KRITIK YANG BIJAKSANA

9:10 AM URAY ISKANDAR 0 Comments




            Kritik merupakan sebuah kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan lain sebagainya. Bahkan kritik juga biasanya diartikan sebagai celaan atau kecaman atas suatu keadaan, perilaku, atau yang kita anggap menyimpang dan tidak benar. Ada juga yang mengatakan bahwa kritik dapat pula bermakna tanggapan atau pertimbangan atas baik atau buruknya suatu karya.

            Penulis sering mendapatkan kritikan terhadap hasil tulisan yang dibuat, namun sayangnya kritikan tersebut hanya selalu disampaikan lewat pembicaraan orang lain, bukan semata-mata langsung kepada penulis. Kita menyadari bahwa dalam mengkritik sesuatu perlunya mengetahui cara-cara tertentu agar kritik tersebut berkualitas tidak semata-mata karena kebencian dan tidak melenceng dari pembahasan.  Kritik harus dibedakan dengan mengecam, mencaci dan menjelek-jelekkan, ingat pengertian dasar kritik adalah menilai.Tentunya jikalaulah kita menilai sesuatu itu harus obyektif. Tujuan akhir kritik adalah agar pencipta karya atau produk dapat meningkatkan mutu karyanya dikemudian hari.

Untuk mengetahui cara-cara mengkritik yang baik dan sopan sebaiknya  kritik disampaikan untuk memperbaiki pendapat/perilaku seseorang dan bukan didasarkan atas kebencian terhadap orangnya. Selain itu perlu juga di berikan berbagai macam alasan dan bukti-bukti yang kuat sehingga orang itu menyadari kesalahannya. Dalam menyampaikan kritik tentunya juga seseorang harus berbicara dengan efektif, sehingga pembicaraannya bisa ditangkap dengan mudah oleh orang yang kita kritik. Kadang kala yang lebih sulit adalah untuk memilih kata-kata yang tidak menyinggung perasaan. Pada intinya carilah kata-kata yang sopan dan bijaksana, tetapi tetap tidak mengurangi esensi kritiknya.

Ada pendapat yang mengatakan bahwa semakin dewasa seseorang, kritik semakin menyakitkan hatinya, tetapi semakin bijaksana seseorang, kritik akan semakin indah bagi dirinya. Seperti pada kutipan artikel diatas,bahwa kritik berpengaruh pada kedewasaan seseorang yang bijaksana. Karena kritik merupakan bagian dari evaluasi terhadap apa yang dilakukan sehari-hari dan kesalahan yang dilakukan pada diri kita.

Dalam dunia kerja tentunya sudah tidak heran bahwa dikritik atau mengkritik merupakan hal lumrah dan wajar, karena menyangkut pencapaian sebuah target dan etos kerja maupun etika kerja. Tetapi, harus kita renungkan betul-betul apabila kritikan sudah di luar jalur pekerjaan dan sifatnya personal, tidak perlu ditanggapi atau abaikan saja.

Sedangkan pengertian bijaksana adalah selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya), arif, tajam pikiran  serta pandai dan hati-hati (cermat, teliti) apabila menghadapi kesulitan. Menurut Daniel Golleman (2016) kritik yang bijaksana difokuskan pada apa yang telah dilakukan dan dilakukan oleh seseorang, bukan menyudutkan ciri karakteristiknya untuk pekerjaan yang dilakukan dengan baik.

Kaum kritikus banyak jumlahnya di berbagai bidang, termasuk kritikus seni, musik, film, teater atau sandiwara, rumah makan dan penerbitan ilmiah. Kritikus modern mencakup kaum profesi atau amatir yang secara teratur memberikan pendapat atau menginterpretasikan tulisan mereka dalam berbagai media. Kritik juga dapat disampaikan agar orang yang dikritik dapat mengubah perilaku atau menciptakan karya yang lebih baik.  Kritik yang sifatnya membangun adalah kritik yang disampaikan bukan untuk menyerang orang, melainkan untuk menilai suatu karya orang lain. Tentunya yang dinilai adalah karyanya bukan penciptanya. Dalam hal ini sudah sewajarnya kita mempergunakan bahasa yang tidak menyakitkan hati (kasar), tetapi tetap terkesan lugas, tegas, dan santun.

Orang akan patah semangat apabila sekedar diberitahukan bahwa apa yang ia lakukan adalah keliru, namun tidak pernah diberitahu apa kekeliruan yang sudah ia lakukan. Menurut pendapat Harry Levinson, seorang psikoanalis, memberi nasihat tentang seni menyampaikan kritik adalah  pertama : langsung pada sasaran, yakni menyampaikan insiden yang nyata, suatu kejadian yang menggambarkan masalah utama yang membutuhkan perubahan. Kedua : tawarkan suatu solusi, kritik dapat membukakan pintu ke arah kemungkinan-kemungkinan dan alternatif-alternatif yang tidak disadari atau sekadar menggugah kekurang yang perlu diperhatikan. Ketiga: lakukan secara tatap muka, akan sangat efektif apabila dilakukan secara tatp muka dan dalam suasana pribadi. Keempat : peka,  merupakan unsur berempati untuk memahami pengaruh yang dikatakan bagaimana mengatakannya pada orang yang menerimanya.

Waktu yang tepat untuk menyampaikan kritik pada seseorang adalah setelah kesalahannya diketahui. Namun diingat juga bahwa dalam menyampaikan kritik sesegera mungkin itu, tetap jaga emosi. Meredakan emosi membantu kita untuk menyampaikan kritik secara objektif. Kadangkala seorang pemimpin yang menyampaikan kritikan kepada bawahan dengan kemarahan, menggunakan kata-kata yang tidak pantas apabila target untuk memperbaiki kinerja tidak akan tercapai.

Sampaikanlah kritikan itu dengan bijaksana, bukalah pertemuan dengan memberikan pernyataan positif, kemudian sampaikan kritikan. Pastikan bahwa seeorang yang dikritik memahami maksudnya dan mengerti situasi yang sedang dihadapi. Sebuah kritikan sebenarnya sesuatu yang sangat berharga dan mempunyai tujuan yang baik, apabila bisa diterima dengan lapang dada, kita akan mampu mengoreksi kekeliruan yang terjadi dan membuat perbaikan.

Kritik yang bijaksana tentunya kita sampaikan kepada seseorang yang kondisi tubuhnya sehat dan keadaan yang tenang. Karena kondisi hati kedua belah pihak sedang lapang, dan dilakukan dengan situasi yang akrab bersahabat. Sehingga meluncurkan kritik akan lebih ringan dihadapi dan lebih memungkinkan untuk direnungkan secara bijaksana oleh orang yang menerima kritik. Dalam hal menyampaikan kritik yang bijaksana kita harus membantu orang tersebut untuk menemukan solusi terbaik, jalan keluar yang paling tepat.

Menyampaikan kirik yang bijaksana itu jangan lupa menggambarkan apa keuntungannya jikalau ia memperbaiki diri, agar dia termotivasi untuk melakukan perubahan. Bagaimanapun juga pada prinsipnya orang selalu ingin lebih baik. Sehingga kita harus dapat meyakinkan bahwa kritikan yang bijaksana adalah untuk kebaikan dirinya. Jadi orang akan terdorong untuk meninggalkan kesalahannya, melepaskan sifat-sifat buruknya, dan bergerak maju memperbaiki diri, serta dapat meningkatkan prestasinya. Semoga !

Oleh : Uray Iskandar, S.Pd,M.Pd

(Ketua Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia Kabupaten Sambas)




You Might Also Like

0 Komentar Tog Bhe Maseh: