Budaya Organisasi Sekolah
Budaya adalah sumber keunggulan kompetitif utama berkelanjutan yang kemungkinantimbul sebagai pemersatu dalam organisasi sistem, struktur dan karir (Subir Chowdhury,
2005: 327). Budaya sebagai semua temu hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya
masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan, kebendaan dan kebudayaan
jasmaniah dalam upaya menguasai alam sekitar¬nya. Rasa meliputi jiwa manusia,
mewujudkan segala kaidah-kaidah dan nilai-nilai kemasyarakatan dalam arti luas, di
dalamnya meliputi ideologi, kebatinan, kesenian serta segala pengetahuan dan teknologi
(Soerjono Soekanto, 1993: 166).
Sekolah merupakan suatu organisasi, dan budaya yang ada di tingkat sekolah
merupakan budaya organisasi. Resep utama budaya organisasi adalah interpretasi
kolektif yang dilakukan oleh anggota-anggota organisasi berikut hasil aktivitasnya.
Budaya organisasi merupakan norma-norma dan nilai-nilai yang mengarahkan perilaku
anggota organisasi. Budaya selalu menga¬lami perubahan, hal ini sesuai dengan
peranan sekolah sebagai agen perubahan yang selalu siap untuk mengikuti perubahan
yang terjadi. Maka budaya organisasi sekolah diharapkan juga mampu mengikuti,
menyeleksi, dan berinovasi terhadap perubahan yang terjadi. Tilaar, 2004: 41
mengemukakan bahwa kebudayaan dan pendidikan merupakan dua unsur yang tidak
dapat dipisahkan karena saling mengikat. Budaya itu hidup dan berkembang karena
proses pendidikan, dan pendidikan itu hanya ada dalam suatu konteks kebudayaan.
Yang ada dalam arti kurikulum adalah sebagai rekayasa dari pembudayaan suatu
masyarakat, sedangkan proses pendidikan itu pada hakekatnya merupakan suatu proses
pembudayaan yang dinamik.
Budaya organiasi terdiri dari dua komponen yaitu: 1) nilai (value) yakni sesuatu yang
diyakini oleh warga organisasi dalam menge¬tahui apa yang benar dan apa yang salah,
dan 2) keyakinan (belief) yakni sikap tentang cara bagaimana seharusnya bekerja dalam
organisasinya. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam penyeleng¬garaan pendidikan
diharapkan para pelaksana pendidikan di sekolah dapat mengubah budaya organisasinya
sesuai dengan kondisi yang ada.
Terdapat beberapa kriteria kelompok dalam merespon perubahan dikemukakan oleh
Handoko T. Hani, 2001: 322-323 yaitu: 1) menyangkal perubahan yang terjadi,
2) mengabaikan adanya perubahan, 3) menolak perubahan, 4) menerima perubahan dan
menyesuaikan dengan perubahan, dan 5) mengantisipasi perubahan dan
merencanakannya.
Kondisi yang terjadi mengenai sikap, perilaku, pola pikir, tindakan terhadap keadaan
organisasi adalah merupakan suatu budaya organisasi.
Budaya organisasi dapat diciptakan dan dikondisikan oleh sesama tenaga kerja yang ada
di organisasi bersangkutan.
Budaya organisasi memiliki peranan yang sangat strategis untuk mendorong dan
meningkatkan keefektifan kinerja organisasi, baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang.
Budaya organisasi berperan sebagai perekat sosial yang mengikat sesama anggota
organiasi secara bersama-sama dalam suatu visi dan tujuan yang sama.
Ada 4 fungsi budaya organisasi yaitu; 1) memberikan suatu iden¬titas organisasional
kepada anggota organisasi, 2) memfasilitasi dan membuahkan komitmen kolektif, 3)
meningkatkan stabilitas sistem sosial, dan 4) membentuk perilaku dengan membantu
anggota-anggota organisasi memiliki pengertian tehadap sekitarnya.
Budaya organisasi dapat dikatakan baik jika mampu menggerakkan seluruh personal
secara sadar dan mampu memberikan kontribusi terhadap keefektifan serta
produktivitas kerja yang optimal.
Dengan demikian budaya organisasi sekolah sebagai bagian kebiasa¬¬an dalam suatu
organisasi yang saling berinteraksi dengan struktur formulanya untuk menciptakan
norma perilaku pelaku organisasi dan menentukan arah organisasi secara keseluruhan
dalam rangka mencapai tujuan organisasi sekolah.
0 Komentar Tog Bhe Maseh: