidikan karakter sangat perlu ditanamkan sedini mungkin untuk mengantisipasi persoalan di masa depan yang semakin komplek seperti semakin rendahnya perhatian dan kepedulian anak terhadap lingkungan sekitar. Pendidikan karakter di sekolah diperlukan untuk mencapai manusia yang memiliki integritas nilai-nilai moral sehingga peserta didik menjadi hormat sesama, jujur dan  peduli dengan lingkungannya. Seorang guru profesional melalui pendalaman pemahamannya tentang budaya organisasi di sekolah, maka ia akan lebih baik lagi dalam memberikan penajaman tentang nilai, keyakinan dan sikap yang penting guna meningkatkan stabilitas dan pemeliharaan lingkungan belajarnya.

Melalui dunia pendidikan di sekolah, bahwa pendidikan karakter mutlak diperlukan bahkan tidak bisa ditunda dengan meneladani para tokoh yang memang patut untuk di contoh. Semoga ke depan bangsa kita lebih beradab, maju dan sejahtera.

Oleh : Uray Iskandar, S.Pd,M.Pd

(Pengawas SMP Dinas Pendidikan Kab. Sambas )


0 Komentar Tog Bhe Maseh:

PERAN PEMIMPIN DALAM PERUBAHAN

1:55 PM URAY ISKANDAR 0 Comments




Pada hakikatnya kehidupan manusia maupun organisasi diliputi oleh perubahan secara berkelanjutan. Disatu sisi karena adanya faktor eksternal yang mendorong terjadinya perubahan, disisi lainnya perubahan justru dirasakan sebagai sautu kebutuhan. Semua yang ada di dunia ini ingin mengalami suatu perubahan.

Menurut Husaini Usman (2006) bahwa perubahan organisasi adalah perpindahan ke arah yang lebih baik untuk mempertahankan keberadaan organisasi terhadap tuntutan perubahan zaman. Jika dalam jangka waktu tertentu sebuah organisasi tidak melakukan perubahan, dapat dipastikan organisasi itu akan ketinggalan. Bahkan bisa kehilangan keberadaan dalam bidangnya. Karena organisasi yang fleksibel dalam menerima perubahan yang terjadi akan tetap mempertahankan keberadaannnya.

Perubahan tidak dapat di hindarkan begitu saja dalam kehidupan manusia. Dimulai oleh dunia usaha yang lebih dulu menyadari bahwa betapa  pentingnya  perubahan bagi peningkatan kualitas produksi yang dihasilkan. Berbagai upaya dan pendekatan telah dilakukan untuk  memecahkan masalah yang timbul akibat adanya perubahan. Menurut Hussey (2006) terdapat enam faktor yang menjadi pendorong bagi kebutuhan akan  perubaan, yaitu : perubahan teknologi terus meningkat, persaingan semakin intensif dan menjadi lebih global, pelanggan semakin banyak tuntutan, profil demografis negara berubah, privatisasi bisnis milik masyarakat berlanjut, pemegang saham minta lebih banyak nilai.

Untuk dapat melakukan perubahan tentunya dilakukan dengan rencana yang matang. Perubahan terencana merupakan kegiatan perubahan yang sengaja dan berorientasi pada tujuan. Tujuan perubahan tentunya untuk dapat  mengupayakan perbaikan kemampuan organisasi dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan.

Perubahan yang tidak direncanakan biasanya berupa perubahan yang tidak dikehendaki dan terjadi di luar jangkauan masyarakat. Karena terjadi di luar perkiraan dan jangkauan, perubahan ini sering membawa masalah-masalah yang memicu kekacauan atau kendala-kendala dalam masyarakat. Oleh karenanya, perubahan yang tidak dikehendaki sangat sulit ditebak kapan akan terjadi.

Perubahan adalah suatu yang pasti terjadi dalam kehidupan dan mempunyai pengaruh yang sangat hebat di dalam masyarakat. Dalam masyarakat selalu ada perasaan yang tidak puas terhadap keadaan, dan harus ada suatu keinginan untuk mencapai perbaikan dengan perubahan keadaan tersebut. Maka dalam hal ini tentunya harus ada seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap mampu memimpin masyarakat tersebut untuk mengadakan suatu perubahan. Pemimpin tersebut dapat menampung keinginan-keinginan tersebut, untuk kemudian merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas dari masyarakat tersebut, kemudian untuk dapat dijadikan program dan acuan serta arah bagi geraknya masyarakat.

            Pada dasarnya pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan yang akan dicapai pada masyarakat. Tujuan yang akan dicapai tentunya bersifat konkret dan masuk akal sehat. Untuk mengadakan suatu perubahan juga harus ada momentum yang tepat dari seorang pemimpin. Semakin kuat kepemimpinan seseorang dalam melakukan tindakan untuk perubahan, maka akan semakin tinggi pula tingkat tercapainya perubahan. Namun sebaliknya, semakin lemah kepemimpinan seseorang dalam mempengaruhi dan menggerakkan orang untuk melakukan perubahan, maka semakin rendah pula tingkat tercapainya perubahan.

Untuk itu seorang pemimpin harus memiliki kredibilitas dan reputasi yang hebat, agar ia mampu memberikan inspirasi dan motivasi kepada setiap orang. Pemimpin juga harus mampu memotivasi dan menginspirasi setiap orang dalam setiap detik kehidupan mereka, untuk bersemangat dan bangkit bersama dengan perubahan yang telah direncanakan. Pemimpin harus membuat setiap orang menyadari bahwa perubahan itu penting, untuk mengubah hal-hal yang tertinggal dengan hal-hal yang baru sesuai dengan peradaban.

Tidak mengherankan, apabila seorang pemimpin juga harus memiliki keterampilan untuk dapat mengenali perubahan-perubahan penting, serta mampu mengambil tempat di dalam hati setiap orang, agar semua orang bisa saling menyatu dan saling berempati, untuk membawa perubahan ke arah yang lebih memberi manfaat  positif bagi setiap manusianya.

Pemimpin juga harus bisa membangkitkan semangat dan gairah perubahan dari setiap orang untuk menyesuaikan diri dengan lebih cepat, serta berjuang keras untuk mendapatkan hasil perubahan yang lebih baik dari sebuah rencana yang ada. Untuk itu, pemimpin harus duduk bersama dengan semua kekuatan sumber daya manusianya, untuk berbicara tentang perubahan-perubahan itu dengan cara-cara penuh inspirasi dan profesional. Jangan sampai tujuan tercapai pemimpin meninggalkan kelompok orang-orang yang mendukung perubahan tersebut.

            Seorang pemimpin diangkat karena memiliki kemampuan yang lebih dalam mengatur dan mengarahkan orang lain dan mampu menjadi representatif dari kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuannya. Dewasa ini banyak kita saksikan bahwa seorang pemimpin selalu ingin mengadakan perubahan yang dilakukan oleh pemimpin terdahulu. Hal tersebut tidak akan banyak berarti apabila perubahan tersebut bukannya memihak untuk kepentingan orang banyak.

Untuk mendapatkan dukungan yang kuat tentunya juga seorang pemimpin harus cerdas dalam membimbing setiap orang, agar berhenti berbeda argumentasi  secara berkepanjangan, dan bahkan selalu mengajak setiap orang untuk melakukan perubahan terhadap tindakan-tindakan yang dianggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan peradabannya.  Salah satu contoh misalnya adalah dalam menentukan tindakan untuk meningkatkan kinerja pegawainya dalam kemampuan manajemen menghadapi perubahan yang tak pasti.

Dengan demikian seorang pemimpin harus selalu menggunakan pola berpikir yang sederhana, lugas dan jelas serta tegas, agar setiap orang tidak terjebak dalam cara berpikir yang merumitkan, sehingga makna perubahan itu tidak menjadi kabur sesuai dengan sebuah cita-cita ataupun tujuan yang ditentukan sebelumnya. Pemimpin adalah orang yang berada di barisan paling depan yang diharapkan para pengikutnya untuk mengarahkan mereka, sehingga tidaklah mengherankan apabila pemimpin yang efektif atau pemimpin yang baik pada umumnya sangat pandai untuk memotivasi diri sendiri dan memotivasi para pengikutnya. Dukungan dari bawah hanya akan muncul secara berkelanjutan ketika pimpinannya benar-benar bermutu atau unggul.

Oleh : Uray Iskandar, S.Pd,M.Pd

(Ketua Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia Kabupaten Sambas)


0 Komentar Tog Bhe Maseh:

SEKOLAH SEBAGAI ORGANISASI PEMBELAJAR

1:53 PM URAY ISKANDAR 0 Comments




Kebutuhan masyarakat Indonesia yang semakin tinggi terhadap pendidikan yang bermutu menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi salah satu pranata kehidupan sosial yang kuat dan berwibawa, serta memiliki peranan yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan peradaban bangsa Indonesia. Pendidikan telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam membangun peradaban bangsa Indonesia dari satu masa ke masa yang lainnya, baik sebelum kemerdekaan maupun sesudah kemerdekaan

Menurut Bischoff ( 2001) organisasi pembelajar adalah organisasi yang mencari untuk menciptakan masa depannya, menjadikan pembelajaran sebagai proses kreatif yang terjadi berkesinambungan bagi seluruh anggotanya, mengembangkan, beradaptasi dan mentransformasikan dirinya dalam menjawab kebutuhan serta aspirasi orang-orang di dalam organisasi ataupun di luar organisasi dan memberi peluang pada seluruh anggota organisasi.

Sekolah sebagai organisasi pembelajar  harus hadir bersama-sama dalam sebuah organisasi di sekolah untuk meningkatkan kualitas pengembangan sumber daya, karena dapat mempercepat proses pembelajaran organisasi dan meningkatkan kemampuannya untuk beradaptasi pada perubahan di sekolah dan mengantisipasi perubahan pada masa depan.

            Sekolah sebagai sistem tersusun dari komponen konteks, input, proses, output dan outcome. Konteks adalah eksternalitas yang berpengaruh terhadap penyelenggaraan pendidikan dan karenanya harus di internalisasikan kedalam penyelenggaraan sekolah. Sekolah yang mampu menginternalisasikan konteks kedalam dirinya akan membuat sekolah sebagai bagian dari konteks dan bukannya terisolasi darinya.

Input sekolah adalah segala sesuatu yang diperlukan untuk berlangsungnya proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar. Proses adalah kejadian berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain dengan kata lain berubahnya siswa belum terdidik menjadi terdidik.  

Output pendidikan adalah hasil belajar yang merefleksikan seberapa efektif proses belajar mengajar diselenggarakan, maksudnya proses belajar ditentukan oleh tingkat efektivitas  dan efisiensi proses belajar mengajar.

Outcome adalah dampak jangka panjang dari hasil belajar baik dari dampak bagi individu tamatan maupun bagi masyarakat. Artinya jika hasil belajar bagus dampaknya juga akan bagus. Dalam kenyataan tidak selalu demikian karena outcome dipengaruhi oleh banyak faktor  diluar hasil belajar.

            Sekolah sebagai organisasi pembelajar berperan dalam hal peningkatan kegiatan guru-guru dalam hal meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar, menerima pelatihan lebih lanjut untuk melengkapi apa yang telah diterima dalam pelatihan, membuat dan mencobakan bahan-bahan atau alat peraga dan alat bantu pengajaran yang akan dipergunakan di kelas masing-masing serta mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi di kelas dan menerima saran-saran.

Sekolah bermutu secara internal sangat erat kaitannya dengan adanya keterlibatan warga sekolah secara totalitas di dalamnya. Mutu menuntut adanya komitmen pada kepuasaan pelanggan yang memungkinkan adanya perbaikan pada para karyawan, siswa dalam mengerjakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Pembelajaran dalam organisasi akan semakin cepat kalau orang mau berbagi wawasan dan belajar bersama-sama. Oleh karena itu semangat belajar dalam tim, cerita sukses atau gagal suatu tim harus disampaikan pada tim yang lainnya. Berbagi wawasan pengetahuan dalam tim menjadi sangat penting untuk peningkatan kapasitas organisasi dalam menambah modal intelektualnya. Organisasi pembelajar memerlukan sumberdaya yang memiliki kompetensi yang tinggi agar bisa beradaptasi dengan tuntutan perubahan, khususnya perubahan teknologi.

Dalam pengembangan organisasi pembelajar, peran kepala sekolah bertindak sebagai koordinator terhadap tim kerja yang telah dibentuknya melalui sebuah implementasi sikap dan gaya kepemimpinan yang fleksibel, terbuka, demokratis serta mampu memberikan pengarahan, bimbingan atau sebuah panutan kepada warga sekolah, sehingga dapat memberikan keleluasaan bagi guru untuk memberikan ide dan sikap yang kreatif dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.

Organisasi pembelajaran merupakan sebuah organisasi dimana setiap individu memiliki perkembangan dan pembelajaran mereka sendiri, dimana organisai mendukung dan menghargai setiap orang untuk belajar, dimana organisasi ini mengembangkan kapasitas belajar untuk menghasilkan kapabilitas yang baru. Sekolah pada masa kini  perlu belajar dari lingkungannya karena sekolah juga merupakan bagian dari lingkungan. Hal ini dapat diwujudkan dengan kolaborasi antar sekolah, kerja sama orang tua atau komite sekolah. Hal ini tentu saja memerlukan struktur, aktivitas dan pekerjaan yang baru dari setiap institusi untuk menggali informasi, bantuan dan orang-orang untuk mencapai misi mereka.

     Sekolah sebagai organisasi pembelajar dengan sistem terbuka, senantiasa mampu beradaptasi dan peka terhadap perubahan atau perkembangan yang terjadi. Setiap aktivitas yang ada di sekolah, harus mengarah pada proses pembelajaran, karena hakikatnya sekolah merupakan organisasi pembelajar. Sekolah sebagai organisasi pembelajar akan selalu bersikap terbuka untuk belajar, sehingga keterlibatn seluruh personil sekolah sangat dominan untuk menciptakan efektivitas sekolah.

Harapan sekolah sebagai organisasi pembelajar memang masih jauh dari apa yang di harapkan, namun membuka diri dengan sebuah wacana baru merupakan sesuatu yang sangat penting, agar ada perubahan paradigma dan visi yang baru yang akan menggerakkan sistem pendidikan Indonesia berubah kearah yang lebih baik dan dapat diukur.

            Warga sekolah harus belajar dan cara belajar bersama agar belajar menjadi lebih efisien dan efektif, tidak hanya bagi perseorangan namun bagi keseluruhan warga sekolah. Belajar menjadi hal yang paling utama untuk mewujudkan perubahan karena jika setiap orang, kelompok maupun  organisasi, benar-benar belajar, maka akan berubah dengan sungguh-sungguh akibat hasil belajar tersebut. Apabila kita benar-benar berubah dan menjadi pembelajar sejati, maka kita akan merefleksikan perubahan-perubahan tersebut, kemudian  akan belajar lebih banyak lagi.

Semoga pihak yang berkecimpung dengan lembaga pendidikan  beranggapan bahwa sekolah sebagai lembaga tempat terjadinya proses pembelajaran, maka mengelola organisasi sekolah memerlukan kebijakan manajemen dan kepemimpinan yang dapat memberi ruang bagi tumbuh kembangnya kreativitas dan inovasi bagi warga sekolah.

Oleh : Uray Iskandar, S.Pd.M.Pd

(Pengawas SMP pada Dinas Pendidikan Kabupaten Sambas)


0 Komentar Tog Bhe Maseh:

Contoh : Program 8 Standar

8:14 PM URAY ISKANDAR 1 Comments




No.
Program Strategis
Strategis Pelaksanaan
Ket.
1
Pemenuhan Standar Kompetensi Lulusan

a

Memberikan pelayanan pendidikan bagi peserta didik dengan memfasilitasi mereka berdasarkan kemampuan (equity) 
1
Melakukan penyeleksian peserta didik

2
Penyeleksian bakat, minat, dan potensi peserta didik untuk pengembangan diri

b

Menyelenggarakan penguatan dan pendalaman kompetensi peserta didik melalui “bimbingan test akademik”  
1
Membuat Program bimbingan test akademik

2
Menyiapkan naskah test

3
Tenaga pengajar

4
Evaluasi (tryout)

c


Membentuk tim mata pelajaran, khususnya untuk mapel Sains, matematika, bahasa inggris,  untuk pencapaian prestasi non akademik
1
Pembentukan tim mata pelajaran Sains

2
Pembentukan tim mata pelajaran Matematika

d

Membangun jaringan masyarakat belajar (multi level learning)
1
Membuat program jaringan belajar

2
Membentuk tim

e

Meningkatan kemampuan ICT melalui mata pelajaran TIK dan kegiatan pengembangan diri (ekstrakurikuler)

1
Menambahkan jam mata pelajaran ICT khusus pada kemampuan internet

2
Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam penguasaan multi media

f

Menganalisis dan merumuskan SKL nasional
1
Workshop perumusan SKL

2
Finalisasi SKL SSN




No.
Program Strategis
Strategis Pelaksanaan
Ket.
2
Pemenuhan Standar Isi

a
Pengembangan KTSP dokumen 1



1
Membentuk Tim penyusun KTSP

2
Mengadakan Workshop dgn mengundang sekolah SSN sbg nara sumber

3
Meriview kurikulum

4
Finalisasi Kurikulum

b
Pengembangan silabus dan rencana pelaksana pembelajaran

1
Membentuk Tim penyusun Silabus dan RPP

2
Mengadakan Workshop

3
Meriview Silabus dan RPP

4
Finalisasi Sibalus dan RPP

c
Membuat program pengembangan diri


1
Membentuk Tim penyusun program pengembangan diri

2
Mengadakan Workshop

3
Meriview kurikulum

4
Finalisasi Kurikulum

d
Pengembangan kurikulum mata pelajaran Sains, matematika, bahasa inggris yang mengarah kepada kurikulum  
1
Menganalisis kurikulum mata pelajaran IPA dengan sains

2
Menganalisis kurikulum mata pelajaran matematika

3
Menganalisis kurikulum mata pelajaran B. Inggris

e
Pengembangan bahan ajar, modul, buku


1
Mengadakan Workshop penyusunan bahan ajar dan media pembelajaran untuk seluruh guru

2
Memfasilitasi workshop atau kegiatan penyusunan melalui optimalisasi penggunaan ruang teachers center (komputer, internet, scanner, printer, dsb)



3
Finalisasi bahan ajar, modul, buku

f
Pengembangan panduan penilaian

1
Menganalisis Standar Penilaian yang terdapat pada SNP dan melakukan adaptasi penilaian bertaraf internasional melalui kegiatan MGMP sekolah



2
Menyusun dan merumuskan panduan penilaian untuk setiap mata pelajaran

3
Pemenuhan standar tenaga pendidik yang berkompeten



a
Melaksanakan Inhouse Trainning


1
Melaksanakan in house trainning 1 tahun 2 kali

2
Pemberian Insentif

3
Penyiapan materi

b
Memperdayakan forum guru (MGMP)

1
Melaksanakan MGMP Sekolah

2
Penyiapan bahan-bahan diskusi

c
Mengikutsertakan guru dalam pelatihan, workshop, seminar/lokakarya baik


1
Mengikutsertakan guru dalam pelatihan

2
Mengikutsertakan guru dalam seminar

3
Mengikutsertakan guru dalam lokakarya

d
Mengikutsertakan guru untuk memperoleh sertifikasi

1
Melakukan kerjasama dengan Lembaga pemberi sertifikasi

2
Mengikuti kursus sertifikasi

3
Transport peserta pelatihan

e
Melaksanakan micro/peer teaching secara berkala

1
Mengundang nara sumber pembelajaran

2
Menyiapkan media dan sumber belajar








No.
Program Strategis
Strategis Pelaksanaan
Ket.
4
Pemenuhan standar sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran

a
Pengembangan ruang penunjang  (bahasa, komputer, biologi, fisika, tata usaha, BK, OSIS dan perpustakaan) berbasis ICT (terkoneksi internet)
1
Membangun jaringan internet untuk semua ruangan

2
Pembelian komputer untuk ruangan penunjang

b
Pengembangan ruang teachers center (pusat pengembangan kompetensi guru) dilengkapi dengan komputer yang terkoneksi internet.
1
Pengadaaan sumber-sumber belajar berbasis elektronik

2
Pembelian komputer/ Laptop

c
Pengembangan dan pemeliharaan studi penyiaran dan pembelajaran


1
Pemeliharaan perangkat keras

2
Perbaikan instalasi

3
Perbaikan perangkat audio

f
Penataan sarana dan prasarana (termasuk infrastruktur) sekolah



1
Merenovasi ornamen tampilan fisik sekolah

2
Mengembangkan taman dan kolam sekolah sebagai sumber belajar

3
Merenovasi WC yg standar

4
Pengembangan sarana olah raga

g
Pengembangan ruang kelas



1
Pengadaan mebeleir

2
Pengadaan komputer kelas

3
Pengadaan jaringan intranet

4
Pengadaan LCD Projektor




No.
Program Strategis
Strategis Pelaksanaan
Ket.
5
Pemenuhan standar proses

a
Mengoptimalisasi penggunaan ruang lab (biologi, fisika, bahasa, ICT) berbasis ICT dalam pembelajaran




1
Pembuatan jadwal kunjungan laboratorium

2
Pemberdayaan petugas laboran

3
Pemberdayaan alat dan bahan

4
Workshop pemberdayaan laboratorium

5
Menyusun Prosedur penggunaan Laboratorium

b
Menciptakan pembelajaran aktif dan menyenangkan.



1
Workshop pembelajaran aktif dan menyenangan

2
Pemanfaatan lingkungan alam sebagai sumber belajar

3
Outdoor learning

4
Out Bond

c
Pembelajaran dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar misalnya mengakses melalui jaringan internet.
1
Pemanfaatan internet sebagai sumber belajar

2
Pemanfaatan CD pembelajaran

3
workshop pengembangan sumber belajar berbasis ICT










No.
Program Strategis
Strategis Pelaksanaan
Ket.
6
Pemenuhan standar  pengelolaan

a
Membuat rencana kegiatan dan anggaran sekolah 


1
Membentuk Tim

2
Mengadakan Workshop penyusunan 

3
Review program

4
Finalisasi Program

b
Mengembangkan sistem administrasi sekolah berbasis ICT

1
Perbaikan jaringan komputer TU

2
Pembelian/pembuatan perangkat lunak administrasi sekolah tambahan

c
Penataan sarana dan prasarana (termasuk infrastruktur) sekolah

1
Mengadakan sosialisasi/ Workshop

2
Mengundang dan musyawarah dengan komite

3
Membentuk Tim dan pelaksanaan

d
Membuat program supervisi pelaksanaan program pembelajaran
1
Membentuk Tim

2
Membuat program

3
Membuat instrumen supervisi

f
Membuat program monitoring dan evaluasi

1
Membentuk Tim

2
Membuat program

3
Membuat instrumen monitoring dan evaluasi




















No.
Program Strategis
Strategis Pelaksanaan
Ket.
7
Pemenuhan  standar pembiayaan

a
Sumber dana pendidikan

1
Mengelola bantuan pembiayaan operasional yang bersumber dari pemerintah (APBN dan APBD) sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan

2
Mengikutsertakan masyarakat dalam pembiayaan sekolah, sebagai pengawasan mutu dan keterlibatan masyarakat untuk rasa memiliki serta citra mutu.

3
Mengikutsertakan orang tua untuk berperan serta dalam pembiayaan sekolah khususnya pada pembiayaan kegiatan pengembangan diri bari peserta didik

b
Pengalokasian dana

1
Pembiayaan yang terprogram sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan untuk pengembangan sekolah minimal pembiayaan untuk memenuhi standar nasional pendidikan

c
Penggunaan dana

1
Penggunaan dana sesuai dengan rambu-rambu dan aturan yang terdapat pada petunjuk penggunaan dana baik yang bersumber dari pemerintah (BOS,) mau yang bersumber dari orang tua siswa

d
Pelaporan penggunaan dana

1
Laporan disusun berdasarkan penggunaan yang ril dan dilaporkan kepada pihak terkait (sebagai sumber dana) baik pemerintah maupun masy dilakukan secara periodik.

e
Dokumen pendukung pelaporan penggunaan dana
1
Pengarsipan dokumen dalam bentuk hardcopy dan softcopy

f
Pendapatan unit usaha sekolah
1
Pemberdayaan Koperasi sekolah sebagai lalu lintas transaksi dan usaha perdagangan di sekolah



2
Pengelolaan kantin sekolah

No.
Program Strategis
Strategis Pelaksanaan
Ket.
8
Pemenuhan Standar Penilaian

a
Pengembangan pedoman dan model evaluasi dan penilaian 
1
Pengadaan buku pedoman penilaian

2
Membuat perangkat penilaian

b
Pengembangan instrumen atau soal-soal untuk berbagai model evaluasi dan penilaian 
1
Penyusunan pengembangan indikator soal (kisi-kisi soal)

2
Pembuatan bank soal

c
Implementasi evaluasi dan penilaian: ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian sekolah, ujian nasional.

1
Pelaksanaan Ulangan Harian

2
Pelaksanaan ulangan tengah semester

3
Pelaksanaan ulangan akhir semester

4
Pelaksanaan ulangan kenaikan kelas

5
Pelaksanaan ujian sekolah

6
Pelaksanaan ujian nasional

9
Pengembangan Budaya dan Lingkungan Sekolah



a
Budaya bersih

1
Pelaksanaan jumat bersih

2
Piket harian peserta didik

3
Optimalisasi petugas kebersihan

4
Lomba Kebersihan antar kelas

b
Lingkungan sehat, asri, indah, rindang, sejuk,  (tamanisasi)

1
Pemeliharaan taman dan kolam

2
Penghijauan lahan sempit

c
Sistem sanitasi/drainasi
Budaya tata krama “in action”
1
Renovasi kamar mandi bertaraf internasional

2
Penyedotan WC berkala



3
Perluasan Septic Tanx

d
Kerjasama dengan Puskesmas
1
Penyuluhan Kesehatan dan kebersihan





1 Komentar Tog Bhe Maseh: