MENGGAGAS GURU MENULIS

4:39 PM URAY ISKANDAR 0 Comments


            Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya mewajibkan guru untuk menulis karya ilmiah. Sebenarnya kalau kita lihat banyaknya guru-guru yang berasal dari Sarjana sudah dapat kita katakan mereka mampu untuk menuliskan hasil karya dalam bidang penelitian. Khusus untuk guru dianjurkan penelitian yang dilakukan adalah dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas, sedangkan untuk Kepala Sekolah dan Pengawas berupa Penelitian Tindakan Sekolah.
Yang menjadi persoalan adalah ketika mereka dituntut untuk menulis hasil karyanya  harus menerbitkan hasil karya tulisan tersebut harus dimuat dalam Jurnal yang mempunyai izin resmi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Memang kenyataan bahwa di setiap kabupaten/kota yang mempunyai perguruan tinggi sudah barang tentu memilki Jurnal yang dikelaola oleh Lembaga Perguruan Tinggi ataupun jurusan yang ada pada lembaga tersebut. Sedangkan untuk jurnal yang menangani tulisan guru kadangkala melewati jurnal yang dikelola oleh LPMP, itupun harus melewati seleksi yang ketat karena sesuai dengan ketentuan setiap lembaga.
Sekarang ini banyak guru yang sudah mengikuti pendidikan dan pelatihan tentang penulisan karya tulis ilmiah, baik melewati kelompok kerja guru atau musyawarah guru mata pelajaran. Namun selesai mengikuti kegiatan pelatihan tersebut belum dapat di implementasikannya pada bentuk tulisan apakah itu berbentuk presentasi pada forum ilmiah, publikasi hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal dan publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan dan/atau pedoman guru.
Disamping itu banyaknya guru-guru yang sudah mencapai pada golongan IV a belum berani untuk mengajukan ke IV b, mengingat apa yang menjadi kendala adalah masalah hasil karya tulis ilmiah. Disini penulis ingin mengajak rekan-rekan guru yang memang mempunyai semangat serta motivasi untuk menulis apakah berbentuk sebuah penelitian ataupun dalam bentuk publikasi ilmiah. Walaupun sudah ada beberapa yang memuat tulisan dan karya ilmiahnya dalam jurnal, namun masih saja nilai yang diharapkan belum cukup memenuhi persyaratan untuk kenaikan pangkat yang sesuia dengan jenjang yang ditentukan.
Melihat keadaan tersebut, Dinas Pendidikan Kabupaten Sambas membuat wadah kreativitas guru menulis dalam bentuk Jurnal Pendidikan. Adapun Jurnal Pendidikan tersebut akan terbit edisi perdana pada bulan Mei 2015. Semoga dengan terbitnya Jurnal Pendidikan ini memberikan suatu pencerahan bagi keberlangsungan dunia tulis menulis khususnya bagi guru, kepala sekolah maupun pengawas di Kabupaten Sambas. Menggagas guru menulis ini akan memberikan nilai kebangkitan bagi dunia pendidikan khususnya dalam penulisan karya tulis bagi guru. Mereka beraktivitas dalam dunia kerja (mengajar) sekaligus membuat sebuah penelitian yag berupa tindakan-tindakan, untuk mengatasi segala kesulitan apa yang dihadapi ketika mereka mengajar. Dengan demikian apa yang menjadi akar permasalahan dan kelemahan dalam mengajar dapat teratasi dan bahkan menghasilkan karya tulis yang luar biasa untuk kemajuan dunia pendidikan.
Dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru sudah pasti akan berhadapan dengan berbagai persoalan baik menyangkut peserta didik, subject matter, maupun metode pembelajaran. Sebagai seorang profesional, guru harus mampu membuat proessional judgement  yang didasarkan pada data sekaligus teori yang akurat. Selain itu guru juga harus melakukan peningkatan mutu pembelajaran secara terus menerus agar prestasi belajar peserta didik optimal disertai dengan kepuasan yang tinggi. Untuk mewujudkan hal tersebut guru harus dibekali dengan kemampuan meneliti, khususnya Penelitian Tindakan Kelas yang biasanya bisa dilakukan dalam suatu wadah KKG/MGMP.
Dalam hal ini peran pengawas sebagai pembina dan pembimbing para guru tentu sangat dibutuhkan. Pengawas tidak hanya berperan sebagai resources person atau konsultan, bahkan secara kolaboratif dapat bersama-sama dengan guru melakukan penelitian tindakan kelas bagi peningkatan pembelajaran. Karena makna kelas dalam Penelitian tersebut adalah sekelompok peserta didik yang sedang belajar serta guru yang sedang memfasilitasi kegiatan belajar, maka permasalahan penelitian cukup luas. Permasalahan tersebut di antaranya adalah sebagai berikut : masalah belajar siswa di sekolah, pengembangan profesionalisme guru dalam rangka peningkatan mutu perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi program dan hasil  pembelajaran, desain dan strategi pembelajaran di kelas, penanaman dan pengembangan sikap serta nilai-nilai, alat bantu, media dan sumber belajar, evaluasi proses dan hasil pembelajaran dan lain-lainnya.
Kolaborasi guru dan kepala sekolah/pengawas merupakan salah satu ciri khas penelitian tindakan kelas. Melalui kolaborasi ini mereka bersama menggali dengan mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi oleh guru dan atau siswa. Sebagai penelitian yang bersifat kolaboratif, harus secara jelas diketahui peranan dan tugas guru dengan peneliti. Dalam penelitian kolaboratif ini, kedudukan guru  setara dengan kepala sekolah/pengawas, dalam arti masing-masing mempunyai peran serta tanggung jawab yang saling membutuhkan dan saling melengkapi. Peran kolaborasi turut menentukan keberhasilan penelitian terutama pada kegiatan mendiagnosis masalah, merencanakan tindakan, melaksanakan penelitian (tindakan, observasi, merekam data, evaluasi, dan refleksi), menganalisis data, melaksanakan hasil seminar, dan menyusun laporan hasilnya.
Begitu juga dengan kepala seskolah ataupun pengawas dapat mencurahkan hasil karya tulisnya tersebut dalam wadah Jurnal Pendidikan, sehingga semakin banyaklah karya-karya anak bangsa ini dalam tulis menulis. Bahkan penulis yakin suatu saat kelompok guru yang bergabung dalam wadah Kelompok Kerja Guru (untuk SD) juga membuat wadah yang sama yakni membuat Jurnal Pendidikan yang dikhususkan untuk lingkungan Sekolah Dasar. Begitu juga dengan kelompok guru yang bergabung dalam wadah Musyawarah Guru Mata Pelajaran (untuk SMP/SMA/SMK) juga membuat Jurnal Pendidikan khusus untuk guru SMP/SMA/dan SMK. Bahkan untuk Kepala Sekolahnya tidak akan tinggal dian juga akan membentuk wadah dalam ruang lingkup MKKS dan terakhir para pengawas juga membidani jurnal pendidikan dalam wadah Asosiasi Pengawas Seluruh Indonesia.
Jikalau itu semua terbentuk maka tidaklah sulit kiranya para pendidik tenaga kependidikan untuk dapat menyalurkan hasil karya ilmiahnya secara resmi yang sudah ditentukan oleh Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Tidak menutup kemungkinan Seminar  Pendidikan yang diadakan dan dihadiri bukan hanya untuk mendapatkan Sertifikat saja, namun sudah berubah kearah untuk unjuk gigi dengan hasil karya-karya terbaik mereka di dunia pendidikan khususnya dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Adanya kegiatan seminar hasil penelitian akan memberikan corak dan warna terhadap perubahan pola pikir yang selama ini menghadiri, berubah kepada mengadakan dan melaporkan. Berapa tahapan perubahan yang dapat dilakukan apabila ini menjadi suatu kenyataan. Mereka tidak lagi gagap teknologi karena menyampaikan hasil penelitian sudah menggunakan alat teknologi komputer. Dengan demikian hal ini akan sejalan dengan bertambahnya penghasilan tenaga pendidik kependidikan yang berupa tunjangan profesi guru akan dapat berdampak pada perubahan kemajuan dan peningkatan mutu akademik peserta didik.
Dengan terbitnya Jurnal Pendidikan ini semoaga dapat meningkatkan mutu pendidikan, meskipun juga harus menuntut dari kesiapan sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Seorang guru merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan mempunyai posisi strategis maka setiap usaha peningkatan mutu pendidikan perlu kita berikan perhatian yang sangat besar kepada peningkatan guru baik dalam segi jumlah maupun mutunya. Bahkan kita ketahui guru sebagai insan yang terkait langsung dengan dunia pendidikan merupakan ujung tombak keberhasilan proses pendidikan di sekolah.

Oleh : Uray Iskandar, S.Pd,M.Pd ( Alumni S2 AP FKIP Untan Pontianak)





You Might Also Like

0 Komentar Tog Bhe Maseh: