KEKUASAAN DAN PENGARUH KEPEMIMPINAN

10.16 URAY ISKANDAR 0 Comments



Pemimpin adalah orang-orang yang menentukan tujuan, motivasi dan dan tindakan kepada orang lain. Seorang dapat diangkat sebagai pemimpin karena mempunyai kelebihan dari orang lain, ia dapat mempengaruhi orang lain bahkan ia memiliki kekuasaan untuk dapat mempengaruhi orang lain. Kelebihan itu ada yang berasal dari dalam dirinya ada juga yang berasal dari luar dirinya. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khusus, sehingga ia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama. Pemimpin adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau anggota kelompoknya  untuk mencapai tujuan bersama dalam wadah organisasi resmi maupun tidak resmi. Kepemimpinan adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi dan membuat orang lain mampu memberikan kontribusinya demi efektivitas dan keberhasilan organisasi. Kepemimpinan adalah sebuah proses pengaruh yang sengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk melakukan berbagai aktivitas-aktivitas di dalam sebuah kelompok atau organisasi. Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seorang pemimpin, yang mempunyai kekuasaan untuk mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama secara sadar dalam hubungan tugas yang diinginkan.
Seorang pemimpin memiliki kemampuan individu untuk mengkoordinasikan, mengarahkan dan mempengaruhi orang lain untuk saling bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian dapat dilihat adanya perbedaan-perbedaan yang dimiliki di dalam berbagai aspek, termasuk di dalamnya siapa yang menggunakan pengaruh, sasaran yang ingin diperoleh dari pengaruh tersebut, cara bagaimana pengaruh tersebut digunakan, serta hasil dari usaha menggunakan pengaruh tersebut. Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain untuk mencapai sesuatu dengan cara yang diinginkan.  Orang-orang yang berada pada pucuk pimpinan suatu organisasi, memiliki kekuasaan dalam konteks mempengaruhi perilaku orang-orang yang secara struktural organisator berada di bawahnya. Bagaimana ia menjalankan pengaruh kekuasaannya dalam mencapai suatu tujuan sehingga apa yang menjadi sebuah cita-cita bersama dapat tercapai.
Menurut French dan Raven, ada lima tipe kekuasaan, yaitu : pertama : Reward power, kekuasaan ini memusatkan perhatian pada kemampuan untuk memberi ganjaran atau imbalan atas pekerjaan atau tugas yang dilakukan orang lain. Kekuasaan ini akan terwujud melalui suatu kejadian atau situasi yang memungkinkan orang lain menemukan kepuasan. Seseorang dapat melalukan reward power karena ia mampu memberi kepuasan kepada orang lain.
Kedua, Coercive power yaitu sebuah kekuasaan yang bertipe paksaan yang lebih memusatkan pandangan kemampuan untuk memberi hukuman kepada orang lain. Bawahan merasakan bahwa atasannya yang mempunyai pengaruh untuk menghukum dengan tugas-tugas yang sulit. Apabila kekuasaan ini terlalu banyak digunakan akan membawa kemungkinan bawahan melakukan tindakan balas dendam atas perlakuan atau hukuman yang dirasakannya tidak adil, bahkan sangat mungkin bawahan akan meninggalkan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
Ketiga, Referent power adalah kekuasaan yang didasarkan pada satu hubungan kesukaan, dalam arti ketika seseorang mengidentifikasi orang lain yang mempunyai kualitas atau persyaratan seperti yang diinginkannya. Seorang pimpinan akan mempunyai referensi terhadap para bawahannya yang mampu melaksanakan pekerjaan dan bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan atasannya.
Keempat,  Expert power yaitu sebuah kekuasaan yang berdasar pada keahlian, memfokuskan diri pada suatu keyakinan bahwa seseorang yang mempunyai kekuasaan, pastilah ia memiliki pengetahuan, keahlian dan informasi yang lebih banyak dalam suatu persoalan. Seorang atasan akan dianggap memiliki kekuasaan keahlian tentang pemecahan suatu persoalan tertentu, kalau bawahannya selalu berkonsultasi dengan pimpinan tersebut dan menerima jalan pemecahan yang diberikan pimpinan.
Kelima, Legitimate power adalah sebuah kekuasaan yang sah adalah kekuasaan yang sebenarnya, ketika seseorang melalui suatu persetujuan dan kesepakatan diberi hak untuk mengatur dan menentukan perilaku orang lain dalam suatu organisasi. Kekuasaan ini bersandar pada struktur sosial suatu organisasi, dan terutama pada nilai-nilai kultural. Dalam contoh yang nyata, jika seseorang dianggap lebih tua, memiliki senioritas dalam organisasi, maka orang lain setuju untuk mengizinkan orang tersebut melaksanakan kekuasaan yang sudah dilegitimasi tersebut.
Dari lima tipe kekuasaan yang harus dingat bahwa kekuasaan hampir selalu berkaitan dengan praktik-praktik seperti penggunaan rangsangan atau paksaan guna mengamankan tindakan menuju tujuan yang telah ditetapkan. Seharusnya orang-orang yang berada di pucuk pimpinan, mengupayakan untuk sedikit menggunakan rangsangan  dan paksaan. Sebab secara alamiah cara yang paling efisien dan ekonomis supaya bawahan secara sukarela dan patuh untuk melaksanakan pekerjaan adalah dengan cara mempersuasi mereka. Cara-cara memberikan rangsangan ataupun insentif serta paksaan ini selalu lebih mahal, dibanding jika karyawan secara spontas termotivasi untuk mencapai tujuan organisasi yang mereka pahami berasal dari kewenangan yang sah.
Dengan demikian bahwa kekuasaan adalah kemampuan mempengaruhi orang lain untuk mencapai sesuatu dengan cara yang diinginkan. Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, maka mungkin sekali setiap interaksi dan hubungan sosial dalam suatu organisasi melibatkan penggunaan kekuasaan. Cara pengendalian unit organisasi dan individu di dalamnya berkaitan dengan penggunaan kekuasaan. Kekuasaan melibatkan hubungan antara dua orang atau lebih. Dikatakan seseorang mempunyai kekuasaan atas orang lain, jika ia dapat menyebabkan orang lain untuk melakukan sesuatu di mana ia tidak ada pilihan kecuali melakukannya. Kekuasaan selalu melibatkan interaksi sosial antar beberapa pihak, lebih dari satu pihak. Dengan demikian seorang individu atau kelompok yang terisolasi tidak dapat memiliki kekuasaan karena kekuasaan harus dilaksanakan atau mempunyai potensi untuk dilaksanakan oleh orang lain atau kelompok lain.
Pemimpin adalah orang yang berada di barisan paling depan yang diharapkan para pengikutnya untuk mengarahkan mereka, sehingga tidaklah mengherankan apabila pemimpin yang efektif atau pemimpin yang baik pada umumnya sangat pandai untuk memotivasi diri sendiri dan memotivasi para pengikutnya. Dukungan dari bawah hanya akan muncul secara berkelanjutan ketika pimpinannya benar-benar bermutu atau unggul. Kepemimpinan sangat penting dan akan berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas seorang pemimpin  yang akhirnya akan berpengaruh juga pada pencapaian tujuan yang diharapkan. Selain itu dengan motivasi kerja seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi peningkatan kinerja dalam sebuah organisasi.
Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk menggerakkan, sehingga tujuan orgnisasi yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Kepemimpinan  merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong suatu kelembagaan organisasi untuk mewuudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Dalam mengarahkan visi dan misi pemimpin harus menetapkan tujuan ke arah kegiatan yang tepat dan memerintahkan untuk dapat bergerak.
Pemimpin juga harus menghindarkan diri dari wacana retorika dan perlu membuktikan bahwa ia memiliki kemampuan kerja secara profesional serta menghindarkan diri dari aktivitas yang dapat menyebabkan pekerjaan yang ada menjadi sangat membosankan. Seorang pemimpin memiliki peran yang sangat besar dalam mencapai keberhasilan pengelolaan suatu organisasi.  Kualitas kepemimpinan seorang dapat dilihat dari kepribadiannya, ketrampilannya dalam mengelola orgnisasi termasuk dalam menangani masalah yang timbul, gaya kepemimpinannya serta kemampuan menjalin hubungan antar manusia. Dengan demikian kekuasaan akan melekat pada diri seseorang pemimpin dan merupakan sebuah variabel yang dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi. Besar kecilnya pengaruh kepemimpinan seseorang sangat tergantung pada seberapa banyak jenis kekuasaan yang ia miliki dan seberapa tepat ia menerapkannya.

Oleh : Uray Iskandar, S.Pd,M.Pd ( Alumni S2 AP FKIP Untan Pontianak)

You Might Also Like

0 Komentar Tog Bhe Maseh: