Kepemimpinan Pembelajaran

9:28 AM URAY ISKANDAR 0 Comments





Kepala sekolah mempunyai tugas yang sangat penting di dalam mendorong guru untuk malakukan proses pembelajaran untuk mampu menumbuhkan kemampuan kreatifitas, daya inovatif, kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis dan memiliki naluri jiwa kewirausahaan bagi siswa sebagai produk suatu sistem pendidikan. Materi ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi peningkatan kompetensi kepala sekolah sesuai yang di amanahkan Permendiknas No 13 tahun 2007.

Kepemimpinan merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah. Banyak model kepemimpinan yang dapat di anut dan diterapkan dalam berbagai organisasi, baik profit maupun non profit, namun model kepemimpinan yang paling cocok untuk diterapkan di sekolah adalah kepemimpinan pembelajaran. Dalam implementasi kepemimpinan pembelajaran di sekolah, bahwa seorang kepala sekolah harus memfokuskan kepemimpinan pembelajaran untuk menghasilkan prestasi belajar siswa yang lebih baik. Namun kenyataannya masih banyak sekolah tidak menerapkan model kepemimpinan pembelajaran.

Menurut Wahyudi ( 2009:120) kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menggerakkan, mengarahkan sekaligus mempengaruhi pola pikir, cara kerja setiap anggota agar bersikap mandiri dalam bekerja terutama dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan percepatan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Seorang pemimpin diangkat karena memiliki kemampuan lebih dalam mengatur dan mengarahkan orang lain dan mampu menjadi representatif dari kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuannya.

Kepemimpinan adalah kegiatan untuk dapat mempengaruhi perilaku dan kepentingan orang banyak, agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam proses tersebut seorang pimpinan membimbing, memberi pengarahan, mempengaruhi perasaan dan perilaku orang lain, serta menggerakkan orang lain itu untuk bekerja menuju sasaran yang diinginkan secara bersama.

Daresh dan Playco (1995) dalam PMPTK Kemdiknas (2010:8) mendefinikan kepemimpinan pembelajaran sebagai upaya memimpin para guru agar mengajar lebih baik, yang pada gilirannya dapat memperbaiki prestasi belajar siswanya. Definisi ini kurang komprehensif, karena hanya memfokuskan pada guru.

Ahli lain, Petterson  (1993), dalam PMPTK Kemdiknas (2010:8) mendefinikan kepemimpinan pembelajaran yang efektif sebagai berikut:

a.    Kepala sekolah mensosialisasikan dan menamkan isi dan makna visi sekolahnya dengan baik. Dia juga mampu membangun kebiasaan-kebiasaan berbagi pendapat atau urun rembug dalam merumuskan visi dan misi sekolahnya, dan dia selalu menjaga agar visi dan misi sekolah yang telah disepakati oleh warga sekolah hidup subur dalam implementasinya;

b.    Kepala sekolah melibatkan para pemangku kepentingan dalam pengelolaan sekolah (manajemen partisipatif). Kepala sekolah melibatkan para pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan dan dalam kegiatan operasional sekolah sesuai dengan kemampuan dan batas-batas yuridiksi yang berlaku.

c.    Kepala sekolah memberikan dukungan  terhadap pembelajaran, misalnya dia mendukung bahwa pengajaran yang memfokuskan pada kepentingan belajar siswa harus menjadi prioritas.

d.   Kepala sekolah melakukan pemantauan terhadap proses belajar mengajar sehingga memahami lebih mendalam dan menyadari apa yang sedang berlangsung didalam sekolah.

e.    Kepala sekolah berperan sebagai fasilitator sehingga dengan berbagai cara dia dapat mengetahui kesulitan pembelajaran dan dapat membantu guru dalam mengatasi kesulitan belajar tersebut.



Jadi Kepemimpinan pembelajaran adalah memberikan layanan prima kepada semua siswa agar mereka mampu mengembangkan potensi, bakat, minat dan kebutuhannya. Selain itu juga untuk memfasilitasi pembelajaran agar siswa  prestasi belajar meningkat, kepuasan belajar semakin tinggi, motivasi belajar makin tinggi, keingintahuan terwujud, kreativitas terpenuhi, inovasi terealisir, jiwa kewirausahaan terbentuk dan kesadaran untuk belajar sepanjang hayat karena ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni berkembang  pesat dan tumbuh dengan baik.

Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang komplek dan unik serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah. Dalam mengelola sekolah, kepala sekolah memiliki peran yang sangat besar. Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan menuju sekolah dan pendidikan secara luas.

                           Agar desentralisasi dan otonomi pendidikan dapat berhasil dengan baik, kepemimpinan kepala sekolah perlu diberdayakan. Pemberdayaan yang dimaksud adalah peningkatan kemampuan secara fungsional, sehingga kepala sekolah mampu berperan sesuai dengan tugas, wewenang dan tujuannya. Kepala Sekolah harus bertindak sebagai manajer dan pemimpin pembelajaran yang efektif.

Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Keberhasilan seorang pemimpin akan terwujud apabila pemimpin tersebut memperlakukan orang lain atau bawahannya dengan baik, serta memberikan motivasi agar mereka menunjukan  performance yang tinggi dalam melaksanakan tugas.

Kepemimpinan kepala sekolah merupakan kemampuan untuk menggerakkan tenaga kependidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Kepemimpinan Kepala Sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk mewuudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Dalam mengarahkan visi dan misi pemimpin harus menetapkan tujuan ke arah kegiatan yang tepat dan memerintahkan untuk bergerak.

Kepala Sekolah adalah pemimpin pendidikan pada tingkat sekolah, sehingga ia juga harus menghindarkan diri dari wacana retorika dan perlu membuktikan bahwa ia memiliki kemampuan kerja secara profesional serta menghindarkan diri dari aktivitas yang dapat menyebabkan pekerjaan yang ada di sekolah menjadi sangat membosankan.

Kepala sekolah merupakan orang atau personil kependidikan yang memiliki peran besar dalam mencapai keberhasilan pengelolaan suatu sekolah, sedangkan guru berada posisi lain yang berperan besar dalam keberhasilan proses belajar mengajar di dalam kelas disamping peran siswa, karyawan sekolah dan juga orang tua siswa. Kualitas kepemimpinan kepala sekolah yang didalamnya terdapat juga kepribadian, keterampilan dalam mengelola sekolah termasuk dalam menangani masalah yang timbul di sekolah, gaya kepemimpinan serta kemampuan menjalin hubungan antar manusia sangat menentukan atau memiliki pengaruh yang besar terhadap kualitas proses belajar dan mengajar di sekolah.

Dalam hal ini keberhasilan kepala sekolah dalam memimpin sekolah akan tampak dari apa yang dikerjakannya. Hal ini penting untuk dikedepankan karena apa yang telah dikerjakan kepala sekolah melalui kebijakan yang telah ditetapkan akan mempengaruhi kondisi fisik dan psikis para guru, siswa dan karyawan sekolah. Guru akan dapat melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab apabila ia merasa puas terhadap kepemimpinan kepala sekolah. Oleh sebab itu seorang kepala sekolah dalam memimpin agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik ia juga harus memperhatikan secara kultural, baik bagi guru, siswa, karyawan sekolah, orang tua siswa serta lingkungan masyarakat.

Menurut Mulyasa, dalam Deni Koswara (2008:57) kepemimpinan seseorang sangat berkaitan dengan kepribadian, dan kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin dalam sifat-sifat yang jujur, percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil resiko dan keputusan, berjiwa besar, emoso yang stabil dan teladan.

Selanjutnya menurut Mulyono (2008:143) kepemimpinan kepala sekolah merupakan ruh yang menjadi pusat sumber gerak organisasi untuk mencapai tujuan dalam meningkatkan kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif dengan para guru dalam situasi yang kondusif.  Perilaku kepala sekolah harus dapat mendorong kinerja para guru dengan menunjukkan rasa bersahabat, dekat dan penuh pertimbangan terhadap para guru, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, seorang kepala sekolah pada hakikatnya adalah seorang perencana, organisator, pemimpin  dan seorang pengendali. Keberadaan seorang kepala sekolah diperlukan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan dimana di dalam organisasi yang di pimpinnya berkembang berbagai macam pengetahuan serta organisasi yang menjadi tempat untuk membina dan mengembangkan karir sumber daya manusia.

Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dapat dilihat berdasarkan kriteria, mampu memberdayakan guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar dan produktif.  Kepala sekolah dapat menjelaskan tugas dan pekerjaannya sesuai waktu yang telah ditetapkan, mampu membangun hubungan yang harmonis dengan guru dan masyarakat dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah.

Kepemimpinan kepala sekolah memiliki peran strategi dalam kerangka manajemen dan kepala sekolah merupakan salah satu faktor terpenting dalam menunjang keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan. Kepala sekolah adalah pengelola satuan pendidikan yang bertugas menghimpun, memanfaatkan, mengoptimalkan seluruh potensi dan sumber daya manusia, sarana dan prasarana serta sumber dana yang ada untuk membina sekolah dan masyarakat sekolah yang dikelolanya. Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang serba komplek, serta mampu melaksanakan peran kepala sekolah sebagai seorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah. 

Keterampilan kepemimpinan kepala sekolah harus ditunjang oleh kecerdasan dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh organisasi sekolah. Permasalahan yang dihadapai oleh sekolah merupakan bagian dari dinamika kepemimpinan, sebab suatu permasalahan yang muncul dapat diukur dari segi jelas kedudukannya dalam struktur keilmuan yang dikembangkan oleh sekolah sebagai lembaga pendidikan.

Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif tentunya tanggap terhadap permasalahan dan dapat melakukan pengamatan terhadap latar belakang munculnya suatu permasalahan yakni dengan cara mengumpulkan data informasi yang lebih akurat dan menyeleksi penyebab permasalahan tadi serta dapat menyelesaikan permasalahan secara ilmiah dan rasional yang akan bermanfaat bagi perkembangan organisisasi sekolah.

Sebagai pemimpin, seorang kepala sekolah harus memiliki sejumlah kemampuan dan kepribadian yang berkarakter, memiliki keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan profesional serta memahami administrasi dan pengawasan. Seorang kepala sekolah bisa saja memiliki lebih banyak jenis kekuasaan apabila dibandingkan dengan kepala sekolah yang lainnya, karena tergantung pada potensi sekolah yang dimiliki.

Kepemimpinan pembelajaran sangat cocok diterapkan di sekolah karena misi utama sekolah adalah mendidik semua siswa dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang diperlukan untuk menjadi orang dewasa yang sukses dalam menghadapi masa depan yang belum diketahui dan sarat dengan tantangan.

Berdasarkan pendapat Sudarwan Danim ( 2010: 195 ) ada delapan dimensi penting kepemimpinan pembelajaran :

1).   Menghargai rekan sekerja, administrator sekolah yang efektif saling menghargai rekan kerja serta usaha-usaha dan sumbangan mereka.

2).   Berhubungan dengan orrang lain, kemampuan berhubungan dengan orang lain untuk menilai sumber daya manusia dari suatu sistem sekolah dan karakteristik umum administrator yang efektif.

3).   Membina hubungan kolaboratif, administrastor sekolah menyediakan lingkungan yang mendorong dan mempromosikan hubungan kolaboratif yang produktif.

4).   Komunikator dan pendengar yang baik, pemimpin perubahan adalah komunikator dan pendengar yang unik dan cekatan

5).   Pemimpin perubahan proaktif, pemimpin perubahan yang proaktif mengambil inisiatif, mengantisipasi dan mengenali perubahan-perubahan dalam lingkungan organisasi

6).   Mengenali lingkungan, pemimpin perubahan mengenali lingkungan dan arah organisasi mereka

7).   Menghadapi kenyataan, pemimpin perubahan lebih proaktif dan menghadapi tantangan ketimbang menghindarinya.

8).   Mengambil resiko, pemimpin perubahan berani mengambil resiko.



Kepemimpinan pembelajaran merupakan kepemimpinan yang memfokuskan atau menekankan pada pembelajaran yang komponen-komponennya meliputi kurikulum, proses belajar mengajar, penilaian hasil belajar, penilaian serta pengembangan guru, layanan prima dalam pembelajaran dan pembangunan komunitas belajar di sekolah.

Kepemimpinan pembelajaran kepala sekolah digambarkan sebagai kepemimpinan yang membangkitkan atau memotivasi guru dan pegawai yang ada di sekolah untuk dapat berkembang dan mencapai kinerja atau tingkat yang lebih tinggi lagi sehingga mampu mencapai lebih dari yang mereka perkirakan sebelumnya. Dalam konteks kepemimpinan, kepala sekolah menunjukkan kuatnya kemauan untuk mendorong pemahaman terhadap pandangan orang lain, memperlakukan orang lain dengan penuh hormat, menyiapkan anak buah untuk siap mengorbankan diri sendiri demi kepentingan kelompok dan sebagai pemberi inspirasi, mendatangkan antusiasme, loyalitas, dan menciptakan diri dan anak buah siap mengorbankan kepentingan pribadi untuk keperluan umum yang memerlukannya.

0 Komentar Tog Bhe Maseh:

Kepala Sekolah Sebagai Manajer

9:23 AM URAY ISKANDAR 0 Comments




Sekolah yang sehat memiliki kultur organisasi sekolah yang baik. Sekolah dikatakan sehat bila terdapat dorongan dan semangat yang tinggi. Moral kerja yang tinggi jika kepala sekolah, guru dan staf selalu bekerja dengan semangat yang tinggi, sangat antusias, bergairah, dan sebagainya. Selanjutnya sekolah sehat bila sekolah itu terhindar dari tekanan-tekanan berbagai pihak.

       Manajemen adalah suatu aktifitas atau seni dalam mengatur dan mengetahui secara tepat apa yang ingin dikerjakan melaui proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasandalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

       Dalam melakukan peran dan tugasnya sebagi manajer bahwa kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk mendayagunakan tenaga kependidikan melalui kerjasama, memberi kesempatan kepasa tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya bahwakn mendorong adanya suatu keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.

       Kemampuan memberdayakan tugas, peran tenaga kependidikan di sekolah harus diwujudkan  dalam pemberian arahan secar dinamis dan terus menerus. Pengkoordinasian tenaga kependidikan dalam pelaksanaan pemberian hadiah.

       Menurut Wahyudi ( 2009:65  ) Kepala Sekolah harus berusahan untuk mendorong keterlibatan semua tenaga kependidikan dalam setiap kegiatan di sekolah. Dalam hal ini kepala sekolah bisa berpedoman pada :

a.       Asas tujuan, bahwa kebutuhan tenga kependidikan akan harga dirinya mungkin dicapai dengan turut menyumbang pada suatu tujuan yang lebih tinggi. Kemampuan untuk menyampaikan dan menanamkan tujuan merupakan seni yang harus dimiliki oleh kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya.

b.      Asas keunggulan, bahwa setiap tenaga kependidikan membutuhkan kenyamanan serta harus memperoleh kepuasan dan memperoleh penghargaan pribadi.

c.       Asas mufakat, kepala sekolah harus mampu menghimpun gagasan bersama serta membangkitkan tenaga kependidikan untuk berpikir kreatif  dalam melaksanakan tugasnya.

d.      Asas kesatuan, kepala sekolah harus bverusaha untuk menjadikan tenaga kependidikan sebagai pengurus upaya-upaya pengembangan sekolah. Hal ini untuk menumbuhkan rasa kepemilikan pada tenaga kependidikan terhadap sekolah.

e.       Asas persatuan, kepala sekolah harus mendorong untuk meningkatkan profesionalismenya dalam melaksanakan tugas dan fungsinya untuk mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi sekolah.

f.       Asas empirisme,  kepala sekolah harus mampu bertindak berdasarkan atas nilai dan angka-angka yang menunjukkan prestasi para tenaga kependidikan, karena data yang memuat komponen sekolah  memegang peranan yang sangat penting.

g.      Asas keakraban, kepala sekolah harus berupaya menjaga keakraban  agar tugas dapat dilaksanakan dengan lancar,

h.      Asas integritas, kekuasaan untuk menciptakan dan memobilisasi energi seluruh tenaga kependidikan untuk melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

        Kepala sekolah dituntut memiliki kompetensi dasar yang disyaratkan Peraturan di dalam Permen Diknas Nomor 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah yang disahkan pada 17 April tahun 2007 dijelaskan bahwa kepala sekolah mempunyai 5 kompetensi utama yaitu: kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan kompetensi sosial. Namun, dalam penulisan ini, penulis fokuskan hanya pada peran kepala sekolah / Madrasah sebagai manajer yang mempunyai tanggung jawab manajerial, yang meliputi beberapa aspek, yaitu:

a.  Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan.

b.     Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan.

c.   Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah/madrasah secara optimal.

d.   Mengelola perubahan dan pengembangansekolah/madrasah menuju organisasi pembelajar yang efektif.

e.  Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik.

f.   Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.

g. Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optimal.

h. Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/madrasah.

i.   Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik.

j.   Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.

k.  Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien.

l.    Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/ madrasah.

m.  Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah.

n.   Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan.

o.   Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah.

p.   Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak anjutnya.( http://rifqiemaulana.wordpress.com/2009/07/11/kepimpinan-manajerial-kepala-sekolah/ akses tanggal 17 Desember 2010 )

Beberapa hal di atas merupakan satu kompetensi dari 5 kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah. Namun, bagaimana kenyataan di lapangan? Masih banyak peran serta semua pihak baik itu pemerintah, guru, masyarakat, dan lainnya untuk dapat menjalankan peran dan kompetensi mereka sampai pada batas minimal sebagaimana diamanatkan oleh Permen No. 13 thn 2007 tersebut.

0 Komentar Tog Bhe Maseh:

BELAJAR MENJADI GURU “ KELAS INSPIRASI”

9:12 AM URAY ISKANDAR 0 Comments




Kelas Inspirasi adalah merupakan sebuah kegiatan yang mewadahi profesional dari berbagai sektor untuk ikut serta berkontribusi pada kemajuan pendidikan di Indonesia. Kelas Inspirasi merupakan solusi bagi para profesional Indonesia yang ingin berkontribusi dengan mengajar di lingkungannya.

Hal ini membuka pintu interaksi positif antara kaum profesional dengan sekolah tempat dia berpartisipasi untuk berbagi cerita dan pengalaman kerja juga motivasi meraih cita-cita. Cerita tersebut akan menjadi bibit untuk para siswa bermimpi dan merangsang tumbuhnya cita-cita tanpa batas pada diri mereka.

Sebetulnya tidak hanya tenaga profesional saja yang perlu turun menginspirasi anak Indonesia. Tetapi boleh juga dari perbagai kalangan, karena setiap profesi memiliki andil yang besar dalam memberikan inspirasi, bukan hanya profesi yang membutuhkan pendidikan tinggi yang dapat menginspirasi peserta didik. Namun dengan adanya relawan pengajar tenaga profesional, peserta didik lebih mengetahui informasi yang mendalam mengenai apa cita – citanya dan bagaimana menggapai cita – citanya tersebut.

Dalam mengembangkan pendidikan, kesadaran akan siapa dirinya dan bangsanya adalah bagian yang teramat penting. Kesadaran tersebut hanya dapat terbangun dengan baik melalui sejarah yang memberikan pencerahan dan penjelasan mengenai siapa diri bangsanya di masa lalu yang menghasilkan dirinya dan bangsanya di masa kini. Selain itu, pendidikan harus membangun pula kesadaran, pengetahuan, wawasan dan nilai berkenaan dengan lingkungan tempat diri dan bangsanya hidup.

Upaya terobosan kurikulum berupa pengembangan nilai-nilai yang menjadi dasar bagi pendidikan dapat dikembangkan pada diri peserta didik akan sangat kokoh dan memiliki dampak nyata dalam kehidupan diri, masyarakat, bangsa dan bahkan umat manusia. Pengembangan budaya dan karakter bangsa hanya dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial, budaya masyarakat dan budaya bangsa.

Setiap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru selalu mengembangkan kemampuan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan untuk pengembangan beberapa nilai peduli sosial, peduli lingkungan, rasa ingin tahu, dan kreatif memerlukan upaya pengkondisian sehingga peserta didik memiliki kesempatan untuk memunculkan perilaku yang menunjukkan nilai-nilai tersebut. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan/atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.

Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Guru mendidik tidak hanya sebatas mentransfer ilmu saja, namun lebih jauh dan pengertian itu yang lebih utama adalah dapat mengubah atau membentuk karakter dan watak  peserta didik agar menjadi lebih baik, lebih sopan dalam tataran etika maupun estetika bahkan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

            Memahami karakter seseorang peserta didik memang sangat sulit, namun sangat penting. Apalagi sebagai guru selalu bersama dengan peserta didik yang sangat banyak dan masing-masing mempunyai karakter-karakter tersendiri. Keadaan atau proses beajar dan mengajar tidak dapat berjalan dengan baik, apabila kita tidak saling mengenal dengan peserta didik. Saling mengenal tidak harus dengan menghafal nama-nama dari peserta didik, tetapi pendidik harus mengenal kepribadian dari setiap peserta didik.

Apabila kita ingin belajar menjadi guru kelas inspirasi sikap yang paling utama ditanamkan adalah sukarela. Dalam hal ini tentunya semua pihak yang terlibat mengikuti kegiatan kelas inspirasi dengan penuh kerelaan hati. Mereka yang terlibat tanpa paksaan, baik sekolah maupun peserta didiknya bahkan para pegiatnya. Berikutnya juga terbebas dari berbagai macam kepentingan. Kegiatan kelas inspirasi bebas dari relasi dengan institusi perusahaan/lembaga tempat pegiat bekerja, relasi dengan motif pemasaran perusahaan dan berbagai kepentingan nonpendidikan yang tidak relevan.

Sikap lain yang perlu juga dimiliki adalah siap untuk belajar. Dalam hal ini kita harus memiliki sikap terbuka dan saling belajar, baik sekolah, dan semua pihak yang terlibat. Para relawan terbuka belajar khususnya bagaimana mengajar di depan kelas, sekolah juga terbuka dengan masukan dari relawan khususnya tentang penyelenggaraan kegiatan kelas inspirasi.

Dengan demikian semua unsur yang terlibat akan selalu siap untuk bersilaturahmi. Kita memang selalu harus terbuka untuk membangun silaturahmi, baik relawan maupun sekolah. Relawan dan sekolah terbuka, saling rendah hati dan tulus untuk terus menjalin silaturahmi demi kemajuan sekolah dan pendidikan.

Sebagai guru harus dapat mengendalikan ego dan menambah kesabaran saat berinteraksi dengan peserta didik untuk mengingatkan bahwa hal tersebut salah, benar, sopan dan lain-lain.  Misalnya, seorang peserta didik yang suka bergurau dan menganggap guru adalah teman, saat pendidik melakukan kesalahan dan peserta didik mengejek dengan kata kurang sopan. Apabila kita langsung memarahi dan tidak bisa menahan emosi kita, maka kita akan ditakuti oleh peserta didik dan bisa saja peserta didik tersebut dan yang lain langsung merasa tegang dan akhirnya pada saat peajaran, bukan suasana yang menyenangkan  yang didapat melainkan suasana tegang dan menakutkan.

Bagi para profesional pengajar, kelas inspirasi dapat memberi pengalaman mengajar di depan kelas sebagai bentuk kontribusi yang nyata dan aktif terhadap perbaikan masa depan bangsa. Interaksi antara para profesional dengan peserta didik dan guru diharapkan dapat berkembang nantinya menjadi lebih banyak gagasan dan kegiatan yang melibatkan kontribusi kaum profesional.

Mari kita belajar menjadi guru kelas inspirasi untuk saling percaya bahwa ini bukan tentang diri relawan, bukan tentang para pengurus sekolah tetapi demi peserta didik yang akan lebih percaya diri dan siap untuk berjuang menggapai cita-cita mereka.

Oleh : Uray Iskandar, S.Pd,M.Pd

(Ketua Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia Kabupaten Sambas)


0 Komentar Tog Bhe Maseh:

PEMBELAJAR SEPANJANG HAYAT

9:11 AM URAY ISKANDAR 0 Comments




Pembelajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh setiap individu untuk mendapatkan suatu perubahan tingkah laku dalam hal mendapatkan ilmu pengetahuan menjadi ke arah yang lebih baik. Pembelajar sepanjang hayat dapat  membantu seseorang agar memperoleh berbagai pengalaman dan tingkah laku setiap individu yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap serta perilaku menjadi bertambah, baik kuantitas maupun kualitasnya.

Manusia tidak akan pernah memahami segala sesuatu tanpa dibarengi dengan ilmu, karena ilmu itu sendiri adalah sebagai kunci untuk memasuki dunia pemahaman. Sedangkan berpikir merupakan ciri khas dari aktivitasnya manusia. Manusia berpikir adalah sebagai perkembangan ide dan konsep. Akan tetapi, tidak semua berpikir itu menghasilkan ilmu, pemikiran yang dapat menghasilkan ilmu adalah pemikiran yang benar-benar sistematis dan sungguh-sungguh yakni cara berpikir yang berdisiplin, dimana seseorang yang berpikir tidak membiarkan ide dan konsep dipikirannya tanpa arah, tetapi senantiasa diarahkan pada tujuan-tujuan terentu.

Pembelajar juga merupakan sebuah proses komunikasi yang berlangsung dalam suatu sistem. Kegiatan pembelajaran adalah merupakan suatu proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap,  pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Pada dasarnya pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi  yang ada menjadi kompetensi dimiliki oleh setiap manusia dalam hal belajar sesuai dengan apa yang yang akan diharapkan oleh seseorang untuk mendapatkan pengetahuan. Dalam hal ini tentunya dapat dikatakan bahwa seseorang yang melakukan belajar merupakan aktivitas yang sangat vital untuk meningkatkan kompetensi bagi setiap individu.

Menurut Sudarwan Danim (2010) manusia pembelajar adalah orang-orang yang menjadikan kegiatan belajar, sebagai bagian dari kehidupan dan kebutuhan hidupnya. Manusia pembelajar belajar dari banyak hal, misalnya dari pengalaman keberhasilan atau kegagalan orang lain, pengalaman diri sendiri yang bersifat sukses atau yang bersifat gagal. Masih menurut beliau ada enam pilar utama yang mutlak untuk menjadi manusia pembelajar adalah : rasa ingin tahu, optimisme, keikhlasan, konsistensi, pandangan visioner dan tuntutan pekerjaan.

Dalam suatu kegiatan belajar dapat terjadi pengembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan dalam kombinasi dan penekanan yang bervariasi. Setiap kegiatan belajar memiliki kombinasi dan penekanan yang berbeda dari kegiatan belajar lain tergantung dari sifat muatan yang akan dipelajari oleh setiap individu untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.  Meskipun kita ketahui bahwa pengetahuanlah yang  selalu menjadi unsur penggerak untuk pengembangan kemampuan yang lainnya dalam pengembangan sikap individu tersebut.

Sekarang banyak kita temukan individu yang menjadi pembelajar sepanjang hayat dan tentunya tidak memandang usia. Oleh karena mereka beranggapan bahwa usia bukan menjadi kendala dalam hal menuntut ilmu pengetahuan. Dengan memiliki ilmu pengetahuan orang menjadi tahu tentang segala sesuatu yang dipelajarinya. Tentunya orang yang menjadi pembelajar sepanjang hayat, maka ia tidak akan pernah berhenti untuk belajar. Mereka juga tidak mempersoalkan dimana tempat ia dalam belajar. Bahkan mereka juga tidak memilih waktu yang paling tepat untuk belajar yakni kapan saja. Tidak heran kita menemukan orang selalu membawa bahan bacaannya pada tempat-tempat umum ketika sedang menunggu jadwal antrian.

Pembelajaran sepanjang hayat merupakan sebuah gagasan seseorang dalam belajar yang berkesinambungan. Karena dengan menjadi pembelajar sepanjang hayat, seseorang akan mendapatkan ilmu pengetahuan yang terkini. Bagi seorang pembelajar tentunya ia memiliki minat untuk belajar yang tinggi sekali. Hal ini di perkuat oleh Sardiman A.M (2016) bahwa seseorang yang memiliki minat dapat membangkitkan dirinya untuk belajar karena adanya suatu kebutuhan, menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau, memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik. Dengan demikian seseorang akan berhasil dalam belajar, apabila seseorang tersebut memiliki minat yang tinggi untuk belajar.

Belajar sepanjang hayat merupakan landasan untuk dapat menumbuhkan kembangkan seseorang yang  gemar dalam belajar. Setiap individu yang gemar belajar dapat terwujud apabila setiap orang selalu mencari dan menemukan sesuatu yang baru dan bermakna untuk dapat meningkatkan hasil belajar. Apabila seseorang sudah mendapatkan hasil belajar, tentunya mereka tidak hanya sampai puas pada suatu pengetahuan yang ia dapatkan, karena selalu merasa kurang dan kurang dalam mendapatkan pengetahuan yang dicari.

Kegiatan belajar yang dilakukan oleh setiap individu diatas tidak terbatas hanya untuk mengetahui atau belajar sesuatu, namun tidak juga belajar hanya untuk memecahkan suatu permasalahan  yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan belajar tentunya dilakukan secara terarah untuk kepentingan dan kemajuan dalam kehidupannya. Pembelajar sepanjang hayat juga memberikan dampak yang positip bagi pembelajar untuk dapat melakukan sesuatu, bahkan  belajar untuk hidup bersama dalam kehidupan bermasyarakat.

Dengan demikian tentunya akan banyak sekali bermunculan berbagai layanan pendidikan yang diselenggarakan oleh pihak-pihak yang peduli dengan ilmu pengetahuan maupun sebagai pembelajar. Ditambah lagi dengan adanya berbagai macam teknologi informasi yang akan memberikan suatu  kemudahan bagi masyarakat dan lembaga pendidikan untuk dapat melakukan kegiatan belajar secara individual tanpa batas waktu dan tempat.

Terakhir dapat kita katakan bahwa untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat, seseorang akan mempunyai sebuah konsep, ide dan gagasan dalam proses belajar yang berlangsung secara terus menerus dalam setiap diri individu, kapanpun, dimanapun dan dengan siapapun. Untuk menjadi pembelajar  sepanjang hayat kita hendaknya harus kreatif, dan responsif sehingga akan mampu memuaskan minat setiap individu dan masyarakat dalam kehidupannya. Pembelajar sepanjang hayat dalam perwujudannya akan dapat membentuk suatu totalitas dari belajar yang berlangsung bagi setiap individu, baik pada lingkungan keluarga, sekolah dan kehidupan masyarakat. Semoga !

Oleh : Uray Iskandar, S.Pd,M.Pd

(Ketua Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia Kabupaten Sambas)

0 Komentar Tog Bhe Maseh:

KEKUASAAN SEORANG PEMIMPIN

9:09 AM URAY ISKANDAR 0 Comments




Pemimpin adalah orang-orang yang menentukan tujuan, motivasi dan dan tindakan kepada orang lain. Seorang dapat diangkat sebagai pemimpin karena mempunyai kelebihan dari orang lain, ia dapat mempengaruhi orang lain bahkan ia memiliki kekuasaan untuk dapat mempengaruhi orang lain. Kelebihan itu ada yang berasal dari dalam dirinya ada juga yang berasal dari luar dirinya. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khusus, sehingga ia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama.

Pemimpin adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau anggota kelompoknya  untuk mencapai tujuan bersama dalam wadah organisasi resmi maupun tidak resmi. Kepemimpinan adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi dan membuat orang lain mampu memberikan kontribusinya demi efektivitas dan keberhasilan organisasi. Seorang pemimpin memiliki kemampuan individu untuk mengkoordinasikan, mengarahkan dan mempengaruhi orang lain untuk saling bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi.  

Dengan demikian dapat dilihat adanya perbedaan-perbedaan yang dimiliki di dalam berbagai aspek, termasuk di dalamnya siapa yang menggunakan pengaruh, sasaran yang ingin diperoleh dari pengaruh tersebut, cara bagaimana pengaruh tersebut digunakan, serta hasil dari usaha menggunakan pengaruh tersebut. Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain untuk mencapai sesuatu dengan cara yang diinginkan.  Orang-orang yang berada pada pucuk pimpinan suatu organisasi, memiliki kekuasaan dalam konteks mempengaruhi perilaku orang-orang yang secara struktural organisator berada di bawahnya. Bagaimana ia menjalankan pengaruh kekuasaannya dalam mencapai suatu tujuan sehingga apa yang menjadi sebuah cita-cita bersama dapat tercapai.

Menurut French dan Raven, ada lima tipe kekuasaan, yaitu : pertama : reward power, kekuasaan ini memusatkan perhatian pada kemampuan untuk memberi ganjaran atau imbalan atas pekerjaan atau tugas yang dilakukan orang lain. Kekuasaan ini akan terwujud melalui suatu kejadian atau situasi yang memungkinkan orang lain menemukan kepuasan. Kedua, coercive power yaitu sebuah kekuasaan yang paksaan lebih memusatkan pandangan kemampuan untuk memberi hukuman kepada orang lain. Bawahan merasakan bahwa atasannya yang mempunyai pengaruh untuk menghukum dengan pekerjaan ataupun tugas-tugas yang sulit. Ketiga, referent power adalah kekuasaan yang didasarkan pada satu hubungan kesukaan yang mempunyai kualitas atau persyaratan seperti yang diinginkannya. Seorang pimpinan akan mempunyai referensi terhadap para bawahannya yang mampu melaksanakan pekerjaan dan bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan atasannya. Keempat,  expert power yaitu sebuah kekuasaan yang berdasar pada keahlian. Seseorang yang mempunyai kekuasaan, pastilah ia memiliki pengetahuan, keahlian dan informasi yang lebih banyak dalam memecahkan suatu persoalan. Kelima, legitimate power adalah kekuasaan yang sebenarnya melalui suatu persetujuan dan kesepakatan diberi hak untuk mengatur dan menentukan perilaku orang lain dalam suatu organisasi. Kekuasaan ini bersandar pada struktur sosial suatu organisasi, dan terutama pada nilai-nilai kultural.

Dari lima tipe kekuasaan yang harus diingat bahwa kekuasaan hampir selalu berkaitan dengan praktik-praktik seperti penggunaan rangsangan atau paksaan guna mengamankan tindakan menuju tujuan yang telah ditetapkan. Seharusnya orang-orang yang berada di pucuk pimpinan, mengupayakan untuk sedikit menggunakan rangsangan  dan paksaan. Sebab secara alamiah cara yang paling efisien dan ekonomis supaya bawahan secara sukarela dan patuh untuk melaksanakan pekerjaan adalah dengan cara mempersuasi mereka. Cara-cara memberikan rangsangan ataupun insentif serta paksaan ini selalu lebih mahal, dibanding jika karyawan secara spontan termotivasi untuk mencapai tujuan organisasi yang mereka pahami berasal dari kewenangan yang sah.

Dengan demikian bahwa kekuasaan adalah kemampuan mempengaruhi orang lain untuk mencapai sesuatu dengan cara yang diinginkan. Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, maka mungkin sekali setiap interaksi dan hubungan sosial dalam suatu organisasi melibatkan penggunaan kekuasaan. Cara pengendalian unit organisasi dan individu di dalamnya berkaitan dengan penggunaan kekuasaan. Kekuasaan melibatkan hubungan antara dua orang atau lebih. Dikatakan seseorang mempunyai kekuasaan atas orang lain, jika ia dapat menyebabkan orang lain untuk melakukan sesuatu di mana ia tidak ada pilihan kecuali melakukannya. Kekuasaan selalu melibatkan interaksi sosial antar beberapa pihak, lebih dari satu pihak.

Dengan demikian seorang individu atau kelompok yang terisolasi tidak dapat memiliki kekuasaan karena kekuasaan harus dilaksanakan atau mempunyai potensi untuk dilaksanakan oleh orang lain atau kelompok lain.

Pemimpin adalah orang yang berada di barisan paling depan yang diharapkan para pengikutnya untuk mengarahkan mereka, sehingga tidaklah mengherankan apabila pemimpin yang efektif atau pemimpin yang baik pada umumnya sangat pandai untuk memotivasi diri sendiri dan memotivasi para pengikutnya. Dukungan dari bawah hanya akan muncul secara berkelanjutan ketika pimpinannya benar-benar bermutu atau unggul. Kepemimpinan sangat penting dan akan berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas seorang pemimpin  yang akhirnya akan berpengaruh juga pada pencapaian tujuan yang diharapkan. Selain itu dengan motivasi kerja seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi peningkatan kinerja dalam sebuah organisasi.

Pemimpin juga harus menghindarkan diri dari wacana retorika dan perlu membuktikan bahwa ia memiliki kemampuan kerja secara profesional serta menghindarkan diri dari aktivitas yang dapat menyebabkan pekerjaan yang ada menjadi sangat membosankan. Seorang pemimpin memiliki peran yang sangat besar dalam mencapai keberhasilan pengelolaan suatu organisasi.  Kualitas kepemimpinan seorang dapat dilihat dari kepribadiannya, ketrampilannya dalam mengelola organisasi termasuk dalam menangani masalah yang timbul, gaya kepemimpinannya serta kemampuan menjalin hubungan antar manusia. Dengan demikian kekuasaan akan melekat pada diri seseorang pemimpin dan merupakan sebuah variabel yang dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi. Besar kecilnya pengaruh kepemimpinan seseorang sangat tergantung pada seberapa banyak jenis kekuasaan yang ia miliki dan seberapa tepat ia menerapkannya.

Oleh : Uray Iskandar, S.Pd,M.Pd

(Ketua Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia Kabupaten Sambas)


0 Komentar Tog Bhe Maseh: