KEKUASAAN DAN PENGARUH KEPEMIMPINAN
Pemimpin adalah
orang-orang yang menentukan tujuan, motivasi dan dan tindakan kepada orang
lain. Seorang dapat diangkat sebagai pemimpin karena mempunyai kelebihan dari
orang lain, ia dapat mempengaruhi orang
lain bahkan ia memiliki kekuasaan untuk dapat mempengaruhi orang lain. Kelebihan
itu ada yang berasal dari dalam dirinya ada juga yang berasal dari luar
dirinya. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan
khusus, sehingga ia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama. Pemimpin adalah
seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain
atau anggota kelompoknya untuk mencapai tujuan bersama dalam wadah
organisasi resmi maupun tidak resmi. Kepemimpinan adalah kemampuan individu
untuk mempengaruhi, memotivasi dan membuat orang lain mampu memberikan
kontribusinya demi efektivitas dan keberhasilan organisasi. Kepemimpinan adalah
sebuah proses pengaruh yang sengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang
lain untuk melakukan berbagai
aktivitas-aktivitas di dalam sebuah kelompok atau organisasi. Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam
diri seorang pemimpin, yang mempunyai
kekuasaan untuk mempengaruhi orang lain untuk
bekerja sama secara sadar dalam hubungan tugas yang diinginkan.
Seorang
pemimpin memiliki kemampuan individu untuk mengkoordinasikan, mengarahkan dan
mempengaruhi orang lain untuk saling bekerja sama untuk mencapai tujuan
organisasi. Dengan demikian dapat dilihat adanya perbedaan-perbedaan yang dimiliki
di dalam berbagai aspek, termasuk di dalamnya siapa yang menggunakan pengaruh,
sasaran yang ingin diperoleh dari pengaruh tersebut, cara bagaimana pengaruh
tersebut digunakan, serta hasil dari usaha menggunakan pengaruh tersebut. Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi
orang lain untuk mencapai sesuatu dengan cara yang diinginkan. Orang-orang yang berada pada pucuk pimpinan suatu
organisasi, memiliki kekuasaan dalam konteks mempengaruhi perilaku orang-orang
yang secara struktural organisator berada di bawahnya. Bagaimana ia menjalankan
pengaruh kekuasaannya dalam mencapai suatu tujuan sehingga apa yang menjadi
sebuah cita-cita bersama dapat tercapai.
Menurut French dan Raven, ada lima tipe kekuasaan, yaitu : pertama : Reward power, kekuasaan ini memusatkan perhatian pada kemampuan untuk memberi ganjaran
atau imbalan atas pekerjaan atau tugas yang dilakukan orang lain. Kekuasaan ini
akan terwujud melalui suatu kejadian atau situasi yang memungkinkan orang lain
menemukan kepuasan. Seseorang dapat melalukan reward power karena ia mampu
memberi kepuasan kepada orang lain.
Kedua, Coercive power yaitu
sebuah kekuasaan yang bertipe paksaan yang lebih memusatkan pandangan kemampuan
untuk memberi hukuman kepada orang lain. Bawahan merasakan bahwa atasannya yang
mempunyai pengaruh untuk menghukum dengan tugas-tugas yang sulit. Apabila
kekuasaan ini terlalu banyak digunakan akan membawa kemungkinan bawahan
melakukan tindakan balas dendam atas perlakuan atau hukuman yang dirasakannya
tidak adil, bahkan sangat mungkin bawahan akan meninggalkan pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya.
Ketiga, Referent power adalah
kekuasaan yang didasarkan pada satu hubungan kesukaan, dalam arti ketika
seseorang mengidentifikasi orang lain yang mempunyai kualitas atau persyaratan
seperti yang diinginkannya. Seorang pimpinan akan mempunyai referensi terhadap
para bawahannya yang mampu melaksanakan pekerjaan dan bertanggung jawab atas
pekerjaan yang diberikan atasannya.
Keempat, Expert power yaitu sebuah kekuasaan yang
berdasar pada keahlian, memfokuskan diri pada suatu keyakinan bahwa seseorang
yang mempunyai kekuasaan, pastilah ia memiliki pengetahuan, keahlian dan
informasi yang lebih banyak dalam suatu persoalan. Seorang atasan akan dianggap
memiliki kekuasaan keahlian tentang pemecahan suatu persoalan tertentu, kalau
bawahannya selalu berkonsultasi dengan pimpinan tersebut dan menerima jalan
pemecahan yang diberikan pimpinan.
Kelima, Legitimate power
adalah sebuah kekuasaan yang sah adalah kekuasaan yang sebenarnya, ketika
seseorang melalui suatu persetujuan dan kesepakatan diberi hak untuk mengatur
dan menentukan perilaku orang lain dalam suatu organisasi. Kekuasaan ini
bersandar pada struktur sosial suatu organisasi, dan terutama pada nilai-nilai kultural.
Dalam contoh yang nyata, jika seseorang dianggap lebih tua, memiliki senioritas
dalam organisasi, maka orang lain setuju untuk mengizinkan orang tersebut
melaksanakan kekuasaan yang sudah dilegitimasi tersebut.
Dari lima
tipe kekuasaan yang harus dingat bahwa kekuasaan hampir selalu berkaitan dengan
praktik-praktik seperti penggunaan rangsangan atau paksaan guna mengamankan
tindakan menuju tujuan yang telah ditetapkan. Seharusnya orang-orang yang
berada di pucuk pimpinan, mengupayakan untuk sedikit menggunakan rangsangan dan paksaan. Sebab secara alamiah cara yang
paling efisien dan ekonomis supaya bawahan secara sukarela dan patuh untuk
melaksanakan pekerjaan adalah dengan cara mempersuasi mereka. Cara-cara memberikan
rangsangan ataupun insentif serta paksaan ini selalu lebih mahal, dibanding
jika karyawan secara spontas termotivasi untuk mencapai tujuan organisasi yang
mereka pahami berasal dari kewenangan yang sah.
Dengan demikian bahwa kekuasaan adalah kemampuan mempengaruhi
orang lain untuk mencapai sesuatu dengan cara yang diinginkan. Kekuasaan
merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, maka mungkin sekali setiap
interaksi dan hubungan sosial dalam suatu organisasi melibatkan penggunaan
kekuasaan. Cara pengendalian unit organisasi dan individu di dalamnya berkaitan
dengan penggunaan kekuasaan. Kekuasaan melibatkan hubungan antara dua orang
atau lebih. Dikatakan seseorang mempunyai kekuasaan atas orang lain, jika ia dapat
menyebabkan orang lain untuk melakukan sesuatu di mana ia tidak ada pilihan
kecuali melakukannya. Kekuasaan selalu melibatkan interaksi sosial antar
beberapa pihak, lebih dari satu pihak. Dengan demikian seorang individu atau
kelompok yang terisolasi tidak dapat memiliki kekuasaan karena kekuasaan harus
dilaksanakan atau mempunyai potensi untuk dilaksanakan oleh orang lain atau
kelompok lain.
Pemimpin adalah orang yang berada di barisan
paling depan yang diharapkan para pengikutnya untuk mengarahkan mereka, sehingga tidaklah mengherankan
apabila pemimpin yang efektif atau pemimpin yang baik pada umumnya sangat
pandai untuk memotivasi diri sendiri dan memotivasi para pengikutnya. Dukungan dari bawah hanya akan muncul secara
berkelanjutan ketika pimpinannya benar-benar bermutu atau unggul. Kepemimpinan
sangat penting dan akan berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas seorang pemimpin
yang
akhirnya akan berpengaruh juga pada pencapaian tujuan yang diharapkan. Selain
itu dengan motivasi kerja seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi peningkatan
kinerja dalam sebuah organisasi.
Kepemimpinan
merupakan kemampuan untuk menggerakkan, sehingga tujuan orgnisasi
yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor
yang dapat mendorong suatu kelembagaan organisasi untuk mewuudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran
program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Dalam
mengarahkan visi dan misi pemimpin harus menetapkan tujuan ke arah kegiatan yang tepat dan
memerintahkan untuk dapat bergerak.
Pemimpin
juga harus menghindarkan diri dari wacana retorika dan perlu membuktikan bahwa
ia memiliki kemampuan kerja secara profesional serta menghindarkan diri dari
aktivitas yang dapat menyebabkan pekerjaan yang ada menjadi sangat membosankan.
Seorang pemimpin memiliki peran yang sangat besar dalam mencapai keberhasilan pengelolaan suatu organisasi. Kualitas kepemimpinan seorang
dapat dilihat dari kepribadiannya, ketrampilannya dalam mengelola orgnisasi termasuk dalam menangani masalah yang timbul, gaya kepemimpinannya
serta kemampuan menjalin hubungan antar manusia.
Dengan demikian kekuasaan akan melekat pada diri
seseorang pemimpin dan merupakan sebuah variabel yang dapat berubah sesuai
dengan situasi dan kondisi. Besar kecilnya pengaruh kepemimpinan seseorang
sangat tergantung pada seberapa banyak jenis kekuasaan yang ia miliki dan
seberapa tepat ia menerapkannya.
Oleh : Uray Iskandar,
S.Pd,M.Pd ( Alumni S2 AP FKIP Untan Pontianak)
0 Komentar Tog Bhe Maseh: