BELAJAR MENJADI PEMIMPIN PERUBAHAN

6:24 AM URAY ISKANDAR 0 Comments



Untuk menjadi seorang pemimpin harus memiliki semangat untuk terus menjaga sikap fokus atau selalu konsisten pada tujuan yang ingin dicapai. Karena kitahui bahwa pemimpin adalah seorang individu yang dapat diterima oleh orang lain sebagai pemimpin. Pemimpin adalah orang yang berada di barisan paling depan yang diharapkan para pengikutnya untuk mengarahkan mereka, sehingga tidaklah mengherankan apabila pemimpin yang pada umumnya sangat pandai untuk memotivasi diri sendiri dan memotivasi para pengikutnya. Dukungan dari bawah hanya akan muncul secara berkelanjutan ketika pimpinannya benar-benar cerdas atau unggul. Selain itu dengan motivasi kerja seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi peningkatan kinerja dalam sebuah organisasi.
Seorang pemimpin tidak hanya sebagai pengambil kebijakan dalam sebuah organisasi, namun ia harus sebagai agen perubahan dan pelaku dalam organisasi tersebut (Hayat 2017). Dengan demkian sorang pemimpin perubahan harus berani memikirkan hari esok untuk sebuah kesuksesan jangka panjang. Pemimpin tidak harus memiliki kecerdasan intelektual yang sangat tinggi, minimal dapat berpikir secara logis, kritis dan sistimatis tentang apa tujuan yang ingin di capai oleh organisasi.
 Karena itulah yang akan menunjukkan bahwa identitas dirinya sebagai orang yang berbeda dengan kebanyakan manusia dan layak menjadi seorang pemimpin. Untuk mempertajam kecerdasan intelektual, seorang pemimpin harus mempunyai pengetahuan yang luas, baik pengetahuan yang dia peroleh dari para relasinya ataupun pengetahuan yang dia peroleh dari internet, koran, majalah atau bahkan buku bacaan untuk menjadikan referensi terhadap pola pikir dan untuk menjadi sebuah pertimbangan dalam pengambilan keputusannya.
Perubahan adalah suatu yang pasti terjadi dalam kehidupan dan mempunyai pengaruh yang sangat hebat di dalam masyarakat. Dalam masyarakat selalu ada perasaan yang tidak puas terhadap keadaan, dan harus ada suatu keinginan untuk mencapai perbaikan dengan perubahan keadaan tersebut. Maka dalam hal ini tentunya harus ada seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap mampu memimpin masyarakat tersebut untuk mengadakan suatu perubahan. Pemimpin tersebut dapat menampung keinginan-keinginan tersebut, untuk kemudian merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas dari masyarakat tersebut, kemudian untuk dapat dijadikan program dan acuan serta arah bagi geraknya masyarakat.
Untuk belajar menjadi seorang pemimpin perubahan selalu dihadapkan pada dua pilihan yakni yang pertama kita harus dapat mengelola perubahan itu dengan sebaik mungkin. Tentunya dalam hal ini masih ada yang tidak sependapat atau menjadi penentang dalam sebuah kebijakan. Mereka yang menjadi penentang tidak perlu dimusuhi atau disingkirkan karena mereka belum bersedia untuk keluar pada zoana aman dan menyenangkan yang selama ini mereka nikmati. Namun untuk membuktikan kepada mereka kita perlu suatu pendekatan humanistik supaya lambat laun ia dapat menerima perubahan tersebut.
Sedangkan yang kedua adalah adanya hal yang sanagat mendesak untuk suatu kemajuan dalam organisasi. Kemendesakan inilah juga yang banyak mendapat tantangan dari orang-orang yang tidak akan mau mengikuti suatu perubahan. Seorang pemimpin perubahan ia dapat menjelaskan mengapa perubahan perlu dilakukan, apa keuntungan dari perubahan dan apa kerugiannya jikalau tidak melakukan perubahan.
            Belajar menjadi pemimpin perubahan akan selalu ingin melayani bukan untuk dilayani. Keberadaan seorang pemimpin perubahan selalu menjadi motivasi bagi pegawai bawahannya untuk melaksanakan tugas dan fungsinya dengan sebaik-baiknya pula. Seorang pemimpin perubahan juga harus bisa metransformasikan segala kebikan dalam organisasi dan melepaskan kebiasaan-kebiasan buruk dalam suatu organisasi. Seorang pemimpin perubahan juga harus konsisten pada standar operasional pelayanan yang sudah ditentukan untuk tetap konsisten melaksanakannya.
            Apalagi dalam hal mengadakan perubahan secara komprehensif, seorang pemimpin perubahan tidak bisa melakukannya sendirian. Untuk itu harus seluruh komponen yang terlibat didalamnya harus mendukung dan adanya kerjasama dalam melakukan perubahan itu. Kita tahu bahwa kerjasama yang kuat dan koalisi yang baik dapat memeberikan keseimbangan kinerja untuk mencapai tim kerja yang solid.
            Belajar menjadi pemimpin perubahan harus konsisten dan konsekwen dalam mengelola perubahan itu. Perubahan akan gagal apabila adanya pergeseran prioritas dari seorang pemimpin dalam menanamkan budaya kerja yang harus diadakan perubahan. Mengingat perilaku seseorang itu sulit untuk berubah jikalau tidak adanya tekanan maupun aturan yang mengikat pada organisasi tersebut. Namun bukan hanya pihak internal saja yang harus diadakan perubahan, tetapi dari segi pelayanan dalam hal ini pihak ekternal juga perlu kita adakan perubahan. Orang akan senang apabila kita memberikan pelayan itu dengan mudah, cepat, murah dan terukur. Inilah yang kadangkala menjadi hambatan dalam sebuah organisasi, hal yang mudah malah dipersulit dan diperlambat.
Belajar menjadi pemimpin peubahan harus memiliki kredibilitas dan reputasi yang hebat, agar ia mampu memberikan inspirasi dan motivasi kepada setiap orang. Pemimpin perubahan juga harus mampu memotivasi dan menginspirasi setiap orang dalam setiap detik kehidupan mereka, untuk bersemangat dan bangkit bersama dengan perubahan yang telah direncanakan. Pemimpin perubahan harus membuat setiap orang menyadari bahwa perubahan itu penting, untuk mengubah hal-hal yang tertinggal dengan hal-hal yang baru sesuai dengan peradaban.
Tidak mengherankan, apabila seorang pemimpin perubahan juga harus memiliki keterampilan untuk dapat mengenali perubahan-perubahan penting, serta mampu mengambil tempat di dalam hati setiap orang, agar semua orang bisa saling menyatu dan saling berempati, untuk membawa perubahan ke arah yang lebih memberi manfaat  bagi setiap manusia. Seorang pemimpin perubahan juga harus bisa membangkitkan semangat dan gairah perubahan dari setiap orang untuk menyesuaikan diri dengan lebih cepat, serta berjuang keras untuk mendapatkan hasil perubahan yang lebih baik dari sebuah rencana yang ada.
Untuk itu, pemimpin perubahan harus duduk bersama dengan semua kekuatan sumber daya manusianya, untuk berbicara tentang perubahan-perubahan itu dengan cara-cara penuh inspirasi dan profesional. Jangan sampai tujuan tercapai pemimpin meninggalkan kelompok orang-orang yang mendukung perubahan tersebut. Dengan demikian belajar menjadi pemimpin perubahan harus selalu menggunakan pola berpikir yang lugas dan jelas serta tegas, agar setiap orang tidak terjebak dalam cara berpikir yang merumitkan, sehingga makna perubahan itu tidak menjadi kabur sesuai dengan sebuah cita-cita ataupun tujuan yang ditentukan sebelumnya. ( Uray Iskandar Dinas Pendidikan Kab. Sambas)

You Might Also Like

0 Komentar Tog Bhe Maseh: