BUDAYA ORGGANISASI
Setiap organisasi mempunyai budaya organisasi yang
mempengaruhi semua aspek organisasi dan perilaku anggotanya secara individual
dan kelompok. Budaya organisasi memiliki peranan yang sangat strategis untuk
mendorong dan meningkatkan keefektifan kinerja organisasi, baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang. Budaya organisasi berperan sebagai perekat sosial
yang mengikat sesama anggota organiasi secara bersama-sama dalam suatu visi dan
tujuan yang sama.
Budaya
organisasi yang di dalamnya memuat norma-norma
dan nilai-nilai dasar mengenai hidup manusia,
diyakini dapat memberikan pengaruh yang
signifikan bagi pembentukan perilaku kepala sekolah dan guru-guru dalam melakukan aktivitas sesuai fungsinya masing-masing serta membantu mereka memahami nilai dan makna dari pekerjaan yang ditangani di sekolah.
signifikan bagi pembentukan perilaku kepala sekolah dan guru-guru dalam melakukan aktivitas sesuai fungsinya masing-masing serta membantu mereka memahami nilai dan makna dari pekerjaan yang ditangani di sekolah.
Budaya organisasi adalah suatu kebiasaan yang telah
berlangsung lama dan di pakai serta di terapkan dalam kehidupan aktivitas kerja
sebagai salah satu pendorong untuk meningkatkan kualitas kerja ( Irham Fahmi,
2010: 47). Budaya organisasi dapat
dipandang sebagai sebuah sistem. Menurut Mc. Namara dalam Hikmat ( 2009:211) mengemukakan
bahwa dilihat dari sisi input, budaya organisasi mencakup umpan balik ( feed back) dari masyarakat, profesi,
hukum, kompetisi dan sebagainya. Adapun
dilihat dari proses, budaya organisasi
mengacu pada asumsi, nilai dan norma. Sementara dilihat dari output berhubungan
dengan pengaruh budaya organisasi terhadap perilaku organisasi, teknologi,
strategi, image, produk dan sebagainya.
Menurut
Robert G. Owens ( 1991: 171 ) budaya organisasi adalah :
Organizational
culture is the body of solutions to external and internal problems that has
worked consistently for a group and that is therefore taught to new members as the correct way to
perceive, think about and feel in relation to those problems.
Selanjutnya
menurut Wayne K. Hoy ( 1987: 247) bahwa budaya organisasi :
Organizational culture, is
typically defined in terms of shared orientations that hold unit together and
give it a distinctive identity. But substantial disagreement arises about what
is shared-norms, values, philosophies, perspectives, beliefs, expectations, attitudes,
myths or ceremonies. Another problem is
determining the intensity of shared orientations of organizational members. Do
organizational have a basic culture or many cultures. Moreover, there is
disagreement on the extent to which
organizational culture is conscious and over or unconscious and covert.
Budaya organisasi di sekolah ditandai pula oleh adanya
norma-norma yang berisi tentang standar perilaku dari anggota sekolah, baik
bagi siswa maupun guru. Standar
perilaku ini bisa berdasarkan pada kebijakan intern sekolah itu sendiri maupun
pada kebijakan pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Nilai-nilai yang
dikembangkan di sekolah, tentunya tidak dapat dilepaskan dari keberadaan
sekolah itu sendiri sebagai organisasi pendidikan, yang memiliki peran dan
fungsi untuk berusaha mengembangkan, melestarikan dan mewariskan nilai-nilai
budaya kepada warga sekolah.
Budaya organisasi sekolah dibangun oleh pola-pola kerja
yang dilakukan oleh warga sekolah setiap hari, yang kemudian dianut sebagai
suatu nilai yang menjadi tradisi sekolah. Tradisi dijalankan oleh sekolah
secara berulang-ulang menjadi ritual kemudian muncul sebagai kultur sekolah
yang terus dipertahankan anggotanya secara turun temurun dan akan menjadi
kebanggaan. Sekolah menjadi rumah tinggal yang memberi kebanggaan kepada
seluruh warga sekolah.
Sebagaimana dinyatakan oleh
Ardana, dkk (2008:170) bahwa budaya
organisasi adalah sistem dan keyakinan bersama yang dianut oleh para anggota
organisasi yang menentukan sebagian besar cara mereka bertindak.
Pengertian budaya organisasi menurut Edgar Schein, dalam
Wirawan (2008:8) adalah pola asumsi
dasar yang ditemukan atau dikembangkan
oleh suatu kelompok orang selagi mereka belajar untuk menyelesaikan
problem-problem, menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal dan berintegrasi
dengan lingkungan internal.
Selanjutnya menurut Indrawijaya ( 2010:198) budaya
organisasi adalah keseluruhan nilai, norma-norma, kepercayaan-kepercayaan dan
opini-opini yang dianut dan dijunjung tinggi bersama oleh para anggota organisasi,
sehingga memberi arah dan corak kepada anggota organisasi tersebut.
Sedangkan menurut Robbins ( 1990:479) budaya organisasi dijelaskan sebagai
nilai-nilai dominan yang didukung oleh organisasi, falsafah yang menuntun
kebijaksanaan organisasi terhadap pegawai dan pelanggan, cara pekerjaan
dilakukan ditempat itu, asumsi dan kepercayaan dasar yang terdapat diantara
anggota organisasi.
Dengan demikian budaya organisasi adalah suatu pola dasar
yang dikembangkan oleh organisasi sebagai kristalisasi dari nilai-nilai serta
merupakan kepercayaan maupun harapan bersama para anggota organisasi atau
nilai-nilai yang terbentuk dari aktivitas individu dalam organisasi dalam
pencapaian suatu tujuan.
2. Konsep Budaya Organisasi
Lingkungan
komunitas tertentu akan mempunyai budaya sendiri-sendiri dan apabila konsep
budaya itu diterapkan dalam konteks organisasi maka lahirlah budaya organisasi.
Setiap organisasi mempunyai budaya organisasi yang mempengaruhi aspek organisasi
dan perilaku anggotanya secara individual dan kelompok. Budaya organisasi
mempengaruhi sikap dan anperilaku anggota organisasi yang kemudian menentukan
kinerja anggota dan organisasi.
Menurut
Brown, dalam Asri Laksmi Riani ( 2011: 2) empat aliran dalam teori organisasi
yang mempunyai pengaruh terhadap perkembangan budaya organisasi, yaitu : (1)
aliran human relation, menekankan
bahwa organisasi eksis untuk melayani kebutuha manusia, (2) aliran modern struktural theory, menekankan
pada konsep diferensiasi dan integrasi dimana para teoritis budaya terlibat di
dalamnya, (3) aliran system theory,
bahwa cara terbaik mempelajari organisasi adalah dengan sistem interdepedensi
yang mengaitkan input-output dan feedback, (4) aliran power politics, bahwa organisasi adalah kompleksitas
individu-individu dan koalisi-koalisi yang berbeda dansering berkompetensi
dalam nilai, kepentingan dan preferensi.
Konsep budaya organisasi yang
berkembang sebagaimana dikemukakan oleh Susanto dalam Uhar Suharsaputra
(2010:83) adalah konsep hubungan antara manusia, konsep struktur modern, konsep
sistem dan konsep kekuatan dan politik.
Konsep
hubungan antar manusia dipopulerkan pertama kali oleh Chris Argyris dan Warren
Bennis, dimana konsep ini didasarkan pada motivasi dan dinamika kelompok serta
mengadopsi keranka acuan yang terfokus pad organisasi. Konsep ini dikembangkan
untuk melayani kebutuhan manusia yang ada di dalam organisasi. Konsep ini
persepsi terhadap budaya terbentuk dari kerja keras, aspek keyakinan,
nilai-nilai dan perilaku yang biasa dilakukan seseorang.
Konsep
struktur modern dipopulerkan oleh Lawrence dan Lorsch, dalam konsep ini
organisasi diposisikan rasional, berorientasi hasil, mekanistik dan diwujudkan
dalam bagan organisasi. Konsep ini kurang menekankan pada pengaruh terbentuknya
persepsi tentang budaya dalam diri seseorang.
Konsep
sistem mulai digunakan secara luas dan sejak adanya publikasi oleh Katz dan
Kahn, dimana organisasi merupakan sebuah sistem lingkar yang terdiri dari
input, proses dan hasil.
Selanjutnya
konsep kekuatan dan politik yang diperkenalkan oleh Preffer, dimana konsep ini
memandang organisasi terdiri atas kumpulan individu dan koalisi dengan
niulai-nilai, kepentingan dan preferensi yang berbeda-beda dan bahkan tidak
jarang bertentangan.
Keempat
konsep budaya organisasi diatas merupakan dasar bagi pengembangan konsep budaya
organisasi yang melahirkan pandangan-pandangan dan defisnisi mengenai budaya
organisasi.
Budaya
organisasi merupakan suatu yang khas yang dimiliki oleh setiap organisasi. Pada
hakekatnya dalam setiap organisasi terjadi interaksi antar individu sesuai
dengan peran dan fungsi masing-masing untuk mencapai tujuan bersama. Dalam
rentang waktu yang panjang, interaksi tersebut akan membentuk suatu pola budaya
tertentu yang unik antara satu organisasi dengan organisasi yang lainnya.
Bahkan
didalam suatu kehidupan organisasi, bahwa setiap anggota organisasi akan
berperilaku sesuai dengan budaya yang berlaku didalamnya, budaya organisasi
akan berpengaruh besar terhadap aktivitas organisasi dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Pengaruh tersebut akan bergantung pada kuat tidaknya budaya
organisasi sehingga dapat mendorong dan memperkuat perilaku anggota yang sesuai
dengan budaya yang berlaku di dalam organisasi tersebut.
0 Komentar Tog Bhe Maseh: