Organisasi dan unsur-unsur Manajemen
1. Konsep Organisasi dan
unsur-unsur Manajemen :
a.
Tujuan : Strategis dan Operasional : Tujuan-tujuan organisasi terumus dalam
berbagai bentuk, dan tujuan yang satu dapat bertentangan dengan tujuan yang
lain. Tujuan-tujuan organisasi perlu dikaji ulang dari waktu ke waktu, tetapi
perubahan tujuan dapat menimbulkan gangguan diseluruh organisasi. Istilah
tujuan digunakan untuk menyatakan rumusan yang luas dan tidak berbatas waktu
tentang apa yang ingin dicapai organisasi, sedangkan sasaran digunakan untuk
menyatakan rumusan hasil akhir yang lebih spesifik, pencapaian yang harus
terwujud dalam batas waktu tertentu. Tujuan mengetahui strategi dalam proses
perencanaan strategi, sedangkan sasaran digunakan dalam poses pengendalian
manajemen untuk melaksanakan strategi. baik tujuan maupun sasaran menyatakan
hasil akhir yang ingin dicapai, tetapi kedua istilah ini berbeda dari segi
batas waktu dan tingkatan kerinciannya. Strategi merupakan alat untuk mencapai
tujuan sedangkan rencana-rencana yaang lebih rinci digunakan untuk mencapai
sasaran.
Secara umum tujuan organisasi
merupakan keadaan atau tujuan yang ingin diicapai oleh organisasi di waktu yang
akan datang melalui kegiatan organisasi. Untuk mencapai tujuan dalam
organisasi, pelaku (orang) dalam dalam organisasi diharapkan untuk mendesain
atau me-manage organisasinya dengan matang agar organisasi perlu diperhatikan
beberapa prinsip organisasi.
Strategi adalah turunan dari
bahasa Yunani yaitu Strat gos yang artinya adalah adalah komandan perang dalam
jaman tersebut, adapun pada pengertian saat ini strategi adalah rencana rencana
jangka panjang dengan diikuti tindakan-tindakan yang ditunjuk untuk mencapai
tujuan tertentu yang umumnya adalah keberhasilan. Strategi merupakan
penerjemahan dan analisis terhadap kemampuan internal atau kapabilitas
organisasi, yang selanjutnya diterjemahkan kedalam struktur organisasi. Menurut
Robbins, (dalam Kusdi, 2009:87). “Pengertian strategi dalam konteks organisasi
adalah penetapan berbagai tujuan dan sasaran jangka panjang yang bersifat
mendasar bagi sebuah organisasi, yang dilanjutkan dengan penetapan rencana
aktivitas dan pengalokasian sumber daya yang diperlukan guna mencapai berbagai
sasaran tersebut”. Strategi disusun dan diimplementasikan untuk mencapai
berbagai tujuan yang telah ditetapkan, sekaligus mempertahankan dan memperluas
aktivitas organisasi pada bidang-bidang baru dalam rangka merespons lingkungan
(misalnya perubahan permintaan, perubahan sumber pasokan, fluktuasi kondisi
ekonomi, perkembangan teknologi baru, dan aktivitas-aktivitas para pesaing).
Terdapat dua pendapat yang
menonjol mengenai bagaimana strategi disusun dalam organisasi. Kelompok pertama
adalah mereka yang menyakini bahwa strategi merupakan suatu tindakan (planning
mode). Hal ini berkaitan dengan model rasional yang dikembangkan para
pemikir perspektif modern. Kelompok kedua, yang disebut evolutionary
mode, melihat bahwa strategi tidak mesti berupa suatu perencanaan yang
sistematis dan terperinci. Mereka melihat bahwa dalam praktiknya tidak jarang
pengelola organisasi mengambil keptusan strategi secara bertahap atau selangkah
demi selangkah, sejalan dengan perkembangan organisasi itu sendiri, sebelum
pada akhirnya menjadi suatu strategi yang utuh dan lengkap.
b. Sumber-sumber :
(1) Sumber Daya Material
: manajemen sebagai “the use
of men, materials and money to echieve a common goal” (penggunaan sekelompok orang, material
serta uang untuk mencapai tujuan bersama). Dari definisi tersebut nampak adanya
3 (tiga) unsur dasar manajemen, Men, Materials dan Money.
(2) Sumber Daya Finansial
: Uang merupakan unsur yang penting untuk mencapai tujuan disamping faktor
manusia yang menjadi unsur paling penting (the most important tool) dan
faktor-faktor lainnya. Dalam dunia modern yang merupakan faktor yang penting
sebagai alat tukar dan alat pengukur nilai suatu usaha. Suatu perusahaan yang
besar diukur pula dari jumlah uang berputar pada perusahaan itu. Tetapi yang
menggunakan uang tidak hanya perusahaan saja, instansi pemerintah dan
yayasan-yayasan juga menggunakannya. Jadi uang diperlukan pada setiap kegiatan
manusia untuk mencapai tujuannya. Terlebih dalam pelaksanaan manajemen ilmiah,
harus ada perhatian yang sungguh-sungguh terhadap faktor uang karena segala
sesuatu diperhitungkan secara rasional yaitu memperhitungkan berapa jumlah
tenaga yang harus dibayar, berapa alar-alat yang dibutuhkan yang harus dibeli
dan berapa pula hasil yang dapat dicapai dari suatu investasi.
(3) Sumber Daya Manusia : Tenaga kerja ini meliputi baik tenaga kerja
eksekutif maupun operatif. Dalam kegiatan manajemen faktor manusia adalah yang
paling menentukan. Titik pusat dari manajemen adalah manusia, sebab manusia
membuat tujuan dan dia pulalah yang melakukan proses kegiatan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkannya itu. Tanpa tenaga kerja tidak akan ada proses
kerja. Hanya saja manajemen itu sendiri tidak akan timbul apabila setiap orang
bekerja untuk dirinya sendiri saja tanpa mengadakan kerjasama dengan yang lain.
Manajemen timbul karena adanya orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan
bersama.
(4) Sumber Daya Informasi
: Cara
untuk melaksanakan pekerjaan dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya sangat menentukan hasil kerja seseorang. Metode ini diperlukan dalam
setiap kegiatan menejemen yaitu dalam kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan pengawasan. Dengan cara kerja yang baik akan memperlancar dan
memudahkan pelaksanaan pekerjaan. Tetapi walaupun metode kerja yang telah
dirumuskan atau ditetapkan itu baik, kalau orang yang diserahi tugas
pelaksanaannya kurang mengerti atau tidak berpengalaman maka hasilnya juga akan
tetap kurang baik. Oleh karena itu hasil penggunaan/penerapan suatu metode akan
tergantung pula pada orangnya.
(5) Sumber Daya Teknologi : Dalam setiap organisasi, peranan mesin-mesin
sebagai alat pembantu kerja sangat diperlukan. Mesin dapat meringankan dan
memudahkan dalam melaksanakan pekerjaan. Hanya yang perlu diingat bahwa
penggunaan mesin sangat tergantung pada manusia, bukan manusia yang tergantung
atau bahkan diperbudak oleh mesin. Mesin itu sendiri tidak akan ada kalau tidak
ada yang menemukannya, sedangkan yang menemukan adalah manusia. Mesin dibuat
adalah untuk mempermudah atau membantu tercapainya tujuan hidup manusia.
c. Fungsi-fungsi :
(1) Perencanaan ( Planning )
: Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan
dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Arti penting
perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap kegiatan,
sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan
seefektif mungkin. Terdapat empat tahap dalam perencanaan, yaitu: “(1)
menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan, (2) merumuskan keadaan saat ini, (3)
mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan, (4) mengembangkan rencana atau
serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan.” Dari pendapat tersebut diatas,
maka perencanaan dapat dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu: (1) rencana global
yang merupakan penentuan tujuan secara menyeluruh dan jangka panjang, (2)
rencana strategis merupakan rencana yang disusun guna menentukan tujuan-tujuan
kegiatan atau tugas yang mempunyai arti strategis dan mempunyai dimensi jangka
panjang, dan (3) rencana operasional yang merupakan rencana kegiatan-kegiatan
yang berjangka pendek guna menopang pencapaian tujuan jangka panjang, baik
dalam perencanaan global maupun perencanaan strategis.
Perencanaan strategik akhir-akhir ini menjadi sangat penting sejalan dengan perkembangan lingkungan yang sangat pesat dan sangat sulit diprediksikan, seperti perkembangan teknologi yang sangat pesat, pekerjaan manajerial yang semakin kompleks, dan percepatan perubahan lingkungan eksternal lainnya. Secara ringkas tentang langkah-langkah dalam penyusunan perencanaan strategik, sebagai berikut: (1) Penentuan misi dan tujuan, yang mencakup pernyataan umum tentang misi, falsafah dan tujuan. Perumusan misi dan tujuan ini merupakan tanggung jawab kunci manajer puncak. Perumusan ini dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dibawakan manajer. Nilai-nilai ini dapat mencakup masalah-masalah sosial dan etika, atau masalah-masalah umum seperti macam produk atau jasa yang akan diproduksi atau cara pengoperasian perusahaan. (2). Pengembangan profil perusahaan, yang mencerminkan kondisi internal dan kemampuan perusahaan dan merupakan hasil analisis internal untuk mengidentifikasi tujuan dan strategi sekarang, serta memerinci kuantitas dan kualitas sumber daya -sumber daya perusahaan yang tersedia. Profil perusahaan menunjukkan kesuksesan perusahaan di masa lalu dan kemampuannya untuk mendukung pelaksanaan kegiatan sebagai implementasi strategi dalam pencapaian tujuan di masa yang akan datang. (3). Analisa lingkungan eksternal, dengan maksud untuk mengidentifikasi cara-cara dan dalam apa perubahan-perubahan lingkungan dapat mempengaruhi organisasi. Disamping itu, perusahaan perlu mengidentifikasi lingkungan lebih khusus, seperti para penyedia, pasar organisasi, para pesaing, pasar tenaga kerja dan lembaga-lembaga keuangan, di mana kekuatan-kekuatan ini akan mempengaruhi secara langsung operasi perusahaan. Meski pendapat di atas lebih menggambarkan perencanaan strategik dalam konteks bisnis, namun secara esensial konsep perencanaan strategik ini dapat diterapkan pula dalam konteks pendidikan, khususnya pada tingkat persekolahan, karena memang pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang menghadapi berbagai tantangan internal maupun eksternal, sehingga membutuhkan perencanaan yang benar-benar dapat menjamin sustanabilitas pendidikan itu sendiri.
Perencanaan strategik akhir-akhir ini menjadi sangat penting sejalan dengan perkembangan lingkungan yang sangat pesat dan sangat sulit diprediksikan, seperti perkembangan teknologi yang sangat pesat, pekerjaan manajerial yang semakin kompleks, dan percepatan perubahan lingkungan eksternal lainnya. Secara ringkas tentang langkah-langkah dalam penyusunan perencanaan strategik, sebagai berikut: (1) Penentuan misi dan tujuan, yang mencakup pernyataan umum tentang misi, falsafah dan tujuan. Perumusan misi dan tujuan ini merupakan tanggung jawab kunci manajer puncak. Perumusan ini dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dibawakan manajer. Nilai-nilai ini dapat mencakup masalah-masalah sosial dan etika, atau masalah-masalah umum seperti macam produk atau jasa yang akan diproduksi atau cara pengoperasian perusahaan. (2). Pengembangan profil perusahaan, yang mencerminkan kondisi internal dan kemampuan perusahaan dan merupakan hasil analisis internal untuk mengidentifikasi tujuan dan strategi sekarang, serta memerinci kuantitas dan kualitas sumber daya -sumber daya perusahaan yang tersedia. Profil perusahaan menunjukkan kesuksesan perusahaan di masa lalu dan kemampuannya untuk mendukung pelaksanaan kegiatan sebagai implementasi strategi dalam pencapaian tujuan di masa yang akan datang. (3). Analisa lingkungan eksternal, dengan maksud untuk mengidentifikasi cara-cara dan dalam apa perubahan-perubahan lingkungan dapat mempengaruhi organisasi. Disamping itu, perusahaan perlu mengidentifikasi lingkungan lebih khusus, seperti para penyedia, pasar organisasi, para pesaing, pasar tenaga kerja dan lembaga-lembaga keuangan, di mana kekuatan-kekuatan ini akan mempengaruhi secara langsung operasi perusahaan. Meski pendapat di atas lebih menggambarkan perencanaan strategik dalam konteks bisnis, namun secara esensial konsep perencanaan strategik ini dapat diterapkan pula dalam konteks pendidikan, khususnya pada tingkat persekolahan, karena memang pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang menghadapi berbagai tantangan internal maupun eksternal, sehingga membutuhkan perencanaan yang benar-benar dapat menjamin sustanabilitas pendidikan itu sendiri.
(2) Pengorganisasian (
Organizing ) : Merupakan kegiatan
dasar dari manajemen, dilaksanakan untuk dan mengatur seluruh sumber-sumber
yang dibutuhkan termasuk unsur manusia, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
dengan sukses. Dari pendapat di atas, dapat dipahami bahwa pengorganisasian pada
dasarnya merupakan upaya untuk melengkapi rencana-rencana yang telah dibuat
dengan susunan organisasi pelaksananya. Hal yang penting untuk diperhatikan
dalam pengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan harus jelas siapa yang
mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya. Pengorganisasian dilakukan
melalui langkah-langkah yang berurutan. Pertama, memahami tujuan yang akan
dicapai dan kegiatan yang telah disusun dalam rencana. Kedua, menjabarkan
kegiatan menjadi rincian pekerjaan. Ketiga, menentukan persyaratan ketenagaan,
menerapkan peraturan dan merekrut tenaga sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan. Keempat, memadukan tenaga, sumber-sumber lain dan pekerjaan kedalam
organisasi yang cocok untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Singkatnya pengorganisasian
menghasilkan organisasi yang harus dan dapat mendukung penjabaran rencana
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
(3) Pelaksanaan ( Actuating ) :
Pengarahan, Bimbingan Koordinasi dan Komunikasi : Dari seluruh rangkaian proses
manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling
utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan
dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru
lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang
dalam organisasi
Actuating disebut juga gerakan aksi mencakup kegiatan yang dilakukan seorang manager untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat tercapai. Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
Actuating disebut juga gerakan aksi mencakup kegiatan yang dilakukan seorang manager untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat tercapai. Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
(4). Penganggaran ( Budgeting ) : Menganggarkan produk sudah barang tentu sangat penting
sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan
berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu,
penguasaan alam menganggarkan dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan
faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan
harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan)
konsumen
(5) Pengawasan ( Control ) : merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu
organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi
pengawasan. Pengawasan adalah upaya memantau penampilan para pelaksana program
dan upaya memperbaiki kegiatan. Mengawasi adalah suatu mekanisme kegiatan untuk
memelihara agar pelaksanaan dan hasil kegiatan yang dicapai sesuai dengan
rencana. Selanjutnya dikatakan bahwa pengawasan berkaitan dengan upaya
penyusunan standar, pengukuran hasil atas dasar standar yang telah disusun dan
penentuan upaya perbaikan pengawasan yang efektif memberikan manfaat penting
bagi organisasi seperti penyajian standar pencapaian tujuan, pengukuran yang
akurat, pengalokasian imbalan, penetapan sanksi dan pengumpulan serta
pengolahan bahan untuk perbaikan kegiatan. Dengan demikian, pengawasan
merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan
dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi
tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan
bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya.
Adapun langkah-langkah pokok pengawasan menurut Sudjana (2000: 233) dirumuskan sebagai berikut: “(1) menetapkan tolok ukur mengenai hasil pencapaian tujuan dan kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut, (2) mengukur penampilan pelaksana dalam melakukan kegiatan, (3) membandingkan penampilan dengan tolok ukur yang telah ditetapkan, dan (4) memperbaiki kegiatan apabila dipandang perlu, sehingga kegiatan itu sesuai dengan rencana.” Ke empat langkah pokok tersebut berjalan saling berinteraksi dan saling kait mengkait antara satu dengan lainnya, sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan proses manajemen. Dengan demikian, proses manajemen sebenarnya merupakan proses interaksi antara berbagai fungsi manajemen.
Adapun langkah-langkah pokok pengawasan menurut Sudjana (2000: 233) dirumuskan sebagai berikut: “(1) menetapkan tolok ukur mengenai hasil pencapaian tujuan dan kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut, (2) mengukur penampilan pelaksana dalam melakukan kegiatan, (3) membandingkan penampilan dengan tolok ukur yang telah ditetapkan, dan (4) memperbaiki kegiatan apabila dipandang perlu, sehingga kegiatan itu sesuai dengan rencana.” Ke empat langkah pokok tersebut berjalan saling berinteraksi dan saling kait mengkait antara satu dengan lainnya, sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan proses manajemen. Dengan demikian, proses manajemen sebenarnya merupakan proses interaksi antara berbagai fungsi manajemen.
d. Proses
(1) Bantuan Orang lain/kerja sama :
Perubahan yang terjadi diluar
organisasi itu mencakup berbagai bidang politik, ekonomi,
teknologi, hukum, sosial budaya dan sebagainya, dengan
demikian perlu adnya sebauh kerja sama atau bantuan satu dengan yang lain dalam
sebuah organisasi. Atau organisasi bisa bergerak apabila mendapat bantuan orang
lain dalam melakukan sebuah kerjasama. Perubahan tersebut
mempunyai dampak terhadap organisasi, baik dampak
yang bersifat negatif maupun positif. Dampak bersifat
negatif apabila perubahan itu menjadi hambatan
bagi kelancaran, perkembang dan kemajuan
organisasi. Dampak bersifat positif apabila
perubahan itu dapat memperlancar kegiatan,
perkembangan dan kemajuan organisasi atau dalam
bentuk kesempatan-kesempatan baru yang tidak
tersedia sebelumnya.
(2) Kerja dalam Tim ( Team Work ) : Perkembangan dan perubahan yang terus
bergulir ini pun membawa manusia ke era persaingan global yang ketat. Oleh
karena itu perlu adanya kerja dalam Tim kalau tidak ingin kalah bersaing dalam
era globalisasi peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan
yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien.
Pengembangan dan peningkatan kualitas SDM yang berdaya saing international dan
mempunyai kompetensi untuk bertahan pada perkembangan zaman menjadi suatu
perhatian penting dalam manajemen pendidikan dan semua harus terlibat sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi dalam organisasi yang telah dibentuk. Problem
yang timbul dapat menyangkut masalah sistem
kerjasamanya dan dapat pula menyangkut perlengkapan
atau peralatan yang digunakan. Sistem kerjasama
yang terlalu birokratis atau sebaliknya dapat
menyebabkan suatu organisasi menjadi tidakefisien. Perubahan
yang harus dilakukan akan menyangkut struktur
organisasi yang digunakan
(3) Jaringan Kerja (net work ) internal dan eksternal :
Internal :
Penyebab perubahan yang
berasal dari dalam organisasi yang bersangkutan,
yang dapat berasal dari berbagai sumber seperti :
Problem yang sering timbul berkaitan dengan
hubungan sesama anggota organisasi pada umumnya
menyangkut masalah komunikasi dan kepentingan
masing-masing anggota.
Faktor – faktor yang termasuk dalam lingkungan internal cukup banyak, di antaranya adalah :
§
Perubahan kebijakan
lingkungan.
§
Perubahan tujuan.
§
Perluasan wilayah
operasi tujuan.
§
Volume kegiatan
bertambah banyak.
§
Sikap dan perilaku
para anggota organisasi.
Faktor Eksternal
Adalah
segala keseluruhan faktor yang ada di
luar organisasi yang dapat mempengaruhi organisasi
dan kegiatan organisasi. Beberapa faktor tersebut
antara lain : Politik, Hukum , Kebudayaan,
Teknologi, Sumber alam, Demografi dan sebagainya.
Penyebab perubahan yang
berasal dari luar, atau sering disebut
lingkungan. Organisasi bersifat responsive
terhadap perubahan yang
terjadi di lingkungannya. Oleh karena itu,
jarang sekali suatu organisasi melakukan
perubahan besar tanpa adanya dorongan yang
kuat dari lingkungannya. Artinya, perubahan yang
besar itu terjadi karena lingkungan menuntut
seperti itu.
Beberapa penyebab perubahan
organisasi yang termasuk faktor eksternal adalah
perkembangan teknologi, faktor ekonomi dan
peraturan pemerintah.
Faktor – faktor yang termasuk dalam lingkungan eksternal
cukup banyak, di antaranya adalah : Politik, meliputi segala sesuatu yang
berhubungan dengan pemerintahan, Hukum, meliputi semua ketentuan yang berlaku
yang harus ditaati oleh setiap orang baik secara individu maupun secara
kelompok, Kebudayaan, meliputi kebudayaan material dan kebudayaan nonmaterial.
Kebudayaan material mengenal berbagai macam alat dan barang-barang dengan cara
kerja mekanis, elektris, atau elektronis, merupakan faktor yang berpengaruh
cukup besar terhadap kehidupan organisasi, Teknologi, segenap hasil kemajuan
dan teknik perkembangan industri peralatan modern. Teknologi meliputi tingkat
pekembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang manufaktur, dan
fasilitas-fasilitas lain serta mencakup kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan dan menerapkannya, Sumber alam, meliputi segenap potensi sumber
alam baik di darat, laut maupun udara, berupa tanah, air, energi, flora, fauna
dan lain-lain termasuk pula geografi dan iklim, Demografi, meliputi sumber
tenaga kerja yang tersedia dalam masyarakat, yang dapat diperinci menurut jenis
kelamin, tingkat umur, jumlah dan bagaimana sistem penyebarannya, Sosiologi,
ilmu tentang kehidupan manusia dalam lingkungan kelompok, atau ilmu tentang
masyarakat.
e. Spesifikasi :
(1) Organisasi berfungsi maksimal dengan
produktivitas tinggi :
Hubungan
yang serasi antara semua orang dalam organisasi adalah suatu hal yang sangat
penting, oleh karena itu suasana demokratis dan partisipatif perlu dikembangkan
dan dipelihara dalam organisasi. Jika organisasi dikelola dengan cara-cara yang
otoriter, diktatorial, tertutup dan melalui "tangan besi", organisasi
demikian diperkirakan akan gagal dalam pencapaian tujuannya. Oleh karena itu
hubungan kerja harus disoroti. Hubungan kerja adalah segala bentuk interaksi
personal yang terjadi dalam rangka pelaksanaan tugas baik vertikal maupun
horizontal antara anggota organisasi. Hubungan kerja yang serasi itu hendaknya
ditumbuhkan dan dipelihara secara melembaga sehingga bentuk dan sifatnya tidak
tergantung kepada selera individu tertentu.
(2) Tingkat Kepercayaan masyarakat /konsumen pada organisasi tinggi :
Kepercayaan anggota organisasi menentukan sikapnya
dalam menggunakan pengetahuan dan ketrampilannya untuk mengerjakan sesuatu.
Boleh jadi anggota organisasi diberikan pengetahuan dan ketrampilan baru dengan
cara berbeda. Namun hal itu dipengaruhi oleh kepercayaan yang dimilikinya
apakah pengetahuan dan ketrampilan yang diterimanya akan berguna atau tidak.
Dengan kata lain suatu kepercayaan relatif sulit untuk diubah. Jadi kalau
ingin melatih anggota organisasi harus diketahui dahulu kepercayaan yang
dimiliki anggota organisasi sekurang-kurangnya tentang aspek persepsi dari
kegunaan suatu pelatihan
(3) Organisasi selalu mampu mewujudkan perubahan yang positif bagi semua
pihak terkait :
Dalam kehidupan manusia, perubahan tidak dapat
dihindari. Dimulai oleh
dunia usaha yang lebih dulu menyadari pentingnya perubahan bagi
peningkatan kualitas produksi yang dihasilkan, sampai ke administrasi
pemerintahan. Berbagai upaya dan pendekatan telah dilakukan untuk
memecahkan masalah yang timbul akibat adanya perubahan. Oleh karena perubahan memang selalu terjadi dan pasti
akan selalu terjadi, pimpinan organisasi baik organisasi pemerintah maupun
non-pemerintah disamping harus memiliki kepekaan terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi diluar organisasi yang dipimpinnya dan mampu memperhitungkan dan
mengakomodasikan dampak dari perubahan-perubahan yang terjadi itu, mutlak perlu
pula untuk mempunyai keterampilan dan keberanian untuk melakukan perubahan
didalam organisasi demi peningkatan kemampuan organisasional untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan
2. Konsep Organisasi dan unsur-unsur
manajemen sehingga dapat menjadi pengertian dari organisasi dan manajemen
Perubahan adalah :
Organisasi adalah alat yang digunakan orang-orang secara individu maupun kelompok
untuk mencapai beberapa tujuan. Organisasi merupakan respons dan sekaligus
sarana untuk menciptakan manfaat yang dapat memenuhi kebutuhan manusia.
Organisasi merupakan pengaturan yang disengaja terhadap sejumlah orang untuk
mencapai tujuan tertentu. Organisasi sebagai sistem terbuka yang terdiri dari
sub sistem dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana organisasi berada. Sistem
adalah perangkat komponen yang saling berkaitan yang secara bersama sama
mengarah pada pencapaian tujuan; masing-masing komponen merupakan suatu sistem
tersendiri dan disebut subsistem1. Organisasi sebagai kesatuan sosial dari
sekelompok manusia, yang saling berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga
setiap anggota organisasi memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing, yang
sebagai satu kesatuan mempunyai tujuan tertentu dan mempunyai batas-batas yang
jelas, sehingga bisa dipisahkan secara tegas dari lingkungannya.
Menurut Husaini Usman ( 2006:215) bahwa perubahan
organisasi adalah perpindahan ke arah yang lebih baik untuk mempertahankan
keberadaan organisasi terhadap tuntutan perubahan zaman. Jika dalam jangka
waktu tertentu sebuah organisasi tidak melakukan perubahan, dapat dipastikan
organisasi itu akan ketinggalan. Bahkan bisa kehilangan keberadaan dalam
bidangnya. Karena organisasi yang fleksibel dalam menerima perubahan yang
terjadi akan tetap mempertahankan keberadaannnya
Dalam dunia yang semakin terbuka, terjadi persaingan
yang semakin tajam dengan cakupan lintas negara. Banyak organisasi dipaksa
mencapai standar kualitas dan biaya yang telah dicapai oleh perintis industri.
Apabila tidak dapat mengikuti standar tersebut, maka akan kalah dalam bersaing.
Lebih banyak industri bekerja di tingkat dunia sehingga tidak lagi berpikir terisolasi dalam satu negara.
Kekalahan dalam persaingan akan memaksa perusahaan menutup usahanya atau
melakukan merger atau dibeli oleh perusahaan lain.
Semua organisasi menghadapi lingkungan yang dinamis
dan berubah. Lingkungan eksternal organisasi cenderung merupakan kekuatan yang
mendorong untuk terjadinya perubahan. Di sisi lain, bagi organisasi secara
internal merasakan adanya kebutuhan akan perubahan. Oleh karena itu, setiap
organisasi menghadapi pilihan antara berubah atau mati tertekan oleh kekuatan
perubahan. Di antara para pakar ada yang menyebut faktor pendorong perubahan
ini sebagai kebutuhan akan perubahan.
0 Komentar Tog Bhe Maseh: