Kepemimpian dan Motivasi Kerja Kepala Sekolah
Guru dalam proses pembelajaran memiliki
peran penting terutama dalam membantu peserta didik untuk membangun sikap
positif dalam belajar, membangkitkan rasa ingin tahu, mendorong kemandirian dan
ketepatan logika intelektual, serta menciptakan kondisi-kondisi untuk sukses
dalam belajar.
Prajudi Atmosudirdjo (1982:60) dalam Martinis
Yamin& Maisah (2010:26) menyebutkan bahwa guru memiliki peran yag sangat
besar dalam pendidikan, di pundaknya dibebani suatu tanggung jawab atas mutu
pendidikan. Maka dari itu
guru harus mengembangkan dirinya dengan meningkatkan kompetensi dan kinerjanya.
Tugas utama guru adalah membimbing, membantu,
mengarahkan peserta didik kedewasaaannya. Hal ini sejalan dengan pendapat
Martinis Yamin&Maisah, 2010:87, bahwa kinerja guru menyangkut seluruh
aktivitas yang ditunjukkan oleh tenaga pengajar dalam tanggungjawabnya sebagai
seorang yang mengemban suatu amanat dan tanggung jawab untuk mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, dan memandu peserta didik dalam rangka
menggiring perkembangan peserta didik kearah kedewasaan mental-spiritual maupun
fisik-bilogis.
Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menegaskan
bahwa pendidik (guru) harus memiliki kompetensi sebagai agen pembelajaran pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini. Arahan
normatif tersebut yang menyatakan bahwa guru sebagai agen pembelajaran
menunjukkan pada harapan, bahwa guru merupakan pihak pertama yang paling
bertanggung jawab dalam pentransferan ilmu pengetahuan kepada peserta didik.dan
juga harus menguasai kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial
Kompetensi
pedagogik, merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik meliputi pemahaman
wawasan guru akan ladasan dan filsafat pendidikan, pemahaman potensi dan
keberagaman peserta didik. Kompetensi kepribadian, guru sebagai teladan bagi
murid-muridnya harus memiliki sikap dan kepribadian utuh yang dapat dijadikan
tokoh panutan idola dalam seluruh segi kehidupannya. Kompetensi profesional, tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik. Kompetensi sosial, kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta
didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan
masyarakat sekitar..
Guru
yang bermutu niscaya mampu melaksanakan pendidikan, pengajaran dan pelatihan
yang efektif dan efisien. Mereka diyakini mampu memotivasi siswa untuk
mengoptimalkan potensinya dalam kerangka pencapaian standar pendidikan yang
ditetapkan. Kemampuan mengajar guru
yang sesuai dengan tuntutan standar tugas yang diemban memberikan efek positif
bagi hasil yang ingin dicapai seperti perubahan hasil akademik siswa, sikap
siswa, keterampilan siswa, dan perubahan pola kerja guru yang semakin
meningkat.
SMP Negeri di kecamatan Teluk Keramat
mempunyai peranan yang sangat besar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dengan
memberikan pelayanan yang baik kepada siswa. Sebelum memberikan pelayanan kepada siswa maka
Guru yang terlibat dalam proses belajar mengajar juga harus diperhatikan
kinerjanya
Untuk mewujudkan tujuan di
atas diperlukan seorang pemimpin/ kepala sekolah yang mampu memanage sekolah dengan
baik dan memiliki motivasi kerja yang tingggi, serta mampu menciptakan
lingkungan sekolah yang kondusif dapat mendukung kinerja guru yang berakhir
pada peningkatan prestasi siswa.
Kepala sekolah sebagai
pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh dan menentukan kemajuan sekolah
harus memiliki kemampuan administrasi, memilikikomitmen tinggi, dan luwes dalam
melaksanakan tugasnya. Kepemimpinankepala sekolah yang baik harus dapat
mengupayakan peningkatan kinerja gurumelalui program pembinaan kemampuan tenaga
kependidikan. Oleh karena itu kepala sekolah harus mempunyai kepribadian atau
sifat-sifat dan kemampuanserta keterampilan-keterampilan untuk memimpin sebuah
lembaga pendidikan
Hal ini disebabkan karena
pemimpin adalah orang yang berada di barisan paling depan yang diharapkan para
pengikut untuk mengarahkan mereka, sehingga tidaklah mengherankan apabila
pemimpin yang efektif atau “pemimpin yang baik” pada umumnya sangat pandai
untuk memotivasi diri sendiri (self motivated) dan memotivasi para pengikutnya.
Sebagai motivator, kepala
sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada
para tenaga pendidik dalam melakukan tugasnya. Memberikan motivasi terhadap
guru dapat terdiri atas pemberian penghargaan yang dapat menumbuhkan inisiatif,
kemampuan-kemampuan kreatif, dan semangat berkompetisi yang sehat. Penghargaan
ini sangat penting untuk meningkatkan mutu kinerja tenaga pendidik, dan untuk
mengurangi kegiatan yang kurang produktif.
Motivasi pada dasarnya
merupakan kondisi mental yang mendorong pemimpin melakukan suatu tindakan atau
aktivitas dan memberikan kekuatan yang mengarah kepada pencapaian pemenuhan
keinginan, kebutuhan, memberi kepuasan, ataupun mengurangi ketidakseimbangan.
Stanley Vance, dalam Sudarman Danim (2010:117), mengatakan bahwa pada
hakikatnya motivasi adalah perasaan atau keinginan pemimpin yang berada dan
bekerja di kondisi tertentu untuk melaksakan tindakan-tindakan yang
menguntungkan dilihat prespektif pribadi dan terutama organisasi. Selanjutnya
Robert Dubin dalam Sudarman Danim (2010:117), mengartikan motivasi sebagai
kekuatan kompleks yang membuat pemimpin berkeinginan memulai dan menjaga kerja
dalam organisasi.
Dengan motivasi kerja yang
merupakan salah satu faktor yang turut menentukan kinerja seseorang, besar atau
kecilnya pengaruh motivasi pada kinerja seseorang tergantung pada seberapa
banyak intensitas motivasi yang diberikan.
Dalam hal ini motivasi mengacu
pada faktor-faktor yang menggerakkan dan mengarahkan tingkah laku yang
melibatkan dorongan perbuatan tersebut terhadap tujuan tertentu. Abraham Maslow
(Stephen P. Robbin, 1996) menghipotesiskan adanya lima jenjang kebutuhan dalam
diri semua manusia, yaitu dimulai dari kebutuhan psikologis, keamanan, social,
penghargaan, dan yang paling tinggi, aktualisasi diri.
Demikian keterkaitan
kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja, merupakan faktor yang saling
mempengaruhi terhadap kinerja guru. Demikian halnya dengan kinerja Guru
ditentukan oleh tingkat sejauh mana kepemimpinan dan motivasi kerja,. berdasar
alasan tersebut peneliti akan meneliti sejauh mana variabel bebas tersebut
berpengaruh terhadap kinerja Guru SMP Negeri
di Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten Sambas.
Kelangsungan hidup dan
keberhasilan sekolah pada masa kini tergantung pada kemampuan pemimpinnya dalam
mengantisipasi perubahan eksternal. Dalam hal ini, sekolah harus memilki kepala
sekolah yang efektif dalam menjalankan kepemimpinannya. Tantangan bagi kepala
sekolah adalah bagaimana menjadi pendorong atau pelopor perubahan sekolah yang
dipimpinnya.
Hal tersebut menjadi lebih
penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah,yang
menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien.
Davi F Salisbury (1996:149) dalam Suryadi
(2009:70) menjelaskan “without quality
leadership and skillful management, even the ideas are never implemented.
Witouth good management and on going support for their leaders, those lower in
the organization become disillusioned in time, case to continue the change
effort”. Upaya perbaikan mutu dalam suatu organisasi sangat ditentukan oleh
mutu kepemimpinan dan manajemen yang efektif. Dukungan dari bawah hanya akan muncul
secara berkelanjutan ketika pimpinannya benar-benar bermutu atau unggul.
0 Komentar Tog Bhe Maseh: