PTS : UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MEMPERSIAPKAN RPP
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah penting yang sering dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam kurikulum atau silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran hanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk “materi acuan untuk mengajar”. Menjadi tugas guru untuk menjabarkan materi acuan untuk mengajar tersebut sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap. Selain itu, bagaimana cara memanfaatkan bahan ajar juga merupakan masalah. Pemanfaatan dimaksud adalah bagaimana cara mengajarkannya ditinjau dari pihak guru, dan cara meyampaikannya kepada murid.
Peningkatan mutu pendidikan merupakan komitmen untuk meningkatkan sumberdaya manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai modal dasar pembangunan bangsa. Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 25 tentang Guru dan Dosen bahwa pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur, dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Penyusunan rencana pembelajaran merupakan suatu bagian terpenting dalam melaksanakan proses belajar mengajar di kelas . Dikatakan penting, karena untuk guru RPP tersebut merupakan acuan atau skenario yang harus dilalui tahap demi tahap dalam memberikan materi kepada siswa. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, setiap guru wajib dan menjadi syarat mutlak untuk membuat RPP, sebelum proses penampilan di dalam kelas. Dalam penyusunan RPP ini, setiap guru harus berpedoman pada program pengajaran setiap bidang studi serta kalender akademik pada saat tahun pelajaran berlangsung.
Adapun keuntungan yang diperoleh dari pembuatan RPP adalah sebagai berikut guru akan lebih percaya diri dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa, karena telah dipersiapkan sebelumnya,guru dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan alur yang telah direncanakan, guru dapat menggunakan RPP tersebut untuk mengatur durasi penyampaian materi pembelajaran.
Pada kenyataannya ketika guru membuat RPP dengan baik, maka guru tersebut dimudahkan dalam mengajar. Akan tetapi lain halnya dengan di SMP Negeri 1 Selakau masih banyak guru lamban dalam penyusunan RPP walaupun sudah ditentukan jadwal pengumpulannya namun masih saja terlambat bahkan ada yang baru mengumpulkan sudah hamper selesai satu semester.
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut :
a. Guru jarang menggunakan RPP dalam proses belajar mengajar
b. Hanya 50 % guru dalam proses pembelajaran menggunakan RPP
c. Hanya 50 % guru yang dalam proses belajar mengajar menggunakan RPP
d. Hanya 50 % guru mampu menyusun RPP dengan tepat waktu
e. Hanya 50 % guru mampu menyusun RPP yang baik efektif dan efisien
C. Pembatasan Masalah
Pada kesempatan ini, kami tertarik untuk membahas, rendahnya kemampuan guru dalam menyiapkan RPP dalam proses belajar mengajar.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah pokok dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Bagaimanakah kemampuan guru dalam menyusun RPP dalam mempersiapkan proses belajar mengajar ?
b. Bagaimanakah upaya guru dalam meningkatkan penyusunan RPP melalui bimbingan secara intensif ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan sekolah ini adalah untuk :
1. Mengetahui kemampuan guru dalam menyusun RPP dalam mepersiapkan proses belajar mengajar
2. Mengetahui upaya guru dalam meningkatkan penyusunanRPP melalui bimbingan secara intensif.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan sekolah ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi kepala sekolah dalam memecahkan masalah guru, dalam penyusunan RPP, sehingga menjadi lebih profesional, meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran, dan pada akhirnya mening¬katkan kinerja dan mutu sekolah secara keseluruhan.
1. Bagi Kepala sekolah:
a. Peningkatkan kemampuan kepala Sekolah tentang lingkup kerjanya.
b. Peningkatan profesionalisme kepala sekolah dalam pembinaan terhadap guru.
2. Bagi Guru:
a. Terjadinya perbaikan dan peningkatan mutu proses pembelajaran dan hasil belajar.
b. Guru akan lebih professional dalam memfasilitasi siswa belajar sehingga proses belajar semakin bermakna.
c. Guru mampu menciptakan iklim belajar yang menyenangkan.
3. Bagi Siswa
a. Siswa semakin bersemangat belajar sehingga pemahaman konsep lebih mudah diterima.
b. Interaksi pembelajaran semakin lancar dan hasil belajar meningkat, dan KKM dapat dicapai.
c. Aktivitas dan kreativitas serta inovasi pelajar meningkat.
4. Bagi Sekolah:
a. Mutu pembelajaran semakin berkualitas karena gurunya akan memiliki kompetensi yang standar.
b. Prestasi Sekolah semakin meningkat karena pencapaian KKM lebih tinggi.
c. Citra Sekolah akan semakin terbangun karena Sekolah memiliki SDM yang berkualitas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengelolaan Proses Belajar Mengajar
Guru sebagai tenaga professional dibidang kependidikan, di samping memahami hal-hal yang bersifat filosofis dan konseptual, harus juga mengetahui dan melaksanakan hal-hal yang bersifat teknis. Hal yang bersifat teknis terutama kegiatan mengelola dan melaksanakan proses belajar mengajar. Didalam kegiatan pegelolaan proses belajar mengajar guru paling tidak harus memiliki dua modal dasar, yakni kemampuan mendisain program pengajaran dan ketrampilan mengkominikasikan program itu kepada peserta didik.
Proses penampilan dapat dikatakan tatap muka di kelas, merupakan bagian terpenting dalam proses kegiatan belajar mengajar, dimana terjadi interaksi atau hubungan timbal balik antara siswa dengan guru, antara siswa dengan siswa atau antara siswa dengan materi, dengan demikian perlu dikaji secara mendalam bahwa penyusunan RPP perlu dipersiapkan oleh guru dengan sebaik-baiknya.
Proses penampilan ini, membutuhkan kesiapan mental, kestabilan emosi dan menuntut penguasaan materi serta kemampuan atau teknik penyampaian materi, sehingga akan terciptanya suasana belajar yang kondusif, edukatif, dan komunikatif. Dan secara tidak langsung siswa akan memperoleh waktu aktif belajar sesuai dengan perencanaan.
Pada saat proses penampilan di kelas, kegiatan pembelajaran harus sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun. Namun pada kenyataannya terkadang terjadi penyimpangan dari rencana yang telah disusun. Meskipun RPP telah ada namun terkadang kegiatan pembelajaran tidak sesuai dengan RPP yang telah disusun oleh seorang guru setaip menyampaikan materi pelajaran.
Dalam Undang-Undang RI.Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat (2) dinyatakan bahwa pendidik/guru merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil belajar, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Undang-Undang RI.Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal(1) dinyatakan bahwa guru adalah “Pendidik professional dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Undang-Undang RI Nomor 14,Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 28 ayat (1) dinyatakan bahwa pendidik harus mmemiliki kualifikasi dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rokhani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan Nasional.
Kompetensi sebagai agen pembelajaran meliputi: (a) kompetensi pedagogik, (b) kompetensi kepribadian, (c) kompetensi professional dan (d) kompetensi social. Berdasarkan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar kompetensi guru utamanya kompetensi professional mencakup
a. Menguasai materi, struktur konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampunya.
b. Menguasai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran yang diampunya.
c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif dan mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.
Pendidik /Guru professional yang memiliki sikap profesionalitas dituntut untuk memenuhi persyaratan kompetensi yang dibutuhkan oleh pekerjaan tersebut, berupa kompetensi pengetahuan dan ketrampilan( Webster 1989). Kompetensi untuk tenaga professional pendidikan mengacu pada perbuatan dalam melakukan tugas-tugas kependidikan.
Prilaku pengajar atau pembelajar yang ditampilkan guru di depan kelas akan menjadi acuan mutu pembelajaran, mengapa demikian, karena guru adalah orang yang memfasilitasi terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa, disamping itu kreativitas yang ditampilkan guru biasanya mendorong siswa untuk kreatif belajar ( Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses ).
Guru yang kompeten, harus juga mengelola program belajar mengajar, dalam hal ini ada beberapa langkah yang harus ditempuh oleh guru, ( Sardiman : 2000;163) antara lain :
1. Merumuskan tujuan pembelajaran
2. Mengenal dan dapat menggunakan proses instruksional yang tepat
3. Melaksanakan program belajar mengajar
4. Mengenal kemampuan peserta didik
B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Untuk melihat mutu pembelajaran guru dapat dilihat dari kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran, kemampuan melakukan kegiatan pembelajaran, kemampuan mengumpulkan hasil belajar untuk melakukan tindak lanjut (remidi dan pengayaan).
Penilaian mutu pembelajaran dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik supervisi dan observasi tentang:
a. Pelaksanaan proses pembelajaran (implementasi RPP)
b. Pengamatan pasca pembelajaran (dialog pengalamannya dalam pembelajaran yang dilakukan ).
c. Pengelolaan hasil belajar.
Untuk melakukan perbaikan proses pembelajaran yang dilakukan guru, peneliti akan melakukan dialog dengan guru tersebut untuk melihat penguasaan materi yang diajarkan, observasi di kelas, melihat prestasi belajar siswa, Membantu menemukan kelemahan dan kelebihan serta membantu cara memperbaikinya
C. Bimbingan Intensif
Pada hakikatnya supervisi pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan profesional bagi guru-guru. Bimbingan profesional yang dimaksudkan adalah segala usaha yang memberikan kesempatan bagi guru-guru untuk berkembang secara professional, sehingga mereka lebih maju lagi dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaitu memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar.
Sebagai supervisor Kepala Sekolah bertugas memberikan bantuan dan bimbingan secara profesional kepada guru yang kurang memiliki kemampuan profesional dalam menyiapkan perangkat RPP. Membimbing guru-guru secara intensif juga termasuk dalam hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum di sekolah, hal tersebut dikategorikan pelaksanaan tugas dari kepala sekolah dalam mewujudkan teknik-teknik supervisi perseorangan ( Ngalim Purwanto, 2009: 120).
Bimbingan ialah bantuan yang diberikan kepada seorang individu darisetiap umur, untuk menolong dia dalam megnatur kegiatan-kegiatan hidupnya, mengembangkan pendirian / pandangan hidupnya membuat putusan-putusan dan memikul beban hidupnya sendiri. Supervisi klinis termasuk bagian dari supervisi pengajaran. Dikatakan supervisi klinis karena prosedur pelaksanaannya ditekankan kepada sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi di dalam proses belajar mengajar dan kemudian secara langsung pula diusahakan bagaimana cara mengajar dan kemudian diusahakan bagaimana memperbaiki kelemahan-kelamahan tersebut.
Beberapa teknik bimbingan yang dapat digunakan oleh kepala sekolah dalam upaya peningkatan kemampuan guru dalam mempersiapkan RPP antara lain :
1. Melaksanakan kunjungan kelas secara berencana untuk dapat memperoleh gambaran tentang kegiatan belajar mengajar di kelas
2. Melaksanakan pertemuan pribadi antara supervisor dengan guru untuk membicarakan masalah-masalah khusus yang dihadapi guru dalam mempersiapkan RPP
3. Rapat antara supervisor dengan para guru di sekolah yang menyangkut masalah adminstrasi guru dalam mengajar
4. Mengikut sertakan guru dalam pelatihan atau MGMP
5. Mengadakan IHT di sekolah
BAB III
RENCANA KEGIATAN PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian Tindakan Sekolah ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Selakau Jl.Raya Sei Nyirih Selakau Kabupaten Sambas Kalimantan Barat.
B. Rencana Kegiatan PenelitianTindakan Sekolah.
Penelitian Tindakan Sekolah ini menggunakan 2 kali siklus dan masing-masing siklus terdiri dari 4 kegiatan yaitu :
(a) Perencanaan tindakan
(b) Pelaksanaan tindakan
(c) Observasi tindakan
(d) Refleksi tindakan.
1. Kegiatan Siklus 1
a. Pada perencanaan tindakan, peneliti melakukan kegiatan persiapan yaitu :
1) Memberitahukan kepada guru SMP Negeri 1 Selakau untuk melakukan Penelitian Tindakan Sekolah mengenai persiapan guru-guru dalam melengkapi administrasi pembelajarannya.
2) Mempersiapkan instrumen supervisi kunjungan kelas yaitu berupa : lembaran : (a) observasi , (b) evaluasi diri, dan (c) instrumen aktivitas mengajar guru
3) Bertemu dengan guru yang akan menjadi objek penelitian
Pada pelaksanaan tindakan peneliti melaksanakan supervisi, yang kegiatannya adalah : Mengamati / mengobservasi administrasi pembelajaran mulai dari : (a) Prota/Prosem, (b) Silabus, dan (c) RPP dengan menggunakan instrumen / lembaran : (1) observasi, (2) evaluasi diri, dan (3) instrumen aktivitas pembelajaran guru
b. Pada pelaksanaan observasi yang dilakukan oleh peneliti, adalah mengamati administrasi mengajar yang dimiliki guru meliputi :
1). Prota/Prosem
2). Silabus
3). RPP.
c. Pada kegiatan refleksi yang dilakukan peneliti adalah : setelah kegiatan proses mengamati administrasi mengajar yang dimiliki guru selesai, maka guru diberi kesempatan untuk mengungkapkan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam penyusunan RPP yang dilakukan adalah : menyimak ungkapan-ungkapan guru tersebut dan peneliti melakukan refleksi dengan kemudian memberikan saran-saran yang harus dilaksanakan berupa rencana tindakan yang harus dilaksanakan oleh guru pada proses pemantauan atau observasi berikutnya.
2. Kegiatan Siklus kedua menunggu refleksi siklus ke-1
C. Penyusunan Instrumen
Untuk mendapatkan data yang valid dan akurat dari siswa, guru / kolaborator peneliti menggunakan instrumen berupa :
1. Catatan yang meliputi “ Persiapan, pelaksanaan dan penelitian “
2. Lembar evaluasi
3. Lembar Observasi
D. Analisa Dan Refleksi
Data yang dicatat tiap langkah meliputi :
1. Data hasil pelaksanaan proses pembelajaran
2. Data hasil evaluasi pembelajaran
Data di atas dianalisis secara berkala setiap langkah. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui hasil yang sebenarnya berdasarkan tujuan kegiatan proses
pembelajaran yang hendak dicapai.
E. Jadwal penelitian
Penelitian Tindakan Sekolah ( PTS ) ini dilaksanakan pada Semester Ganjil tahun pelajaran 2010/2011 dengan rencana pelaksanaan sebagai berikut :
NO. NAMA KEGIATAN Agustus September Oktober
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Penyusunan proposal dan bimbingan
2. Persiapan Siklus I
3. Tindakan dan refleksi siklus I
4. Tindakan dan refleksi siklus II
5. Penyusunan laporan
6. Presentase PTS (On Service)
7. Perbaikan laporan
F. Rencana Anggaran
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Kegiatan PenelitianTindakan Sekolah.
Penelitian Tindakan Sekolah yang didesain dengan 2 siklus dan masing-masing siklus terdiri dari 4 kegiatan yaitu :
(a) Perencanaan tindakan
(b) Pelaksanaan tindakan
(c) Observasi tindakan
(d) Refleksi tindakan, diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Kegiatan Siklus 1
a. Pada perencanaan tindakan, peneliti melakukan kegiatan persiapan yaitu :
1) Memberitahukan kepada guru SMP Negeri 1 Selakau untuk melakukan Penelitian Tindakan Sekolah mengenai persiapan guru-guru dalam melengkapi administrasi pembelajarannya.
2) Mempersiapkan instrumen supervisi kunjungan kelas yaitu berupa : lembaran : (a) observasi , (b) evaluasi diri, dan (c) instrumen aktivitas mengajar guru
3) Bertemu dengan guru yang akan menjadi objek penelitian
Pada pelaksanaan tindakan peneliti melaksanakan supervisi, yang kegiatannya adalah : Mengamati / mengobservasi administrasi pembelajaran mulai dari : (a) Prota/Prosem, (b) Silabus, dan (c) RPP dengan menggunakan instrumen / lembaran : (1) observasi, (2) evaluasi diri, dan (3) instrumen aktivitas pembelajaran guru
b. Pada pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti, adalah mengamati administrasi mengajar yang dimiliki guru meliputi :
1. Prota/Prosem
2. Silabus
3. RPP.
Dalam pelaksanaan observasi yang dilakukan berdasarkan data pada urusan kurikulum yang ada kemudian menemui guru-guru yang namanya tertera di daftar buku kendali perangkat KBM
c. Pada pelaksanaan pengamatan atau observasi yang dilakukan peneliti, hal- hal sebagai berikut :
1. Kelas VII guru yang sudah lengkap memiliki perangkat RPP, yakni mata pelajaran :
a. PKn
b. IPA
c. B. Indonesia
d. Matematika
e. Pendidikan Agama Islam
2. Kelas VIII guru yang sudah lengkap memiliki perangkat RPP, yakni mata pelajaran :
a. Matematika
b. IPA
c. B. Indonesia
d. Pendidikan Agama Islam
e. TIKOM
3. Kelas IX guru yang sudah lengkap memiliki perangkat RPP, yakni mata pelajaran :
a. IPA
b. Bahasa Indonesia
c. Matematika
d. Pendidikan Agama Islam
e. PKn
f. TIKOM
Dalam pengamatan baru ada 13 orang yang sudah lengkap memiliki ketiga bagian tersebut diatas. Sedangkan jumlah guru yang mengajar dari kelas VII sampai dengan kelas IX berjumlah 25 orang.
d. Pada kegiatan refleksi yang dilakukan peneliti adalah : setelah kegiatan proses mengamati administrasi mengajar yang dimiliki guru selesai, maka guru diberi kesempatan untuk mengungkapkan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam penyusunan RPP yang dilakukan adalah : menyimak ungkapan-ungkapan guru tersebut dan peneliti melakukan refleksi dengan kemudian memberikan saran-saran yang harus dilaksanakan berupa rencana tindakan yang harus dilaksanakan oleh guru pada proses pemantauan atau observasi berikutnya.
Rencana tindakan tersebut adalah :
1). Guru yang belum membuat atau belum menyelesaikan perangkat mengajarnya hendaknya dapat menyelesaikan dalam waktu yang telah ditentukan, dengan cara seperti berikut :
a) Menyakinkan kepada guru, bahwa RPP adalah sebuah program wajib dibuat oleh guru ketika menyampaikan meteri pelajaran sehingga guru tidak salah arah dalam menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik.
b) Guru menggunakan RPP tahun pelajaran sebelum dengan menambah berbagai catatan yang ada perubahan khusus mengenai RPP, anum untuk Program tahunan dan program semester tetap menggunakan kalender pendidikan yang terbaru.
c) Guru menggunakan media internet untuk mengcopy RPP dengan harapan sebagai contoh yang ada sesuai dengan materi pelajarannya masing-masing, namun bukan mengambil dengan mengubah nama.
d) Guru dapat meminjam RPP guru sekolah lain dengan cara memfoto copy namun tetap menyesuaikan dengan kondisi sekolah untuk dapat disampaikan kepada peserta didik dengan acuan tetap mengubah indikator dan tujuan pembelajaran serta daya serap siswa selama proses pembelajaran berlangsung tergantung kompleksitas dan ruang lingkup KD-nya.
4). Pada kegiatan berikutnya guru menyerahkan hasil penyusunan RPPnya pada urusan kurikulum pada jadwal yang sudah ditentukan pada tahapan berikutnya.
2. Kegiatan Siklus 2
Kegiatan yang dilakukan siklus 2 adalah :
a. Pada perencanaan tindakan, peneliti melakukan kegiatan persiapan yaitu :
1). Memeriksa RPP yang telah dibuat oleh guru. Adapun kegiatan tersebut adalah :
a) Memeriksa Program tahunan dan program semester mencocokannya dengan kalender pendidikan yang sesuai dengan tahun pelajaran berlangsung yakni 2010/2011.
b) Selanjutnya memeriksa RPP dan silabus yang sudah dikumpulkan kepada urusan kurikulum
c) Mencatat nama-nama guru yang sudah lengkap perangkat pembelajarannya.
d) Setiap guru yang sudah lengkap perangkat pengajarannya baru ditanda tangani
e) Yang terakhir, guru memberi ulasan dan konfirmasi tentang hasil rumusan RPP yang dibuatnya untuk tugas pokok dan kewajiban dalam merancang dan menyusun RPPnya untuk segera dipraktikkan dalam setiap proses pembelajaran .
2). Memeriksa pembagian alokasi waktu pada program tahunan dan program semester serta rumusan RPP yang telah dibuat oleh guru.
3). Mempersiapkan instrumen supervisi administrasi perangkat pengajaran guru yaitu berupa : lembaran : (a) pengamatan sebelum kegiatan penyusunan RPP, (b) lembar pengamatan sesudah penyusunan perangkat RPP dan (c) instrumen kelengkapan administrasi.
b. Pada pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan pengamatan, yang kegiatannya a.l.
1). mengamati / mengobservasi perlengkapan administrasi guru mulai dari: (a) prota/prosem, (b) silabus, dan (c) RPP dengan menggunakan instrumen / lembaran : (1) pengamatan sebelum penyusunan(2) lembar pengamatan sesudah penyusunan dan (3) instrumen kelengkapan perangkat RPP yang dipersiapkan guru.
2). Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu , tanggal 20 September 2010 pada hari Senin. Pada pelaksanaan observasi yang dilakukan oleh peneliti, didapat hal-hal sebagai berikut :
a. Guru telah melakukan kegiatan seperti yang diharuskan, a.l membuat program tahunan/program semester, silabus dan RPP dilaksanakan dengan baik.
b. Guru sudah menggunakan cara yang disarankan untuk memperbaiki RPP nya yang lalu dengan menambah berbagai catatan baru pada halaman setiap pertemuan.
c. Dalam mencari contoh RPP dan silabus guru sudah dapat menggunakan internet sekolah untuk mendownloadnya namun disesuaikan dengan kondisi sekolah serta kedalaman materi yang dibahas .
d. Guru juga ada yang meminjam dari guru sekolah lain namun tetap menyesuaikan dengan kondisi sekolah untuk dapat disampaikan kepada peserta didik dengan acuan tetap mengubah indikator dan tujuan pembelajaran serta daya serap siswa selama proses pembelajaran berlangsung tergantung kompleksitas dan ruang lingkup KD-nya. Hasil dari pengamatan yang dilakukan adalah :
a) Guru merasa yakin bahwa dalam penyusunan perangkat pembelajaran dengan sungguh-sungguh akan dapat memperbaiki kinerja mereka sebagai guru.
b) Guru segera akan membentuk kelompok rumpun mata pelajaran dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi baik dalam penysunan RPP maupun kendala lainnya.
c) Penjadwalan ulang dalam mengumpulan adminstrasi perangkat pembelajaran dapat berjalan baik dan guru dapat menyadari dengan sesungguhnya apabila dikerjakan dengan sungguh-sunguh tidak akan terlambat dalam pengumpulan berikutnya.
c. Pada kegiatan refleksi yang dilakukan adalah : setelah pengamatan sesudah penyusunan selesai, guru diberi kesempatan untuk mengungkapkan pengalaman menyusun yang telah dilaksanakannya dan kegiatan yang dilakukan peneliti adalah : menyimak pengalaman tersebut dan peneliti melakukan refleksi, kemudian memberikan saran masukan dan konfirmasi serta tindakan yang harus dilaksanakan oleh guru pada proses peyusunan perangkat pembelajaran berikutnya. .. Rencana tindakan tersebut, a.l.
a) Guru merumuskan kembali rencana alokasi waktu pembagian jam pelajaran pada prota dan prosem dengan menggunakan kalender pendidikan yang berlangsung.
b) Guru merumuskan bersama dengan melibatkan kelompok rumpun mata pelajarannya dalam membagi alokasi waktu materi pelajaran, sehingga tidak ada lagi guru yang terlambat dalam pengumpulan perangkat pengajarannya.
c) Guru menggunakan internet untuk mencari materi yang lebih relevan dan kontekstual serta aktual sesuai dengan materi yang harus dikuasai oleh siswa .
d) Guru menggunakan perangkat pengajaran dalam menyampaikan materi di kelas dengan sunguh-sunguh selama proses pembelajaran berlangsung.
e) Pada kegiatan berikutnya guru melaksanakan perangkat tersebut dengan menambah berbagai catatan untuk dikemudian hari ada perbaikan perbaikan peyusunan perangkat pembelajarannya.
d. Dari hasil pemantauan penyusunan perangkat pembelajaran yang dilakukan pada tanggal 27 September 2010 diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Kelas VII guru yang sudah lengkap memiliki perangkat RPP, yakni mata pelajaran :
a. PKn
b. IPA
c. B. Indonesia
d. Matematika
e. Pendidikan Agama Islam
f. TIKOM
g. IPS
h. Agama Kristen
2. Kelas VIII guru yang sudah lengkap memiliki perangkat RPP, yakni mata pelajaran :
a. Matematika
b. IPA
c. B. Indonesia
d. Pendidikan Agama Islam
e. TIKOM
f. IPS
g. PKn
h. B. Inggris
i. Agama Kristen
3. Kelas IX guru yang sudah lengkap memiliki perangkat RPP, yakni mata pelajaran :
a. IPA
b. Bahasa Indonesia
c. Matematika
d. Pendidikan Agama Islam
e. PKn
f. TIKOM
g. IPS
h. B. Inggris
i. Agama Kristen
B. PEMBAHASAN
PEMAPARAN DATA
PENGAMATAN PEMERIKSAAN PERANGKAT PENGAJARAN
PADA SIKLUS PERTAMA
HASIL YANG DIPEROLEH
No. Aspek yang dinilai Penilaian
1 2 3 4
Pelaksanaan
1 Membuat dan merumuskan Prota dan Prosem sesuai dengan kalender pendidikan v
2 Merumuskan tujuan pembelajaran dengan baik . v
3 Menyesuaikan bahan ajar dengan kompetensi dasar dan indikator pencapaian dengan baik. v
4 Mengalokasikan materi sesuai dengan K D v
5 Memilih media yang tepat dalam pembelajaran v
6 Memilih sumber belajar yang relevan dengan K D v
7 Menyusun alat ukur / alat evaluasi proses pembelajaran berdasarkan tujuan pembelajaran disertai dengan kunci v
8 Menyusun Silabus seuai dengan tingkat kedalaman materi v
Jumlah 3 10
Keterangan Skala Penilaian
1. Penyusunan kurang baik 1 - 8 : Kurang
2. Penyusunan cukup baik 9 - 16 : Cukup
3. Penyusunan dengan baik 17 - 24 : Baik
4. Penyusunan sangat baik 25 - 32 : Sangat Baik
Hasil pengamatan kegiatan pemeriksaan perangkat pembelajaran pada siklus pertama.
1 Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh, yakni 13 maka disimpulkan kegiatan pembelajaran tersebut tergolong telah di susun dengan hasil cukup .
Pengamat
URAY ISKANDAR, S.Pd
LEMBAR PENGAMATAN
KEGIATAN SESUDAH PEMERIKSAAN
SIKLUS PERTAMA
DIPEROLEH HASIL
No. Aspek yang dinilai Penilaian
1 2 3 4
Pasca Pemeriksaan
1 Bagaimana prosedur /langkah-langkah penyusunan yang dibuat ? v
2 Bagaimana tingkat ketepatan implementasi RPP ? v
3 Bagaimana tingkat ketercapaian kompetensi pelajaran yang ditargetkan ? v
4 Bagaimana tingkat kekecewaan yang Bapak/Ibu rasakan setelah proses penyusunan selesai di buat ? v
5 Bagaimana tingkat kepuasan yang Bapak/Ibu rasakan dari proses penyusunan ?. v
6 Bagaimana kesesuaianMedia/alat bantu yang digunakan. v
7 Keseuaian metode pembelajaran /strategi pembelajaran yang Bapak/iIbu lakukan ? v
8 Bagaimana tingkat ketepatan penyusunan silabus dengan materi ajar ? v
Jumlah 1 14
Keterangan Skala Penilaian
1. Penyusunan kurang baik 1 - 8 : Kurang
2. Penyusunan cukup baik 9 - 16 : Cukup
3. Penyusunan dengan baik 17 - 24 : Baik
4. Penyusunan sangat baik 25 - 32 : Sangat Baik
Hasil pengamatan kegiatan pada siklus pertama.
1 Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh, yakni 15 maka disimpulkan kegiatan pembelajaran tersebut tergolong telah dilakukan cukup .
Pengamat
URAY ISKANDAR, S.Pd
LEMBAR PENGAMATAN KEPADA GURU
PADA SAAT PEMERIKSAAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
SIKLUS PERTAMA
HASIL YANG DIPEROLEH
NO ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN
1 2 3 4
1 Mendengarkan / memperhatikan penjelasan v
2 Semangat mencatat pada penyesuaian pembagian alokasi waktu dalam penentuan jumlah jam v
3 Senang bertanya tentang penyusunan silabus v
4 Dapat bekerja sama dengan guru serumpun v
5 Giat berdiskusi membahas penyusunan perangkat v
6 Senang mengemukakan pendapat atau gagasan baru yang konstruktif. v
7 Senang membuat cacatan penting yang berkaitan dengan kalender pendidikan ( terutama perkiraan Ulum dan Ujian ) v
8. Kemampuan menyusun hasil perangkat pengajaran v
.Jumlah 10 6
Keterangan Skala Penilaian
1 : Tidak melakukan 1 - 8 :Kurang baik
2 : Dilakukan kurang baik 9- 16 : Cukup baik
3 : Dilakukan cukup baik 17 – 24 : Baik
3 : Dilakukan dengan baik 25 – 32 : Sangat Baik
Berdasarkan hasil observasi / pengamatan kepada guru pada saat pemeriksaan perangkat, maka diperoleh skor 16 ini berarti aktivitas siswa belajar tergolong cukup baik
Pengamat
URAY ISKANDAR, S.Pd
PENGAMATAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
PADA SIKLUS KEDUA
HASIL YANG DIPEROLEH
HASIL YANG DIPEROLEH
No. Aspek yang dinilai Penilaian
1 2 3 4
Pelaksanaan
1 Membuat dan merumuskan Prota dan Prosem sesuai dengan kalender pendidikan v
2 Merumuskan tujuan pembelajaran dengan baik . v
3 Menyesuaikan bahan ajar dengan kompetensi dasar dan indikator pencapaian dengan baik. v
4 Mengalokasikan materi sesuai dengan K D v
5 Memilih media yang tepat dalam pembelajaran v
6 Memilih sumber belajar yang relevan dengan K D v
7 Menyusun alat ukur / alat evaluasi proses pembelajaran berdasarkan tujuan pembelajaran disertai dengan kunci v
8 Menyusun Silabus seuai dengan tingkat kedalaman materi v
Jumlah 6 15
Keterangan Skala Penilaian
1. Penyusunan kurang baik 1 - 8 : Kurang
2. Penyusunan cukup baik 9 - 16 : Cukup
3. Penyusunan dengan baik 17 - 24 : Baik
4. Penyusunan sangat baik 25 - 32 : Sangat Baik
Hasil pengamatan kegiatan pemeriksaan perangkat pembelajaran pada siklus kedua
1 Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh, yakni 21 maka disimpulkan kegiatan pembelajaran tersebut tergolong telah di susun dengan hasil baik .
Pengamat
URAY ISKANDAR, S.Pd
LEMBAR PENGAMATAN
KEGIATAN SESUDAH PEMERIKSAAN
SIKLUS KEDUA
DIPEROLEH HASIL
No. Aspek yang dinilai Penilaian
1 2 3 4
Pasca Pemeriksaan
1 Bagaimana prosedur /langkah-langkah penyusunan yang dibuat ? v
2 Bagaimana tingkat ketepatan implementasi RPP ? v
3 Bagaimana tingkat ketercapaian kompetensi pelajaran yang ditargetkan ? v
4 Bagaimana tingkat kekecewaan yang Bapak/Ibu rasakan setelah proses penyusunan selesai di buat ? v
5 Bagaimana tingkat kepuasan yang Bapak/Ibu rasakan dari proses penyusunan ?. v
6 Bagaimana kesesuaianMedia/alat bantu yang digunakan. v
7 Keseuaian metode pembelajaran /strategi pembelajaran yang Bapak/iIbu lakukan ? v
8 Bagaimana tingkat ketepatan penyusunan silabus dengan materi ajar ? v
Jumlah 2 21
Keterangan Skala Penilaian
1. Penyusunan kurang baik 1 - 8 : Kurang
2. Penyusunan cukup baik 9 - 16 : Cukup
3. Penyusunan dengan baik 17 - 24 : Baik
4. Penyusunan sangat baik 25 - 32 : Sangat Baik
Hasil pengamatan kegiatan pembelajaran pada siklus kedua.
1 Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh, yakni 23 maka disimpulkan kegiatan pembelajaran tersebut tergolong telah dilakukan baik .
Pengamat
URAY ISKANDAR, S.Pd
LEMBAR PENGAMATAN KEPADA GURU
PADA SAAT PEMRIKSAAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
SIKLUS KEDUA
HASIL YANG DIPEROLEH
NO ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN
1 2 3 4
1 Mendengarkan / memperhatikan penjelasan v
2 Semangat mencatat pada penyesuaian pembagian alokasi waktu dalam penentuan jumlah jam v
3 Senang bertanya tentang penyusunan silabus v
4 Dapat bekerja sama dengan guru serumpun v
5 Giat berdiskusi membahas penyusunan perangkat v
6 Senang mengemukakan pendapat atau gagasan baru yang konstruktif. v
7 Senang membuat cacatan penting yang berkaitan dengan kalender pendidikan ( terutama perkiraan Ulum dan Ujian ) v
8. Kemampuan menyusun hasil perangkat pengajaran v
.Jumlah 8 12
Keterangan Skala Penilaian
1 : Tidak melakukan 1 - 8 :Kurang baik
2 : Dilakukan kurang baik 9- 16 : Cukup baik
3 : Dilakukan cukup baik 17 – 24 : Baik
3 : Dilakukan dengan baik 25 – 32 : Sangat Baik
Berdasarkan hasil observasi / pengamatan kepada guru pada saat pemeriksaan perangkat, maka diperoleh skor 20 ini berarti aktivitas siswa belajar tergolong baik
Pengamat
URAY ISKANDAR, S.Pd
B. ANALISIS DATA
Apabila kita perhatikan hasil dari pelaksanaan proses pemeriksaan perangkat pembelajaran, hasil pengamatan sesudah pemeriksaan perangkat pembelajaran dan pengamatan hasil penyusunan RPP yang dibuat guru dari : siklus 1, yaitu dari jumlah guru yang berjumlah 25 orang yang menyusun RPP didapat hasil seperti berikut :
(a) Guru yang lengkap menyusun perangkat mengajarnya = 13 orang
(b) Guru yang tidak lengkap dan belum menyusun perangkat mengajarnya = 12 orang, maka persentase kelengkapan = 52 %.
Sedangkan pada siklus 2 dari jumlah guru yang berjumlah 25 orang didapat hasil seperti berikut :
(a) Guru yang lengkap menyusun perangkat mengajarnya = 20 orang
(b) Guru yang tidak lengkap dan belum menyusun perangkat mengajarnya = 5 orang persentase kelengkapan = 20 %, maka persentase kelengkapan perangkat mengajar guru = 80 %.
Setelah dilakukan bimbingan yang intensif disertai dengan supervisi perangkat mengjar guru kepada guru, maka terjadi kenaikan jumlah yang menyusun pedrangkat mengajar yang cukup signifikan, hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan bimbingan intensif terhadap penyusunan perangkat pengajaran dan supervisi perangkat pengajaran sangat berpengaruh positip pada hasil peningkatan jumlah penyusunan perangkat pembelajaran. Hal tersebut dapat terjadi karena guru dalam melaksanakan tugas pokoknya ketika melaksanakan proses pembelajaran tetap berpedoman pada perangkat yang telah dipersiapkan.
Untuk memudahkan para guru menguasai penyusunan perangkat pembelajaran sesuai dengan jadwal yang ditentukan yakni begitu dimulainya pelaksanaan proses belajar mengajar, maka perangkat pembelajarannya harus sudah siap. Dalam hal ini apakah mereka menyusunnya secara berkelompok melalui hasil rumusan MGMP, atau kegiatan IHT maupun hasil rumusan rumpun mata pelajaran yang di sekolah sudah ditunjuk koordinator mata pelajaran.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Hasil Penelitian Tindakan Sekolah yang dilakukan dengan melaksanakan pemeriksaan penyusunan perangkat pembelajaran secara intensif dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Pada kegiatan SIKLUS 1, dimana guru menyusun perangkat pembelajaran yang dimulai dari Prota, Prosem, Silabus dan RPP, maka didapat :
a. Dari jumlah guru 25 orang yang menyusun dengan sempurn, 13 orang lengkap dan yang belum menyusun dan belum lengkap 12 orang.
b. Perlu penyelesaian secara secara individu untuk guru yang belum sama sekali memiliki perangkat pengjarannya terutama pada guru yang baru honor yaitu guru bahasa Inggris kelas 7
c. Presentase kelengkapan perangkat mengajarnya 52 %
2. Setelah dilaksanakannya Rencana Tindakan yang dibuat oleh peneliti pada Siklus ke 2, yaitu tentang pendekatan kepada guru dalam hal teknis penyusunan yakni dengan cara mencari di internet dengan mengubah berbagai cara, dengan memfoto copy dengan guru yang berasal dari sekolah lain juga harus harus disesuaikan dengan sekolahnya, maupun masih menggunakan perangkat pembelajarannya yang lama yaitu tahun lalu, maka sesudah pemeriksaan perangkat pembelajaran dan pengamatan hasil penyusunan perangkat pembelajaran dengan benar, maka didapat :
a. Dari jumlah guru 25 orang dengan menyusun perangkat pembelajaran dengan lengkap, berjumlah 20 orang dan yang tidak lengkap dan belum menyusun berjumlah 5 orang.
b. Perlu bimbingan yang intensif yang secara mendalam berjumlah 5 orang
c. Presentase kelengkapan perangkat mengajar sebesar 80 %
B. SARAN
1. Untuk perbaikan proses pembelajaran di sekolah, maka Kepala Sekolah sebaiknya membuat program supervisi kunjungan kelas secara intensif setiap semester, sehingga semua guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
2. Kepala Sekolah agar memulai melaksanakan Penelitian Tindakan Sekolah.
3. Kepada Dinas Pendidikan agar segera mempersiapkan dana setiap tahun biaya untuk Kepala Sekolah melakukan Penelitian Tindakan Sekolah.
4. Untuk lembaga yakni LPMP agar lebih erat menjalin kerjasama dalam hal Pembimbingan pelaksanaan Penelitian Tindakan Sekolah maupun Penelitian Tindakan Kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Usman, Husaini. Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan.Jakarta : Bumi Aksara. 2006.
Kusuma, Imma Helianti *) Manajemen Pendidikan di Era Reformasi. Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006.
Mulyono. Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan.Ar-ruzz Media.2008
Sagala, Syaiful.Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.Bandung: Alfabeta, 2008.
Depdiknas. Dirjen Pendidikan Tinggi Pedoman usulan Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta. 2004.www.depdiknas.go.id. akses tanggal 18 September 2010
thanks ya infonya !!!
BalasHapuswww.bisnistiket.co.id