Keterampilan Managerial Kepala Sekolah dan Kinerja Guru

20.08 URAY ISKANDAR 0 Comments

Di dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pemimpin pendidikan, seorang Kepala Sekolah mengkoordinir, mengawasi, mengarahkan serta menilai berbagai kegiatan sekolah yang sedang dikerjakan. Ada pula hal lain yang amat penting untuk diperhatikan dan dilaksanakan oleh seorang Kepala Sekolah yaitu berupa perhatian yang serius terhadap permasalahan-permasalahan khusus yang ada pada diri para guru, misalnya tingkat ketekunan, kesetiaan serta keseriusan dalam melaksanakan tugas-tugas sekolah.
Seorang Kepala Sekolah dapat menanggulangi permasalahan dan mengendalikan perilaku guru-guru serta mengikat perhatian mereka secara efektif dalam melaksanakan tugas-tugas di sekolah adalah hal yang perlu dilaksanakan. Salah satu fungsi manajerial yang dilakukan oleh Kepala Sekolah adalah fungsi pengawasan atau disebut juga fungsi pengendalian. Dan kegiatan pengawasan patut dilaksanakan oleh Kepala Sekolah karena hal itu merupakan salah satu fungsi atau proses manajemen yang wajib diimplentasikan secara nyata di sekolah. Sesuai dengan hakekatnya, kegiatan pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala Sekolah merupakan kegiatan balikan untuk mengidentifikasi secara jelas apakah hasil yang dicapai konsisten atau tidak konsisten dengan hasil yang diharapkan dalam rencana serta penyimpangan yang terjadi di dalam pelaksanaan suatu program sekolah. Nampak di sini bahwa ada kegiatan operasional yang terkandung dalam hakekat pengawasan tersebut yaitu terdapat upaya peningkatan dan perbaikan kinerja
Dari penjelasan di atas, nampak bahwa hasil yang maksimal di suatu sekolah, ditentukan oleh kualitas penguasaan bidang dan dedikasi yang tinggi dari para guru ekonomi di sekolah dimaksud. Dan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas akademik dan semangat mengabdi dari para guru ekonomi di suatu sekolah adalah melalui kegiatan pengawasan atau kontrol yang dilakukan secara terus menerus oleh Kepala Sekolah.
Kepala Sekolah mengganggap hal yang mendasari upaya mengefektifkan kegiatan pengawasan adalah bahwa jika kinerja guru-guru ekonomi di sekolah diperbaiki dan ditingkatkan, maka mereka semakin menguasai konsep materi pelajaran dan proses pembelajaran sehingga akan berdampak positif terhadap hasil yang maksimal. Pelaksanaan fungsi pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah merupakan banyak operasional atau implementasi dari salah satu subtansi proses manajemen dalam keseluruhan sistem di sekolah. Oleh kerena itu pelaksanaan fungsi pengawasan itu adalah sebagai bentuk konkret dari salah satu komponen di dalam keseluruhan sistem sekolah, maka tingkat keefektifannya dipenggaruhi atau tergantung pula pada dukungan dari komponen-komponen lain dalam keseluruhan sistem sekolah. Berangkat dari teori sistem dalam manajemen, maka dikatakan bahwa tingkat keefektifan pelaksanaan fungsi pengawasan di sekolah terwujud karena didukung oleh beberapa variabel, antara lain budaya organisasi di sekolah dan keterampilan manajerial kepala sekolah. Dukungan dari dua variabel tersebut terhadap tingkat keefektifan pelaksanan fungsi pengawasan di sekolah suksesnya seorang Kepala Sekolah dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja guru-guru ekonomi. Misalnya tingkat pendidikan, masa kerja, tingkat penghasilan,
fasilitas kerja yang memadai dan kesibukan lain di luar tugas pokoknya.
Gorton (1976) dalam temuan penelitiannya mengatakan bahwa keterampilan manajerial penting bagi peningkatan kinerja guru. Megan dkk (2005) menyatakan bahwa keterampilan manajerial berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Metcalf dan Urwick dalam Mantja menyimpulkan bahwa keikutsertaan guru dalam fungsi-fungsi kepemimpinan dapat meningkatkan kinerjanya.
Hasil penelitian Holten Sion yang berjudul keterampilan manajerial kepala sekolah, komitmen, daya tahan terhadap stres, kepuasan dan performansi mengajar guru menunjukkan bahwa: Berdasarkan hasil analisis deskriptif keterampilan manajerial kepala sekolah dalam kualifikasi cukup, komitemen guru dalam kualifikasi antara tinggi dan sedang, daya tahan kerja guru terhadap stres kerja dalam kualifikasi kuat, kepuasan kerja guru dalam kualifikasi tinggi, performansi guru dalam kualifikasi cukup, dan prestasi akademik siswa dalam kualifikasi baik.
Berdasarkan hasil analisis jalur (path) ada hubungan langsung signifikan keterampilan manajerial kepala sekolah dengan komitmen guru, ada hubungan langsung signifikan keterampilan manajerial kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru, ada hubungan langsung signifikan keterampilan manajerial kepala sekolah dengan performansi guru, tidak ada hubungan daya tahan guru terhadap stres kerja dengan performansi guru, ada hubungan langsung antara kepuasan kerja guru dengan performansi mengajar guru, dan ada hubungan antara performansi mengajar guru terhadap prestasi akademik siswa. Secara simultan terdapat hubungan positif signifikan antara keterampilan manajerial kepala sekolah, komitmen guru, kepuasan kerja guru, dan performasi mengajar guru dengan prestasi akademik siswa.
Dalam penelitian Gemnafle (2003) disimpulkan bahwa keterampilan manajerial memberikan kontribusi 33,79 peren terhadap kinerja guru. Lebih lanjut Gemnafle menyimpulkan bahwa terdapat jalur hubungan kausal langsung yang cukup signifikan antara keterampilan manajerial kepala sekolah dengan kinerja guru dalam mengajar pada SMU Negeri dan swasta di Sulawesi Tenggara.78 Kesimpulan ini juga diperkuat oleh Caldwell sebagaimana dikutip Sion bahwa keterampilan manajerial adalah cara yang efektif untuk meningkatkan kinerja.
Hasil penelitian yang dilakukan di Universitas Michigan sebagaimana dikutip Supriyanto menunjukkan partisipasi bawahan dalam pengambilan keputusan akan menghasilkan kepuasan kerja dan kinerja yang lebih tinggi. Dengan asumsi bahwa pengambilan keputusan adalah bagian dari kegiatan manjerial, maka secara otomatis dapat dikatakan bahwa kinerja guru ada hubungannya dengan keterampilan manajerial kepala sekolah. Salah satu hasil penelitian yang mengungkapkan hubungan keterampilan manajerial dengan kinerja guru adalah penelitian Kasman (2003), yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kinerja guru dengan keterampilan manajerial kepala sekolah dasar.
Vroom dan Yetton (1973) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa semakin sering guru dilibatkan dalam pembuatan keputusan, maka semakin meningkat kinerjanya dalam melaksanakan tugas dan hasilnya juga meningkat. Sehingga dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kepala sekolah merupakan variabel penentu yang berpengaruh terhadap kinerja guru.
Keseluruhan temuan penelitian yang telah dikemukakan diatas memberikan penjelasan bahwa kinerja guru memiliki hubungan dengan seberapa baik keterampilan manajerial kepala sekolah. Pernyataan ini dapat dilihat dari hasil penelitin Megan dkk (2005) menyimpulkan bahwa kualitas manajemen kepala sekolah merupakan faktor yang menentukan efektivitas kinerja guru demi pencapaian hasil yang optimal.

You Might Also Like

0 Komentar Tog Bhe Maseh: