KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR GURU
Pendahuluan
Pada saat awal seorang
guru mulai mengajar dan mengenal lingkungan sekolah, mereka menghadapi beberapa
hambatan antara lain: pengenalan karakteristik peserta didik, budaya sekolah,
beradaptasi, dan berkomunikasi dengan warga sekolah. Oleh karena itu seorang guru harus memiliki
keterampilan dasar mengajar. Keterampilan yang harus dimiliki guru mulai dari
keterampilan yang bisa digunakan dalam pembelajaran ekspositori sampai
keterampilan yang bisa digunakan dalam pembelajaran kooperatif.
Strategi
pembelajaran harus diarahkan untuk memfasilitasi pencapaian kompetensi yang
telah dirancang dalam dokumen kurikulum agar setiap individu mampu menjadi pembelajar
mandiri sepanjang hayat. Pada gilirannya mereka menjadi komponen penting untuk
mewujudkan masyarakat belajar. Kualitas lain yang dikembangkan kurikulum dan
harus terealisasikan dalam proses pembelajaran antara lain kreativitas,
kemandirian, kerja sama, solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi dan
kecakapan hidup peserta didik guna membentuk watak serta meningkatkan peradaban
dan martabat bangsa
Menurut Sardiman (2000:123) Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses
belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia
yang potensial di bidang pembangunan. Berdasarkan
pengertian guru di atas maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Guru
adalah seseorang yang memiliki wewenang dan bertanggungjawab untuk mendidik dan
mengajar peserta didik, baik secara individual maupun secara klasikal yang
berlangsung baik di dalam sekolah maupun
di luar sekolah.
Di
dalam pembelajaran, peserta didik difasilitasi untuk terlibat secara aktif
mengembangkan potensi dirinya menjadi kompetensi. Guru menyediakan pengalaman
belajar bagi peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan yang memungkinkan
mereka mengembangkan potensi yang dimiliki mereka menjadi kompetensi yang
ditetapkan dalam dokumen kurikulum atau lebih. Pengalaman belajar tersebut
semakin lama semakin meningkat menjadi kebiasaan belajar mandiri sebagai salah
satu dasar untuk belajar sepanjang hayat.
Optimalisasi
Keterampilan Dasar Mengajar Guru
Dalam suatu kegiatan belajar
dapat terjadi pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam kombinasi
dan penekanan yang bervariasi. Setiap kegiatan belajar memiliki kombinasi dan
penekanan yang berbeda dari kegiatan belajar lain tergantung dari sifat muatan
yang dipelajari. Meskipun demikian, pengetahuan selalu menjadi unsur penggerak
untuk pengembangan kemampuan lain.
Mengingat tugas dan peran seorang guru yang sangat
besar dan merupakan unsur yang sangat penting dalam bidang pendidikan, maka
seorang guru harus mampu menempatkan kedudukannya sebagai tenaga yang
profesional, sesuai dengan tututan dari masyarakat yang semakin berkembang.
Sebagai seorang pendidik, guru bertugas mengajar dan menanamkan nilai-nilai dan
sikap kepada peserta didiknya untuk melaksanakan
tugas tersebut seorang guru harus memiliki berbagai kompetensi dan kepribadian
yang menarik.
Mengajar merupakan
aktivitas mentransfer ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh seorang guru dan
peserta didik selaku penerima ilmu pengetahuan tersebut. Untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan diperlukan adanya proses pembelajaran yang dilakukan oleh
guru berlangsung secara efektif. Di bawah ini akan diuraikan ciri-ciri mengajar
yang efektif sebagai panduan bagi guru dalam melaksanakan praktik pengajaran di
kelas.
Menurut Usman
(2010:21) terdapat lima variabel yang mendukung terciptanya kondisi belajar-mengajar
yang efektif, yaitu :
1. Melibatkan siswa
secara aktif
2. Menarik minat dan
perhatian siswa
3. Membangkitkan
motivasi siswa
4. Prinsip
Individualitas
5. Peragaan dalam pembelajaran.
Sedangkan menurut Nasution (2009:1100 ) ciri-ciri guru yang
efektif dalam melakukan pengajaran di kelas, yaitu:
1. Memulai dan
mengakhiri pelajaran tepat waktu
2. Mengemukakan tujuan
pelajaran pada permulaan pelajaran
3. Menyajikan pelajaran baru langkah demi
langkah dan memberi latihan pada akhir setiap langkah
4. Mengajukan banyak pertanyaan dan berusaha
memperoleh jawaban dari semua atau sebanyak-banyaknya siswa untuk mengetahui
pemahaman setiap siswa
5. Memantau kemajuan siswa, member balikan yang
sistematis dan memperbaiki setiap kesalahan
6. Mengadakan evaluasi berdasarkan tujuan yang
telah ditentukan.
Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap
keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu
perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Keyakinan
ini muncul karena manusia adalah makhluk lemah, yang dalam perkembangannya
senantiasa membutuhkan orang lain, sejak lahir, bahkan pada saat meninggal.
Ketika orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah pada saat itu juga ia menaruh
harapan terhadap guru, agar anaknya dapat berkembang secara optimal. Namun kita
lihat fenomena sekarang ini ketika peserta didik berhasil, orang tua mengakui
bahwa itu adalah atas jasa usaha mereka selama ini membina dan mendidik
anaknya. Namun ketika ada permasalahan atau sebaliknya, malah guru yang
dipermasalahkan.
Minat, bakat, kemampuan dan potensi-potensi yang
dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru.
Dalam kaitan ini guru perlu perlu memperhatikan peserta didik secara individual,
karena antara satu peserta didik dengan yang lain memiliki perbedaan yang
sangat mendasar.
Menurut Priansa (2014:128) keterampilan
dasar mengajar guru di baginya atas :
1.
Keterampilan membuka, yakni suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran untuk meciptakan prakondisi bagi peserta didik agar mental maupun
perhatiannya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya.
2.
Keterampilan bertanya, merupakan keterampilan dasar yang dimiliki guru untuk
bertanya kepada peserta didik dan mampu memotivasi peserta didik untuk bertanya
kepada guru.
3.
Keterampilan memberi penguatan, merupakan keterampilan yang dilakukan oleh guru
secara verbal, misalnya ungkapan bagus, pintar, cerdas dan lain-lain. Namun
bisa juga secara non verbal misalnya gerakan, isyarat, sentuhan, dan elusan.
4.
Keterampilan mengadakan variasi, keterampilan untuk memberikan stimulus
pembelajaran secara bervariasi baik melalui penggunaan teknologi informatika
dan komunikasi/multimedia, multi metode maupun sumber belajar secara
bervariasi.
5.
Keterampilan menjelaskan, dimana guru yang mampu melaksanakan kegiatan transfer
keilmuan.
6.
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, merupakan suatu proses
interaksi antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lainnya dalam
satu kelompok.
7.
Keterampila mengelola kelas, pada intinya bagaimana proses pembelajaran di
kelas dapat berlangsung secara optimal.
8.
Keterampilan pembelajaran perseorangan, dimana guru dapat memberikan variasi,
bimbingan da penggunaan media pembelajaran dalam rangka memberikan sentuhan
kebutuhan individual.
9.
Keterampilan menutup pelajaran, kemampuan guru untuk mengambil intisari proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Guru hendaknya dapat menjadi guru
yang benar-benar profesional, tidak hanya profesional dengan mendapatkan
sertifikat pendidik, tetapi lebih jauh lagi profesional secara keilmuan dan
praktik di lapangan. Sebab dengan profesionalisme yang dimiliki akan
meningkatkan kepuasan kerja serta harkat dan martabat guru itu sendiri.
Konsistensi
Guru Dalam Pembelajaran
Kedudukan
guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran
guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan
nasional. Berarti guru harus konsisten untuk meningkatkan mutu pendidikan. Konsistensi guru dalam mengajar adalah merupakan salah
satu sikap dari manusia yang sifatnya adalah untuk memegang teguh suatu prinsip
atau pendirian dari segala hal yang telah di tentukan.
Guru mulai dari menyusun perencanaan yakni menyusun RPP dan
Silabus, melaksanakan proses pengajaran
dengan menggunakan RPP dan Silabus pada saat pengajaran berlangsug,
melaksanakan evaluasi dan melakukan tindak lanjut berupa remedial dan
pengayaan. Dalam menetapkan suatu gagasan atau keputusan tidak berubah-ubah
secara singkat. Seorang guru juga harus memiliki kharisma, yaitu suatu pancaran
kewibawaan bukan karena paksaan atau adanya peraturan yang mengikat, memiliki
sifat konsisten, tegas, serta terbuka terhadap saran dan kritik yang membangun.
1. Menyusun Rencana Pembelajaran
Setiap guru di setiap satuan
pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk kelas di mana guru tersebut mengajar
(guru kelas) di SD dan untuk guru matapelajaran yang diampunya untuk guru SMP,
SMA, dan SMK. Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau
awal tahun pelajaran, dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu
dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan RPP dapat dilakukan
secara mandiri atau secara berkelompok.
Pengembangan RPP yang dilakukan
oleh guru secara mandiri dan/atau secara bersama-sama melalui Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP) di dalam suatu sekolah tertentu difasilitasi dan
disupervisi kepala sekolah atau guru senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah. Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru
secara berkelompok melalui MGMP antar sekolah atau antar wilayah
dikoordinasikan dan disupervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan.
Dalam proses pendidikan dan pembelajaran bahwa perencanaan
tidak dapat kita abaikan begitu saja, karena banyak aspek yang harus kita
berikan kepada peserta didik. Menurut Saroni (2011: 49) bahwa rencana
pembelajaran merupakan koridor yang harus diikuti guru dan anak didik untuk
penyelenggaraan proses belajar. Rencana pembelajaran adalah pedoman bagi guru
dalam pelaksanaan proses sehingga terjadi pembiasaan ataupun pengembangan
materi di luar yang harus diberikan pada saat tersebut.
Adapun manfaat perencanaan pengajaran menurut Majid
(2008: 22) yaitu :
1. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan
2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi
setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan
3. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik bagi guru
maupun murid
4. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan
5. Untuk bahan penyusunan data
agar terjadi keseimbangan kerja
6. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.
Setiap
guru pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP untuk mengajar. RPP disusun guru sebagai
terjemahan dari ide kurikulum dan berdasarkan silabus yang telah dikembangkan
ke dalam bentuk rancangan proses pembelajaran untuk direalisasikan dalam
pembelajaran. Sebagai perencana guru hendaknya dapat mendiagnosa kebutuhan
peserta didik sebagai subyek belajar. Guru dapat merumuskan tujuan kegiatan
pembelajaran dan menetapkan strategi pengajaran yang ditempuh untuk
merealisasikan tujuan yang telah dirumuskan.
2. Melaksanakan Proses
Pengajaran
Kegiatan
pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan
proses mental dan fisik melalui interaksi antar
peserta didik, peserta
didik dengan guru, lingkungan,
dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian KD. Pengalaman belajar yang
dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang
bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan
hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Sebagai
pelaksanaan rencana pengajaran yang telah disusun guru hendaknya
mempertimbangkan keadaan yang ada dan memperbaiki setiap keadaan yang muncul
mejadi kondisi yang memungkinkan berlangsung terjadinya kegiatan belajar
mengajar.
3. Melaksanakan Penilaian
Penilaian adalah proses
sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka atau deskripsi verbal),
analisis, dan interpretasi untuk mengambil keputusan. Sedangkan penilaian
pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan
pencapaian hasil belajar peserta didik. Untuk itu, diperlukan data sebagai
informasi yang diandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Penilaian dilaksanakan melalui berbagai bentuk antara lain:
penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper
and pencil test), penilaian proyek, penilaian melalui kumpulan hasil
kerja/karya peserta didik (portofolio), dan penilaian diri. Penilaian hasil
belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana yang menyenangkan,
sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dipahami dan mampu
dikerjakannya. Hasil belajar seorang peserta didik tidak dianjurkan untuk
dibandingkan dengan peserta didik lainnya, tetapi dengan hasil yang dimiliki
peserta didik tersebut sebelumnya. Dengan demikian peserta didik tidak merasa
dihakimi oleh guru tetapi dibantu untuk mencapai apa yang diharapkan.
Standar
penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian acuan norma adalah penilaian dimana kedudukan siswa dibandingkan dengan
kawan kawan sekelompoknya kelemahan PAN kurang dapat menggambarkan tingkat
penguasaan siswa terhadap materi ajar PAN memungkinkan penilaian memiliki peringkat.
Penilaian
pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian
hasil belajar peserta didik. Standar penilaian pendidikan disusun sebagai acuan
penilaian bagi pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah pada satuan
pendidikan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Standar
penilaian tersebut disusun untuk menjamin perencanaan penilaian peserta didik
sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip
penilaian, pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka,
edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengankonteks sosial budaya; dan pelaporan hasil
penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif.
Penilaian merupakan komponen
penting dalam sistem pendidikan untuk mengetahui perkembangan dan tingkat
pencapaian hasil pembelajaran. Penilaian memerlukan data yang baik. Salah satu
sumber data itu adalah hasil pengukuran. Pengukuran merupakan seperangkat
langkah dalam rangka pemberian angka terhadap hasil kegiatan pembelajaran.
4. Melakukan Tindak
Lanjut Remedial dan Pengayaan
Pembelajaran remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada
peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria
ketuntasan yang ditetapkan. Apabila
dijumpai adanya peserta didik yang tidak mencapai penguasaan kompetensi yang
telah ditentukan, maka muncul permasalahan mengenai apa yang harus dilakukan
oleh pendidik. Salah satu tindakan yang diperlukan adalah pemberian program
pembelajaran remedial atau perbaikan.
Dengan kata lain, remedial diperlukan bagi peserta didik yang belum
mencapai kemampuan minimal yang ditetapkan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran. Pemberian program pembelajaran remedial didasarkan atas latar
belakang bahwa pendidik perlu memperhatikan perbedaan individual peserta didik.
Pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran
tambahan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan pembelajaran baru bagi peserta didik yang memiliki kelebihan
sedemikain rupa sehingga mereka dapat mengoptimalkan perkembangan minat, bakat,
dan kecakapannya. Pembelajaran pengayaan berupaya mengembangkan keterampilan
berpikir, kreativitas, keterampilan memecahkan masalah, eksperimentasi,
inovasi, penemuan, keterampilan seni, keterampilan gerak, dsb. Pembelajaran
pengayaan memberikan pelayanan kepada peserta didik yang memiliki kecerdasan
lebih dengan tantangan belajar yang lebih tinggi untuk membantu mereka mencapai
kapasitas optimal dalam belajarnya.
a.
Remedial
Remedial
dilakukan oleh guru mata pelajaran, guru kelas, atau oleh guru lain yang
memiliki kemampuan memberikan bantuan dan mengetahui kekurangan peserta didik.
Remedial diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan
belajar. Kegiatan dapat berupa tatap muka dengan guru atau diberi kesempatan
untuk belajar sendiri, kemudian dilakukan penilaian dengan cara menjawab
pertanyaan, membuat rangkuman pelajaran, atau mengerjakan tugas mengumpulkan
data. Waktu remedial diatur berdasarkan kesepakatan antara peserta didik dengan
guru, dapat dilaksanakan pada atau di luar
jam efektif. Remedial hanya diberikan
untuk indikator yang belum tuntas.
Menurut Bradfield dalam Majid ( 2008: 237 ) bahwa dalam
memberikan program perbaikan sebaiknya guru harus :
(1)
Memberikan
tugas-tugas singkat tentang hal-hal yang harus dikerjaka oleh peserta didik
dengan memeprtimbangkan juga penyelesaian tugas-tugas sebelumnya.
(2)
Pastikan bahwa
peserta didik telah memahami secara baik tentang apa yang yang harus
dikerjakannya.
(3)
Atur waktu
pertemuan dengan kegiatan lain secara bertahap
(4)
Hindari memberikan
petunjuk secara panjang lebar dan sukar dipahami
(5)
Petunjuk
mengerjakan tugas hendaklah diberikan bagian per bagian
(6)
Berikan sebanyak
mungkin dorongan agar menyelesaikan tugas yang diberikan
(7)
Menjaga suasana
perasaan peserta didik dalam keadaaan stabil dan tenang.
(8)
Hindari pemerian
tugas yang terlalu berat dan usahaka menumbuhkan suatu kecintaan untuk belajar.
Pembelajaran remedial merupakan pemberian perlakuan khusus terhadap peserta didik yang mengalami hambatan dalam
kegiatan belajarnya. Hambatan yang terjadi dapat berupa kurangnya pengetahuan
dan keterampilan prasyarat atau lambat dalam mecapai kompetensi. Dengan diberikannya pembelajaran
remedial bagi peserta didik yang belum
mencapai tingkat ketuntasan belajar, maka peserta didik ini memerlukan waktu
lebih lama daripada mereka yang telah mencapai tingkat penguasaan. Mereka juga
perlu menempuh penilaian kembali setelah mendapatkan program pembelajaran
remedial.
b.
Pengayaan
Pengayaan
dilakukan bagi peserta didik yang memiliki
penguasaan lebih cepat dibandingkan peserta didik lainnya, atau peserta
didik yang mencapai ketuntasan belajar ketika sebagian besar peserta didik yang
lain belum. Peserta didik yang berprestasi baik perlu mendapat pengayaan, agar
dapat mengembangkan potensi secara optimal. Salah satu kegiatan pengayaan yaitu
memberikan materi tambahan, latihan tambahan atau tugas individual yang bertujuan
untuk memperkaya kompetensi yang telah dicapainya. Hasil penilaian kegiatan
pengayaan dapat menambah nilai peserta didik pada mata pelajaran bersangkutan. Adapun bentuk lain dari pelaksanaan
pembelajaran pengayaan dapat dilakukan antara lain melalui belajar belompok, belajar
mandiri, pembelajaran berbasis tema ataupun dengan pemadatan
kurikulum.
Pemberian pembelajaran hanya untuk
kompetensi/materi yang belum diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia
waktu bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja
dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas
masing-masing
Pemberian pembelajaran pengayaan pada
hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang memiliki kemampuan
lebih, baik dalam kecepatan maupun kualitas belajarnya. Sebelum memberikan
pembelajaran pengayaan, terlebih dahulu pendidik perlu mengidentifikasi
kelebihan-kelebihan yang dimiliki peserta didik. Banyak teknik yang dapat digunakan, antara
lain menggunakan tes, wawancara, pengamatan dan
sebagainya.
Setelah diketahui kelebihan yang dimiliki, peserta didik diberikan pembelajaran
pengayaan. Bentuk pembelajaran pengayaan misalnya pembelajaran kelompok,
belajar mandiri, pembelajaran tematik, dan pemadatan kurikulum.
Seorang
guru harus konsisten dalam merencanakan program pengajaran kemudian apa yang
direncanakan dilaksanakan dengan tetap berpedoman pada yang telah dibuat, yaitu
ketika mengajar selalu mempergunakan perangkat pembelajaran yang telah disusun.
Setelah itu melaksanakan evaluasi yang sesuai dengan apa yang telah
direncanakan. Apabila setelah melakukan evaluasi barulah memberikan tindak
lanjut berupa program perbaikan dan pengayaan.
Jikalau
semua guru sudah melaksanakan hal tersebut diatas, maka semakin baiklah mutu
pendidikan. Disamping itu juga guru selalu akan berbuat untuk kegiatan program
perbaikan dalam mengajar. Misalnya ada hambatan atau masalah ketika
menyampaikan materi pelajaran baik itu kendala pada peserta didik atau yang
lainnya maka seorang guru selalu akan memberikan tindakan yang matang untuk
perbaikan proses belajar mengajar yang dilaksanakan.
Dalam
melaksanakan tugasnya guru perlu
beradaptasi dengan iklim kerja dan budaya organisasi sekolah dan dapat
melaksanakan pekerjaannya sebagai guru profesional di sekolah, sehingga ia
mampu menerapkan berbagai macam keterampilan dasar mengajar. Mengingat
akan pentingnya keterampilan dasar mengajar guru tentunya untuk mempercepat
peningkatan kompetensi dan keprofesionalan guru.
Kesimpulan
Dalam mengajar ada dua kemampuan
pokok yang harus dikuasai oleh seorang tenaga pengajar, yaitu menguasai materi
dan menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya. Keterampilan dasar
mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh tenaga pengajar, karena dengan
keterampilan dasar mengajar memberikan pengertian lebih dalam mengajar.
Mengajar bukan hanya sekedar proses menyampaikan materi saja, tetapi menyangkut
aspek yang lebih luas seperti pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan
dan nilai-nilai.
Keterampilan mengajar bagi seorang guru adalah sangat penting bagi
seorang guru yang profesional, jadi disamping dia harus menguasai substansi
bidang studi yang diampu, keterampilan dasar mengajar juga adalah merupakan
keterampilan penunjang untuk keberhasilan dia dalam proses belajar mengajar.
Dengan demikian keterampilan dasar mengajar
berkenaan dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar
dan harus dikuasai oleh tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya.
Kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan
yang
semakin lama semakin meningkat
dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta
berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Oleh karena itu, kegiatan
pembelajaran diarahkan untuk
memberdayakan semua potensi
peserta didik menjadi
kompetensi yang diharapkan.
Di
dalam pembelajaran, peserta didik bahkan
didorong untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks,
mengecek informasi baru dengan yang sudah ada dalam ingatannya, dan melakukan
pengembangan menjadi informasi atau kemampuan yang sesuai dengan lingkungan dan
jaman tempat dan waktu. Untuk memahami dan dapat menerapkan pengetahuan,
peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala
sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan idenya.
0 Komentar Tog Bhe Maseh: