KRITIK YANG BIJAKSANA
Kritik merupakan
sebuah kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan
baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan lain sebagainya. Bahkan
kritik juga biasanya diartikan sebagai celaan atau kecaman atas suatu keadaan,
perilaku, atau yang kita anggap menyimpang dan tidak benar. Ada juga yang
mengatakan bahwa kritik dapat pula bermakna tanggapan atau pertimbangan
atas baik atau buruknya suatu karya.
Penulis sering mendapatkan kritikan
terhadap hasil tulisan yang dibuat, namun sayangnya kritikan tersebut hanya
selalu disampaikan lewat pembicaraan orang lain, bukan semata-mata langsung
kepada penulis. Kita menyadari bahwa dalam mengkritik sesuatu perlunya
mengetahui cara-cara tertentu agar kritik tersebut berkualitas tidak
semata-mata karena kebencian dan tidak melenceng dari pembahasan. Kritik harus dibedakan dengan mengecam,
mencaci dan menjelek-jelekkan, ingat pengertian dasar kritik adalah menilai.Tentunya
jikalaulah kita menilai sesuatu itu harus obyektif. Tujuan akhir kritik adalah
agar pencipta karya atau produk dapat meningkatkan mutu karyanya dikemudian
hari.
Untuk
mengetahui cara-cara mengkritik yang baik dan sopan sebaiknya kritik disampaikan untuk memperbaiki pendapat/perilaku
seseorang dan bukan didasarkan atas kebencian terhadap orangnya. Selain
itu perlu juga di berikan berbagai macam alasan dan bukti-bukti yang kuat
sehingga orang itu menyadari kesalahannya. Dalam menyampaikan kritik tentunya
juga seseorang harus berbicara dengan efektif, sehingga pembicaraannya bisa
ditangkap dengan mudah oleh orang yang kita kritik. Kadang kala yang lebih
sulit adalah untuk memilih kata-kata yang tidak menyinggung perasaan. Pada
intinya carilah kata-kata yang sopan dan bijaksana, tetapi tetap tidak mengurangi
esensi kritiknya.
Ada pendapat
yang mengatakan bahwa semakin dewasa
seseorang, kritik semakin menyakitkan hatinya, tetapi semakin bijaksana
seseorang, kritik akan semakin indah bagi dirinya. Seperti pada kutipan artikel diatas,bahwa kritik
berpengaruh pada kedewasaan seseorang yang bijaksana. Karena kritik merupakan
bagian dari evaluasi terhadap apa yang dilakukan sehari-hari dan kesalahan yang dilakukan pada diri kita.
Dalam
dunia kerja tentunya sudah tidak heran bahwa dikritik atau mengkritik merupakan
hal lumrah dan wajar, karena menyangkut pencapaian sebuah target dan etos kerja
maupun etika kerja. Tetapi, harus kita renungkan betul-betul apabila kritikan
sudah di luar jalur pekerjaan dan sifatnya personal, tidak perlu ditanggapi
atau abaikan saja.
Sedangkan
pengertian bijaksana adalah selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan
pengetahuannya), arif, tajam pikiran
serta pandai dan hati-hati (cermat, teliti) apabila menghadapi
kesulitan. Menurut Daniel Golleman (2016) kritik yang bijaksana difokuskan pada
apa yang telah dilakukan dan dilakukan oleh seseorang, bukan menyudutkan ciri
karakteristiknya untuk pekerjaan yang dilakukan dengan baik.
Kaum kritikus banyak jumlahnya di
berbagai bidang, termasuk kritikus seni, musik, film, teater atau sandiwara,
rumah makan dan penerbitan ilmiah. Kritikus modern mencakup kaum profesi atau
amatir yang secara teratur memberikan pendapat atau menginterpretasikan tulisan
mereka dalam berbagai media. Kritik juga dapat disampaikan agar orang yang
dikritik dapat mengubah perilaku atau menciptakan karya yang lebih baik. Kritik yang sifatnya membangun adalah kritik
yang disampaikan bukan untuk menyerang orang, melainkan untuk menilai suatu
karya orang lain. Tentunya yang dinilai adalah karyanya bukan penciptanya. Dalam
hal ini sudah sewajarnya kita mempergunakan bahasa yang tidak menyakitkan hati
(kasar), tetapi tetap terkesan lugas, tegas, dan santun.
Orang akan patah semangat apabila
sekedar diberitahukan bahwa apa yang ia lakukan adalah keliru, namun tidak
pernah diberitahu apa kekeliruan yang sudah ia lakukan. Menurut pendapat Harry
Levinson, seorang psikoanalis, memberi nasihat tentang seni menyampaikan kritik
adalah pertama : langsung pada sasaran, yakni menyampaikan insiden yang
nyata, suatu kejadian yang menggambarkan masalah utama yang membutuhkan
perubahan. Kedua : tawarkan suatu solusi,
kritik dapat membukakan pintu ke arah kemungkinan-kemungkinan dan
alternatif-alternatif yang tidak disadari atau sekadar menggugah kekurang yang
perlu diperhatikan. Ketiga: lakukan
secara tatap muka, akan sangat efektif apabila dilakukan secara tatp muka
dan dalam suasana pribadi. Keempat : peka, merupakan unsur berempati untuk memahami
pengaruh yang dikatakan bagaimana mengatakannya pada orang yang menerimanya.
Waktu yang tepat
untuk menyampaikan kritik pada seseorang adalah setelah kesalahannya diketahui.
Namun diingat juga bahwa dalam menyampaikan kritik sesegera mungkin itu, tetap
jaga emosi. Meredakan emosi membantu kita untuk menyampaikan kritik secara
objektif. Kadangkala seorang pemimpin yang menyampaikan kritikan kepada bawahan
dengan kemarahan, menggunakan kata-kata yang tidak pantas apabila target untuk
memperbaiki kinerja tidak akan tercapai.
Sampaikanlah
kritikan itu dengan bijaksana, bukalah pertemuan dengan memberikan pernyataan
positif, kemudian sampaikan kritikan. Pastikan bahwa seeorang yang dikritik
memahami maksudnya dan mengerti situasi yang sedang dihadapi. Sebuah kritikan
sebenarnya sesuatu yang sangat berharga dan mempunyai tujuan yang baik, apabila
bisa diterima dengan lapang dada, kita akan mampu mengoreksi kekeliruan yang
terjadi dan membuat perbaikan.
Kritik yang
bijaksana tentunya kita sampaikan kepada seseorang yang kondisi tubuhnya sehat
dan keadaan yang tenang. Karena kondisi hati kedua belah pihak sedang lapang,
dan dilakukan dengan situasi yang akrab bersahabat. Sehingga meluncurkan kritik
akan lebih ringan dihadapi dan lebih memungkinkan untuk direnungkan secara
bijaksana oleh orang yang menerima kritik. Dalam hal menyampaikan kritik yang
bijaksana kita harus membantu orang tersebut untuk menemukan solusi terbaik,
jalan keluar yang paling tepat.
Menyampaikan kirik yang bijaksana
itu jangan lupa menggambarkan apa keuntungannya jikalau ia memperbaiki diri, agar
dia termotivasi untuk melakukan perubahan. Bagaimanapun juga pada prinsipnya
orang selalu ingin lebih baik. Sehingga kita harus dapat meyakinkan bahwa
kritikan yang bijaksana adalah untuk kebaikan dirinya. Jadi orang akan
terdorong untuk meninggalkan kesalahannya, melepaskan sifat-sifat buruknya, dan
bergerak maju memperbaiki diri, serta dapat meningkatkan prestasinya. Semoga !
Oleh : Uray Iskandar, S.Pd,M.Pd
(Ketua Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia
Kabupaten Sambas)
0 Komentar Tog Bhe Maseh: