Keterampilan Manajerial

7:28 PM URAY ISKANDAR 0 Comments

a. Pengertian Manajer
Istilah manajer adalah siapa saja yang bertanggung jawab untuk melaksanakan aktivitas utama dalam sebuah manajemen. Apa aktivitas utama tersebut ? Pada beberapa literatur, aktivitas utama dibagi menjadi empat bagian, yang memang merupakan tugas-tugas pokok seorang manejer, yakni: merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan. Kepala Sekolah sebagai manajer menempati posisi yang telah ditentukan didalam organisasi sekolah. Kepala sekolah mempunyai posisi puncak yang memegang kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Selain empat tugas utama tersebut, masih banyak tugas-tugas dan fungsi lain sesuai dengan klasisfikasi yang lebih detail. Hal ini berhubungan dengan perbedaan tingkat dan cakupan kegiatan organisasi. Jadi konsep manajemen adalah aktivitas atau seni mengatur dan mengetahui secara tepat apa yang ingin dikerjakan melalui proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam klasifikasi dasar, manejer mempunyai tiga tingkat peran, yakni:
1). Manajer lini pertama, adalah tingkat paling rendah dalam sebuah organisasi dimana manejer bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain. Manajer ini bertugas mengarahkan karyawan non-menejemen; manajer tersebut tidak mengawasi menajer yang lain. Contoh dari manajer lini pertama adalah foreman atau supervisor produksi dalam sebuah pabrik.
2). Manajer Menengah, pada tingkat ini, manejemen mencakup lebih dari satu tingkat dalam sebuah organisasi. Manajer menengah mengarahkan kegiatan menajer dari tingkat yang lebih rendah bahkan kadang-kadang langsung pada karyawan operasional. Tanggung jawab dan prinsip kerja manajer menengah adalah mengarahkan aktivitas yang mengimplementasikan kebijakan organisasi dan menyeimbangkan permintaan dari manejer mereka dengan kapasitas karyawan.
3). Manajer Puncak, mereka bertanggung jawab untuk manajemen keseluruhan dari sebuah organisasi. Mereka menetapkan kebijakan operasional sebuah organisasi dan pedoman interaksi organisasi. ( http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen, akses tgl 10 Desember 2010 )

Tingkatan-tingkatan manajemen dalam suatu organisasi dapat digambarkan sebagai berikut :














Gambar 1 : Tingkatan Manajemen

Seorang kepala sekolah, di samping harus mampu melaksanakan proses manajemen yang merujuk pada fungsi-fungsi manajemen, juga dituntut untuk memahami sekaligus menerapkan seluruh substansi kegiatan pendidikan.
Managers identify their own leadership styles, to understand how subordinates are affected by their leadership style, and to explore the use of alternative leadership styles consistent with employees’ needs. ( Fred C. Lunenburg 2008:11)

Manajer bertugas untuk mengidentifikasi gaya kepemimpinan mereka sendiri, untuk memahami bagaimana bawahan dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan mereka, dan untuk mengeksplorasi penggunaan alternatif kepemimpinan yang konsisten dengan kebutuhan karyawan.
Dikemukakan pula bahwa sebagai kepala administrasi, kepala sekolah bertugas untuk membangun manajemen sekolah serta bertanggungjawab dalam pelaksanaan keputusan manajemen dan kebijakan sekolah.
Sebuah organisasi yang makin membesar harus ada orang yang mengkondisikan aktifitas-aktifitas pada tingkatan operasi maupun mengambil keputusan tentang produk-produk atau jasa-jasa yang akan dihasilkan, maka orang yang mengkoordinasikan aktifitas-aktifitas organisasi itulah yang disebut manajer (Winardi, 1990 dalam Wahyudi). Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa manajer adalah orang yang mempunyai tanggung jawab atas bawahan sumber daya organisasi yang mana ia dapat mengkoordinasikan aktifitas organisasi dalam rangka mencapai tujuan.
Ben. M. Harris ( 1998:34) menarik kesimpulan sebagai berikut :
The services associated with the management function are sometimes referred as auxiliary services. Like special pupil services, they tend to be noninstructional and of numerous kinds. Tax collecting, purchasing, accounting, printing,warehousing, equipment maintenance, and cleaning are but a few of the services for which a school and must either contract with private firms or provide specialized personnel.
Layanan yang berhubungan dengan fungsi manajemen kadang-kadang disebut sebagai layanan tambahan. Seperti halnya layanan murid khusus, mereka cenderung bukan bersifat pelajaran dan berbagai macam. Mengumpulkan pajak, pembelian, akuntansi, percetakan, pergudangan, peralatan pemeliharaan, dan pembersihan hanyalah beberapa layanan yang sekolah dan harus baik kontrak dengan perusahaan swasta atau menyediakan personil khusus.
Hal serupa dikemukakan oleh Kantz dalam Segiovanni (Sudarwan Danim, 1995 dalam Wahyudi ) bahwa dalam keseluruhan mekanisme kerja manajemen sekolah sebagai proses sosial, mengemukan tiga jenis keterampilan yang seyogyanya dimiliki oleh kepala sekolah, yaitu : (1) keterampilan teknis, yakni keterampilan yang berhubungan dengan pengetahuan, metode, dan teknik-teknik tertentu dalam menyelesaikan tugas-tugas tertentu; (2) keterampilan manusiawi yakni keterampilan yang menunjukkan kemampuan seorang manajer di dalam bekerja dengan orang lain secara efektif dan efisien; (3) keterampilan konseptual yakni keterampilan yang berkenaan dengan cara kepala sekolah memandang sekolah, keterkaitan sekolah dengan struktur di atasnya dan dengan pranata-pranata kemasyarakatan, serta program kerja sekolah secara keseluruhan.
Dengan demikian pengertian manajer adalah seseorang yang memiliki strategi untuk mendayagunakan orang lain melalui kerjasama dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Evolusi Teori Manajemen
1) Teori Manajeman Klasik
Tujuan dari scientific Management (1870) menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan suatu pendekatan manajemen yang sistematik. Pada masa manajemen secara ilmiah manusia dianggap sebagai tenaga kerja rasional dan ekonomi dimana manusia disamakan dengan mesin. Pelopor teory organisasi klasik Hendry Fayol (Prancis) dalam bukunya : Administration Industrielle et geneelle (Administrasi industri dan umum). Dalam bukunya tersebut mengemukakan teory dan teknik administrasi sebagai pedoman pengelolaan administrasi yang kompleks

2) Teori Perilaku
Prinsip dasar perilaku organisasi disimpulkan oleh beberapa tokoh manajemen moderen sebagai berikut :
1) Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknis secara ketat (peranan, prosedur, prinsip)
2) Manajemen harus secara sistematik, dan pendekatan yang digunakan harus dengan mempertimbangkan secara hati-hati
3) Organisasi sebagau suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi.
4) Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan
3) Teori Kuantitatif (Riset Operasi dan Ilmu Manajemen)
Ditandai dengan perkembangan tim-tim riset operasi dalam pemecahan masalah-masalah industri, sejalan dengan perkembangan dunia teknologi, prosedur-prosedur riset operasional kemudian diformulasikan dan disebut dengan aliran Management Science.
4) Evolusi Teori Manajemen
Perkembangan teori manajemen untuk masa datang adalah :
1) Dominan, salah satu dari aliran utama dapat muncul sebagai yang paling berguna.
2) Divergence, setiap aliran melalui jalur sendiri
3) Convergence, aliran-aliran dapat menjadi sepaham dengan batasan-batasan diantara mereka cenderung kabur
4) Sintesa, masing-masing aliran berintegrasi
5) Proliferation, adanya kemungkinan muncul lebih banyak aliran lagi
c. Keterampilan Manajerial
Melakukan manajemen secara efektif dapat dimungkinkan jika manajer itu memiliki ketrampilan manajemen dengan baik. Ketrampilan itu dimaksudkanagar dapat mengelola sumber daya yang dimiliki organisasi baik sumber daya manusia maupun sumber daya lain secara efisien dan efektif. Selain itu, sumber-sumber tersebut tidak selalu tersedia dalam organisasi sehinga harus ada usaha-usaha manajer untuk mengadakannya atau mencari alternatif pemecahan masalah berkenaan dengan sumber daya itu. Kemampuan teknik manajerial kepala sekolah akan meliputi tentang berbagai ketrampilan dalam hal pemahaman yang luas tentang seluruh operasi sekolah dalam hubungannya dengan tuntutan teknik yang harus dikuasai.
Menurut Rohiat ( 2010: 9 ) keterampilan manajer ada 4 macam yaitu :
1) Keterampilan Konseptual, keterampilan untuk memahami dan mengoperasikan organisasi.
2) Keterampilan Manusiawi, keterampilan untuk bekerja sama, memotivasi dan memimpin
3) Keterampilan Teknik, keterampilan menggunakan pengetahuan, metode, teknik dan perlengkapan untuk menyelesaikan tugas-tugas.
4) Keterampilan Desain, kemampuan untuk memecahkan problem dalam mencarikan keuntungan-keuntungan bagi organisasi.
Kepala Sekolah merupakan jabatan karir yang diperoleh oleh seseorang guru setelah sekian lama menjabat sebagai guru. Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk mendayagunakan tenaga kependidikan melalui kerjasama atau koperatif, memberi kesempatan untuk meningkatkan profesi dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah. Dalam mencapai suatu tujuan organisasi bahwa seorang manajer harus memiliki ketrampilan manajerial agar dapat menjalankan fungsi-fungsi daripada manajemen.
Fred Luthans (1995) mengemukakan lima jenis keterampilan yang dibutuhkan oleh seorang manajer, yang mencakup : (1) Cultural flexibility; (2) Communication skills (3) Human Resources Development skills (4) Creativity ; dan (5) Self Management of learning. ( http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/02/kemampuan-manajerial-kepala-sekolah/Akses tanggal 17 Desember 2010 ). Kelima keterampilan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Cultural flexibility merupakan keterampilan yang merujuk kepada kesadaran dan kepekaan budaya, di mana seorang manajer dituntut untuk dapat menghargai nilai keberagaman kultur yang ada di dalam organisasinya. Kepala sekolah selaku manajer di sekolah sangat mungkin akan dihadapkan dengan warga sekolah, dengan latar kultur yang beragam, baik guru, tenaga administrasi maupun siswa. Oleh karenanya, kepala sekolah dituntut untuk dapat menghargai keberagaman kultur ini.
Communication skill merupakan keterampilan manajer yang berkenaan dengan kemampuan untuk berkomunikasi, baik dalam bentuk lisan, tulisan maupun non verbal. Keterampilan komunikasi amat penting bagi seorang kepala sekolah, karena hampir sebagian besar tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa melibatkan dan berhubungan orang lain. Komunikasi yang efektif akan sangat membantu terhadap keberhasilan organisasi secara keseluruhan.
Human Resources Development skills merupakan keterampilan manajer yang berkenaan dengan pengembangan iklim pembelajaran (learning climate), mendesain program pelatihan, pengembangan informasi dan pengalaman kerja, penilaian kinerja, penyediaan konseling karier, menciptakan perubahan organisasi, dan penyesuaian bahan-bahan pembelajaran. Dalam perspektif persekolahan, kepala sekolah dituntut untuk memiliki keterampilan dalam mengembangkan sumber daya manusia yang tersedia di sekolahnya, sehingga mereka benar-benar dapat diberdayakan dan memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan pendidikan di sekolah
Creativity merupakan keterampilan manajer yang tidak hanya berkenaan dengan pengembangan kreativitas dirinya sendiri, akan tetapi juga keterampilan untuk menyediakan iklim yang mendorong semua orang untuk menjadi kreatif. Sehubungan dengan hal ini, seorang kepala sekolah dituntut untuk memiliki keterampilan dalam menciptakan iklim kreativitas di lingkungan sekolah yang mendorong seluruh warga sekolah untuk mengembangkan berbagai kreativitas dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya.
Self- management of learning merupakan keterampilan manajer yang merujuk kepada kebutuhan akan belajar yang berkesinambungan untuk mendapatkan berbagai pengetahuan dan keterampilan baru. Dalam hal ini, kepala sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha memperbaharui pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya

You Might Also Like

0 Komentar Tog Bhe Maseh: