KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENINGKATAN KINERJA GURU
KEPEMIMPINAN
KEPALA SEKOLAH DALAM
PENINGKATAN
KINERJA GURU
Oleh : Uray
Iskandar
Dalam proses pembelajaran guru dipandang
memiliki peran penting terutama dalam membantu peserta didik untuk
mengembangkan potensinya dalam kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor, guru
juga berupaya untuk membangkitkan rasa ingin tahu, mendorong kemandirian dan
ketepatan logika intelektual, serta menciptakan kondisi-kondisi untuk sukses
dalam belajar. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan
spesifikasi/kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. dapat
ditampilkan melalui penguasaan kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian
dan sosial. Mengingat kepemimpinan dan motivasi kerja
kepala sekolah terhadap kinerja guru memberikan suatu korelasi, maka disarankan
pada SMP Negeri Teluk Keramat, bahwa guru dapat
meningkatkan kinerja dapat dilihat dari tanggungjawabnya menjalankan
tugas profesi yang diembannya, kepatuhan dan loyalitasnya di dalam menjalankan
tugas keguruan sebagai guru.
Kata Kunci : Kepemimpinan Kepala Sekolah, Peningkatan Kinerja Guru
Pendahuluan
Guru dalam proses pembelajaran memiliki peran
penting terutama dalam membantu peserta didik untuk membangun sikap positif
dalam belajar, membangkitkan rasa ingin tahu, mendorong kemandirian dan ketepatan
logika intelektual, serta menciptakan kondisi-kondisi untuk sukses dalam
belajar.
Prajudi Atmosudirdjo (1982:60) dalam Martinis
Yamin
& Maisah (2010:26) menyebutkan bahwa guru
memiliki peran yag sangat besar dalam pendidikan, di pundaknya dibebani suatu
tanggung jawab atas mutu pendidikan. Maka dari itu guru harus mengembangkan dirinya
dengan meningkatkan kompetensi dan kinerjanya.
Tugas utama guru adalah membimbing, membantu,
mengarahkan peserta didik kedewasaaannya. Hal ini sejalan dengan pendapat
Martinis Yamin & Maisah, (2010:87) bahwa kinerja guru menyangkut seluruh aktivitas yang
ditunjukkan oleh tenaga pengajar dalam tanggungjawabnya sebagai seorang yang
mengemban suatu amanat dan tanggung jawab untuk mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, dan memandu peserta didik dalam rangka menggiring perkembangan
peserta didik kearah kedewasaan mental-spiritual maupun fisik-bilogis.
Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menegaskan
bahwa pendidik (guru) harus memiliki kompetensi sebagai agen pembelajaran pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini. Arahan
normatif tersebut yang menyatakan bahwa guru sebagai agen pembelajaran
menunjukkan pada harapan, bahwa guru merupakan pihak pertama yang paling bertanggung
jawab dalam pentransferan ilmu pengetahuan kepada peserta didik.dan juga harus
menguasai kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial
Kompetensi pedagogik, merupakan
kemampuan dalam pengelolaan peserta didik meliputi pemahaman wawasan guru akan
ladasan dan filsafat pendidikan, pemahaman potensi dan keberagaman peserta
didik. Kompetensi kepribadian, guru sebagai teladan bagi murid-muridnya harus
memiliki sikap dan kepribadian utuh yang dapat dijadikan tokoh panutan idola
dalam seluruh segi kehidupannya. Kompetensi profesional, tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik. Kompetensi sosial, kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta
didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan
masyarakat sekitar..
Guru yang bermutu niscaya mampu
melaksanakan pendidikan, pengajaran dan pelatihan yang efektif dan efisien.
Mereka diyakini mampu memotivasi siswa untuk mengoptimalkan potensinya dalam
kerangka pencapaian standar pendidikan yang ditetapkan. Kemampuan mengajar guru yang sesuai dengan
tuntutan standar tugas yang diemban memberikan efek positif bagi hasil yang
ingin dicapai seperti perubahan hasil akademik siswa, sikap siswa, keterampilan
siswa, dan perubahan pola kerja guru yang semakin meningkat.
Sekolah mempunyai peranan yang sangat besar dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan pelayanan yang baik kepada
siswa. Sebelum memberikan pelayanan kepada siswa maka guru yang terlibat dalam
proses belajar mengajar juga harus diperhatikan kinerjanya
Untuk mewujudkan tujuan
di atas diperlukan seorang pemimpin atau kepala sekolah yang mampu memanage sekolah dengan
baik dan memiliki motivasi kerja yang tingggi, serta mampu menciptakan
lingkungan sekolah yang kondusif dapat mendukung kinerja guru yang berakhir
pada peningkatan prestasi siswa.
Kepala sekolah sebagai
pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh dan menentukan kemajuan sekolah
harus memiliki kemampuan administrasi, memiliki
komitmen tinggi, dan
luwes dalam melaksanakan tugasnya. Kepemimpinan
kepala sekolah yang baik
harus dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru
melalui program pembinaan
kemampuan tenaga kependidikan. Oleh karena itu kepala sekolah harus mempunyai
kepribadian atau sifat-sifat dan kemampuanserta keterampilan-keterampilan untuk
memimpin sebuah lembaga pendidikan
Hal ini disebabkan karena
pemimpin adalah orang yang berada di barisan paling depan yang diharapkan para
pengikut untuk mengarahkan mereka, sehingga tidaklah mengherankan apabila
pemimpin yang efektif atau “pemimpin yang baik” pada umumnya sangat pandai
untuk memotivasi diri sendiri (self motivated) dan memotivasi para pengikutnya.
Sebagai motivator, kepala
sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada
para tenaga pendidik dalam melakukan tugasnya. Memberikan motivasi terhadap
guru dapat terdiri atas pemberian penghargaan yang dapat menumbuhkan inisiatif,
kemampuan-kemampuan kreatif, dan semangat berkompetisi yang sehat. Penghargaan
ini sangat penting untuk meningkatkan mutu kinerja tenaga pendidik, dan untuk
mengurangi kegiatan yang kurang produktif.
Motivasi pada dasarnya
merupakan kondisi mental yang mendorong pemimpin melakukan suatu tindakan atau aktivitas
dan memberikan kekuatan yang mengarah kepada pencapaian pemenuhan keinginan,
kebutuhan, memberi kepuasan, ataupun mengurangi ketidakseimbangan. Dalam hal ini motivasi mengacu pada faktor-faktor
yang menggerakkan dan mengarahkan tingkah laku yang melibatkan dorongan
perbuatan tersebut terhadap tujuan tertentu. Abraham Maslow (Stephen P. Robbin,
1996) menghipotesiskan adanya lima jenjang kebutuhan dalam diri semua manusia,
yaitu dimulai dari kebutuhan psikologis, keamanan, social, penghargaan, dan
yang paling tinggi, aktualisasi diri.
Demikian keterkaitan
kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja, merupakan faktor yang saling
mempengaruhi terhadap kinerja guru. Demikian
halnya dengan kinerja guru ditentukan oleh tingkat sejauh mana kepemimpinan dan motivasi kerja. Kelangsungan hidup dan
keberhasilan sekolah pada masa kini tergantung pada kemampuan pemimpinnya dalam
mengantisipasi perubahan eksternal. Dalam hal ini, sekolah harus memilki kepala
sekolah yang efektif dalam menjalankan kepemimpinannya. Tantangan bagi kepala
sekolah adalah bagaimana menjadi pendorong atau pelopor perubahan sekolah yang
dipimpinnya.
Hal tersebut menjadi
lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala
sekolah,yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien.
Davi F Salisbury (1996:149) dalam Suryadi
(2009:70) menjelaskan “without quality
leadership and skillful management, even the ideas are never implemented.
Witouth good management and on going support for their leaders, those lower in
the organization become disillusioned in time, case to continue the change
effort”. Upaya perbaikan mutu dalam suatu organisasi sangat ditentukan oleh
mutu kepemimpinan dan manajemen yang efektif. Dukungan dari bawah hanya akan
muncul secara berkelanjutan ketika pimpinannya benar-benar bermutu atau unggul.
Berdasarkan fakta di lapangan
bahwa kepemimpinan kepala sekolah sangat penting dan akan berpengaruh terhadap
pelaksanaan tugas guru di sekolah yang akhirnya akan berpengaruh juga pada pencapaian
tujuan pendidikan yang diharapkan. Selain itu dengan motivasi kerja kepala
sekolah akan dapat mempengaruhi peningkatan kinerja guru dan tenaga pendidik
lainnya di sekolah.
Kepemimpinan Kepala
Sekolah
Kepala
sekolah yang berhasil apabila mereka memahami keberadaan sekolah sebagai
organisasi yang komplek dan unik serta mampu melaksanakan peranan kepala
sekolah sebagai seorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah.
Dalam mengelola sekolah, kepala sekolah memiliki peran yang sangat besar.
Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan menuju sekolah
dan pendidikan secara luas.
Kepemimpinan
kepala sekolah merupakan kemampuan untuk menggerakkan tenaga kependidikan,
sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif
dan efisien. Kepemimpinan Kepala Sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat
mendorong sekolah untuk mewuudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah
melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Dalam
mengarahkan visi dan misi pemimpin harus tnenetapkan tujuan ke arah kegiatan
yang tepat dan memerintahkan untuk bergerak.
Kepala
Sekolah adalah pemimpin pendidikan pada tingkat sekolah, sehingga ia juga harus
menghindarkan diri dari wacana retorika dan perlu membuktikan bahwa ia memiliki
kemampuan kerja secara profesional serta menghindarkan diri dari aktivitas yang
dapat menyebabkan pekerjaan yang ada disekolah menjadi sangat membosankan.
Kepala
sekolah merupakan orang atau personil kependidikan yang memiliki peran besar
dalam mencapai keberhasilan pengelolaan suatu sekolah, sedangkan guru berada
posisi lain yang berperan besar dalam keberhasilan proses belajar mengajar di
dalam kelas disamping peran siswa, karyawan sekolah dan juga orang tua siswa.
Kualitas kepemimpinan kepala sekolah yang didalamnya terdapat juga kepribadian,
ketrampilan dalam mengelola sekolah termasuk dalam menangani masalah yang
timbul disekolah, gaya kepemimpinan serta kemampuan menjalin hubungan antar manusia sangat menentukan atau memiliki
pengaruh yang besar terhadap kualitas proses belajar dan mengajar di sekolah.
Dalam hal ini keberhasilan kepala sekolah dalam memimpin
sekolah akan tampak dari apa yang dikerjakannya. Hal ini penting untuk
dikedepankan karena apa yang telah dikerjakan kepala sekolah melalui kebijakan
yang telah ditetapkan akan mempengaruhi kondisi fisik dan psikis para guru,
siswa dan karyawan sekolah. Guru akan dapat melaksanakan tugas dengan penuh
rasa tanggung jawab apabila ia merasa puas terhadap kepemimpinan kepala
sekolah. Oleh sebab itu seorang kepala sekolah dalam memimpin agar tujuan yang
telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik ia juga harus memperhatikan secara
kultural, baik bagi guru, siswa, karyawan sekolah, orang tua siswa serta
lingkungan masyarakat.
Menurut Mulyasa, dalam Deni Koswara (2008:57)
kepemimpinan seseorang sangat berkaitan dengan kepribadian, dan keperibadian
kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin dalam sifat-sifat yang jujur,
percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil resiko dan keputusan, berjiwa
besar, emoso yang stabil dan teladan.
Selanjutnya menurut Mulyono ( 2008:143) kepemipinan
kepala sekolah merupakan ruh yang menjadi pusat sumber gerak organisasi untuk
mencapai tujuan dalam meningkatkan kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara
efektif dengan para guru dalam situasi yang kondusif. Perilaku kepala sekolah harus dapat mendorong
kinerja para guru dengan menunjukkan rasa bersahabat, dekat dan penuh
pertimbangan terhadap para guru, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, seorang kepala
sekolah pada hakikatnya adalah seorang perencana, organisator, pemimpin dan seorang pengendali. Keberadaan seorang
kepala sekolah diperlukan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan
dimana di dalam organisasi yang di pimpinnya
berkembang berbagai macam pengetahuan serta organisasi yang menjadi tempat
untuk membina dan mengembangkan karir sumber daya manusia.
Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dapat dilihat
berdasarkan kriteria, mampu memberdayakan guru untuk melaksanakan proses
pembelajaran dengan baik, lancar dan produktif.
Kepala sekolah dapat menjelaskan tugas dan pekerjaannya sesuai waktu
yang telah ditetapkan, mampu membangun hubungan yang harmonis dengan guru dan
masyarakat dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah.
Menurut Wahjosumidjo ( 2008:102 ) bahwa kepemimpinan kepala sekolah terdiri
dari :
a.
kepemimpinan
yang berorientasi pada tugas (struktur
initiang) yang meliputi : mengutamakan pencapaian tujuan, menilai
pelaksanaan tugas bawahan, menetapkan batas-batas waktu pelaksanaan tugas,
menetapkan standar tertentu terhadap tugas bawahan, memberi petunjuk-petunjuk
kepada bawahan, melakukan pengawasan secara ketat terhadap tugas.
b.
kepemimpinan
yang berorientasi pada hubungan manusia yang meliputi : melibatkan bawahan
dalam pengambilan keputusan, bersikap bersahabat, membina hubungan kerjasama
dengan baik, membeerikan dukungan terhadap bawahan, menghargai ide atau
gagasan, memberi kepercayaan terhadap bawahan.
Kepala Sekolah sebagai pemimpin pendidikan yaitu bertanggung jawab dalam
menciptakan suatu situasi belajar mengajar yang kondusif, sehingga guru-guru
dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik dan peserta didik dapat belajar
dengan tenang. Disamping itu Kepala Sekolah dituntut untuk dapat bekerja sama
dengan bawahannya, dalam hal ini guru dan staf TU.
Guru
memerlukan motivasi yang
berasal dari luar dirinya yang tentu saja sangat perlu diperhatikan oleh
manajer atau Kepala Sekolah. Namun
demikian dalam motivasi dimulai dari dalam diri guru itu sendiri. Dorongan dari
dalam diri sendiri akan lebih berhasil daripada dorongan dari luar. Motivasi
kerja kepala sekolah adalah mengarahkan, dan mendorong seorang guru untuk
melakukan tindakan dan mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam upaya
untuk mencapai tujuan pendidikan.
Dengan peningkatan kemampuan
atas segala potensi yang dimilikinya itu, maka dipastikan guru-guru yang juga
merupakan mitra kerja kepala sekolah dalam berbagai bidang kegiatan pendidikan
dapat berupaya menampilkan sikap positif terhadap pekerjaannya dan meningkatkan
kompetensi profesionalnya.
Menurut Wahjosumidjo (2010:81) kepala sekolah yang
berhasil apabila mereka memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang
komplek dan unik serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai
seseorang yang diberi tanggung jawan untuk memimpin sekolah.
Selanjutnya menurut Tim
Dosen AP UPI ( 2008:126) kepemipinan
pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakkan pelaksanaan pendidikan
sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif
dan efisien. Sedangkan menurut pendapat Dadi Permadi ( 2009: 24) bahwa
kepemimpinan kepala sekolah dalam mengarahkan dan memanfaatkan segala sumber
daya yang tersedia sangat menentukan keberhasilan proses belajar di sekolah.
Kinerja Guru
Kinerja
merupakan serangkaian kegiatan yang menggambarkan sejauhmana hasil yang sudah
dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam
bentuk akuntabilitas publik, baik berupa keberhasilan maupun kekurangan yang
terjadi. Kinerja mensyaratkan adanya semangat kerja yang di dalamnya termasuk
beberapa nilai keberhasilan baik untuk organisasi maupun seseorang. Kinerja guru
menurut Martinis Yamin dkk (2010: 87) adalah merupakan hasil kerja seluruh
aktivitas dari seluruh komponen sumber daya yang ada. Kinerja merupakan
perilaku atau respon yang memberi hasil yang mengacu kepada apa yang mereka
kerjakan ketika dia menghadapi suatu tugas.
Keberhasilan
guru seseorang bisa dilihat apabila kriteria-kriteria yang ada telah mencapai
secara keseluruhan. Jika kriteria telah tercapai berarti pekerjaan seseorang
telah dianggap memiliki kualitas kerja yang baik. Sebagaimana yang telah
disebutkan dalam pengertian kinerja bahwa kinerja guru adalah hasil kerja yang
terlihat dari serangkaian kemampuan yang dimiliki oleh seorang yang berprofesi
guru. Kemampuan yang harus dimiliki guru telah disebutkan dalam peraturan
pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28
ayat 3 yang berbunyi: Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini yang meliputi (1)
kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi professional,
(4) kompentensi sosial
Menurut Mortimer J. Adler, dalam Permadi (2009:24) menyatakan bahwa mutu
belajar mengajar yang terjadi di sekolah adalah ditentukan oleh sebagian besar
mutu kepemimpinan kepala sekolah. Kinerja guru tercapai
dengan baik terlihat dari guru yang
rajin hadir di sekolah dan rajin dalam mengajar, guru mengajar dengan
sungguh-sungguh menggunakan rencana pelajaran, guru mengajar dengan semangat
dan senang hati, menggunakan media dan metode mengajar yang sesuai dengan
materi pelajaran, melakukan evaluasi pengajaran dan menindaklanjuti hasil
evaluasi. Apa yang dilakukan oleh guru ini akan berdampak kepada keberhasilan
siswa dalam proses belajar mengajar.
0 Komentar Tog Bhe Maseh: