Ada enam fase dalam proses kebijakan
1. Inisiasi,
tahap ini mulai ketika masalah yang potensial dirasakan timbul. Pada
saat itu berbagai cara yang mungkin untuk memecahkan, mengurangi beban atau
meringankan akibat masalah itu dapat dipikirkan secara tepat dan tentatif.
Sudah barang tentu dalam fase ini mungkin sekali perumusan masalah tidak tepat,
namun demikian dalam fase ini yang penting adalah mendapatkan “rasa‟ apakah memang
diperlukan pemikiran lebih lanjut untuk merumuskan permasalahan, karena
pemikiran lebih lanjut ini akan memerlukan sumber (tenaga, waktu, pikiran).
Fase inisiasi juga menunjuk kepada kegiatan inovatif untuk mengkonseptualisasi
dan membuat kerangka tentang masalah secara kasar, mengumpulkan informasi untuk
melihat secara kasar kebijakan yag perlu diambil dan kemudian mulai
mengancar-ancar pilihan kebijakan yang mungkin paling tepat.
2. Estimasi, dalam tahap estimasi
dipikirkan risiko, biaya dan keuntungan dari alternatif yang dipikirkan. Pada
tahap ini ditekankan masalah itu secara ilmiah, empirik dan proyektif untuk
melihat konsekuensi apa yang akan timbul sebagai akibat pilihan kebijakan itu. Penekanan
juga diberikan terhadap penilaian tentang keluaran yang diharapkan dengan
bantuan
berbagai
pendekatan teknis. Kebenaran yang bersifat normatif seringkali tidak dinilai
secara tuntas karena terbatasnya alat atau metode untuk hal tersebut.
3. Seleksi, seleksi menunjuk kepada kenyataan bahwa
pada akhirnya seseorang harus membuat keputusan. Berdasarkan analisis yang dilakukan
untuk merumuskan masalah dan menilai alternatif di atas, maka pilihan kebijakan
harus dibuat. Keputusan jarang dibuat hanya berdasarkan kalkulasi dan perkiraan
teknis, tetapi banyak aspek lain yang perlu dipertimbangkan, misalnya dari
pihak-pihak yang terlibat dan mempunyai tujuan yang berbeda mengenai informasi
ideologis, moral serta kerangka acuan penentu kebijakan. Seringkali keputusan
yang dibuat adalah untuk tidak membuat keputusan.
4. Implementasi, dalam implementasi, yaitu
pelaksanaaan dari “option‟ yang dipilih. Implementasi merupakan kesempatan
pertama yang memvalidasikan alternatif yang dipilih dengan realitas. Sebelum
implementasi tahap-tahap yang diambil masih dalam bentuk harapan, imajinasi,
dan penalaran, sedang dalam implementasi hal tersebut secara nyata dilakukan,
sambil memberikan balikan kepada penentu kebijakan.
5. Evaluasi, evaluasi dalam kenyataanya bersifat lebih
restrospektif. Dalam fase inisiasi dan estimasi sifat kegiatan adalah antisipatif dan
dalam fase seleksi bersifat kekinian. Implementasi merupakan kesempatan untuk
mentransformasikan sesuatu hal yang potensial ke dalam realitas dan evaluasi
melihat perbedaan antara keduanya. Evaluasi berusaha menjawab pertanyaan
seperti kebijakan mana yang sukses dan mana yang gagal, bagaimana unjuk kerja
dapat diukur serta kriteria apa yang digunakan untuk mengukurnya.
6. Terminasi, terminasi berhubungan dengan penyesuaian kebijakan yang
tidak fungsional, tidak perlu, berlebihan atau tidak lagi cocok dengan keadaan.
Ini merupakan fase yang belum banyak dibahas secara ilmiah. Proses kebijakan
mulai dari inisiasi sampai terminasi merupakan proses yang tidak sederhana.
Proses ini melibatkan perilaku individual, perilaku kelompok dan masyarakat
dalam suatu konteks iklim psikologis dan lingkungan yang variabelnya sangat
banyak. Analisis tentang perilaku kebijakan merupakan usaha untuk memahami
perilaku itu, dan sekaligus mengkaji wahana yang memungkinkan prilaku itu dapat
lebih menunjang pencapaian keluaran kebijakan dengan lebih baik.
0 Komentar Tog Bhe Maseh: