Metode STAD
Sistem STAD (Studen Teams Achievement Division) atau
Tim Siswa Kelompok Prestasi dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya (dalam Ibrahim dkk, 2000: 20) di Universitas Hopkin, merupakan
pendekatan pembelajaran kooperatif
yang paling sederhana. Guru yang menggunakan sistem STAD mengacu pada
belajar kelompok, menyajikan mformasi akademik
baru kepada siswa setiap mmggu, menggunakan presentasi verbal atau teks. Siswa atau kelas dipecah menjadi
kelompok dengan anggota 4 – 5 orang.
Setiap kelompok haruslah
heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan berasal dan berbagai suku,
berkemampuan tmW, sedang dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan
atau perangkat pembelajaran untuk
menuntaskan materi pembelajaran dan kemudian sating membantu untuk
memahami balm ajar melalui tutorial, kuis dan diskusi. Secara individu setiap 1
atau 2 minggu siswa diberi kuis atau tes untuk dikerjakan sendiri tanpa bemoan siswa lainnya. Kuis atau tes itu
diskor, dan tiap individu diberi skor perkembangam
Skor perkembangan tidak
berdasarkan pada skor mutlak, tetapi pada seberapa
jauh itu melampaw rata-rata skor siswa
yang lalu. Setiap minggu diumumkan
kepada tun yang mencapai skor tertmggi, siswa yang mencapai skor perkembangan
tmW atau skor sempurna pada kws/tes itu. Selanjutnya, nilai tes/kuis mereka dibandingkan dengan nilai
rata-rata sebelumnya, dan kelompok-kelompok
yang berhasil memenuhi kriteria, diberi nilai tersendiri sehingga nilai
ini kemudian ditambahkan pada nilai kelompok.
Menurut Stavin (dalam Basrowi dkk, 2002: 161) STAD
terdiri dari lima komponen, yaitu (1) presentasi kelas, (2) kelompok, (3) tes,
(4) nilai peningkatan individu dan (5)
penghargaan kelompok. Metode STAD lebih mementingkan sikap daripada
teknik dan prinsip, yakni sikap partisipasi dalam
rangka mengembangkan potensi kognitif dan afektif. Dengan demikian siswa lebih menjadi mode (being mode) buhan
hanya sekedar menjadi pemilik (being have) (Basrowi dkk, 2002:
161). Kelebihan sistem ini antara lain:
a.
Siswa lebih mampu mendengar, menerima, menghormati serfs
menerima orang lain.
b.
Siswa mampu mengidentifikasi perasaannya
dalam perasaan orang lain.
c.
Siswa dapat menerima, pengalaman dan
dimengerti orang lain.
d.
Siswa mampu meyakmkan dirinya untuk orang lain dengan membantu orang
lain dan meyakinkan dirinya untuk saling mengerti dan memahami
Siswa mampu mengembangkan potensi individu yang
berhasil guna, kreatif, bertanggungjawab,
mampu mengaktualisasikan, dan mengoptimalkan dirinya terhadap perubahan
yang terjadi
0 Komentar Tog Bhe Maseh: