KEKUASAAN SEORANG PEMIMPIN

09.09 URAY ISKANDAR 0 Comments




Pemimpin adalah orang-orang yang menentukan tujuan, motivasi dan dan tindakan kepada orang lain. Seorang dapat diangkat sebagai pemimpin karena mempunyai kelebihan dari orang lain, ia dapat mempengaruhi orang lain bahkan ia memiliki kekuasaan untuk dapat mempengaruhi orang lain. Kelebihan itu ada yang berasal dari dalam dirinya ada juga yang berasal dari luar dirinya. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khusus, sehingga ia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama.

Pemimpin adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau anggota kelompoknya  untuk mencapai tujuan bersama dalam wadah organisasi resmi maupun tidak resmi. Kepemimpinan adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi dan membuat orang lain mampu memberikan kontribusinya demi efektivitas dan keberhasilan organisasi. Seorang pemimpin memiliki kemampuan individu untuk mengkoordinasikan, mengarahkan dan mempengaruhi orang lain untuk saling bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi.  

Dengan demikian dapat dilihat adanya perbedaan-perbedaan yang dimiliki di dalam berbagai aspek, termasuk di dalamnya siapa yang menggunakan pengaruh, sasaran yang ingin diperoleh dari pengaruh tersebut, cara bagaimana pengaruh tersebut digunakan, serta hasil dari usaha menggunakan pengaruh tersebut. Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain untuk mencapai sesuatu dengan cara yang diinginkan.  Orang-orang yang berada pada pucuk pimpinan suatu organisasi, memiliki kekuasaan dalam konteks mempengaruhi perilaku orang-orang yang secara struktural organisator berada di bawahnya. Bagaimana ia menjalankan pengaruh kekuasaannya dalam mencapai suatu tujuan sehingga apa yang menjadi sebuah cita-cita bersama dapat tercapai.

Menurut French dan Raven, ada lima tipe kekuasaan, yaitu : pertama : reward power, kekuasaan ini memusatkan perhatian pada kemampuan untuk memberi ganjaran atau imbalan atas pekerjaan atau tugas yang dilakukan orang lain. Kekuasaan ini akan terwujud melalui suatu kejadian atau situasi yang memungkinkan orang lain menemukan kepuasan. Kedua, coercive power yaitu sebuah kekuasaan yang paksaan lebih memusatkan pandangan kemampuan untuk memberi hukuman kepada orang lain. Bawahan merasakan bahwa atasannya yang mempunyai pengaruh untuk menghukum dengan pekerjaan ataupun tugas-tugas yang sulit. Ketiga, referent power adalah kekuasaan yang didasarkan pada satu hubungan kesukaan yang mempunyai kualitas atau persyaratan seperti yang diinginkannya. Seorang pimpinan akan mempunyai referensi terhadap para bawahannya yang mampu melaksanakan pekerjaan dan bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan atasannya. Keempat,  expert power yaitu sebuah kekuasaan yang berdasar pada keahlian. Seseorang yang mempunyai kekuasaan, pastilah ia memiliki pengetahuan, keahlian dan informasi yang lebih banyak dalam memecahkan suatu persoalan. Kelima, legitimate power adalah kekuasaan yang sebenarnya melalui suatu persetujuan dan kesepakatan diberi hak untuk mengatur dan menentukan perilaku orang lain dalam suatu organisasi. Kekuasaan ini bersandar pada struktur sosial suatu organisasi, dan terutama pada nilai-nilai kultural.

Dari lima tipe kekuasaan yang harus diingat bahwa kekuasaan hampir selalu berkaitan dengan praktik-praktik seperti penggunaan rangsangan atau paksaan guna mengamankan tindakan menuju tujuan yang telah ditetapkan. Seharusnya orang-orang yang berada di pucuk pimpinan, mengupayakan untuk sedikit menggunakan rangsangan  dan paksaan. Sebab secara alamiah cara yang paling efisien dan ekonomis supaya bawahan secara sukarela dan patuh untuk melaksanakan pekerjaan adalah dengan cara mempersuasi mereka. Cara-cara memberikan rangsangan ataupun insentif serta paksaan ini selalu lebih mahal, dibanding jika karyawan secara spontan termotivasi untuk mencapai tujuan organisasi yang mereka pahami berasal dari kewenangan yang sah.

Dengan demikian bahwa kekuasaan adalah kemampuan mempengaruhi orang lain untuk mencapai sesuatu dengan cara yang diinginkan. Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, maka mungkin sekali setiap interaksi dan hubungan sosial dalam suatu organisasi melibatkan penggunaan kekuasaan. Cara pengendalian unit organisasi dan individu di dalamnya berkaitan dengan penggunaan kekuasaan. Kekuasaan melibatkan hubungan antara dua orang atau lebih. Dikatakan seseorang mempunyai kekuasaan atas orang lain, jika ia dapat menyebabkan orang lain untuk melakukan sesuatu di mana ia tidak ada pilihan kecuali melakukannya. Kekuasaan selalu melibatkan interaksi sosial antar beberapa pihak, lebih dari satu pihak.

Dengan demikian seorang individu atau kelompok yang terisolasi tidak dapat memiliki kekuasaan karena kekuasaan harus dilaksanakan atau mempunyai potensi untuk dilaksanakan oleh orang lain atau kelompok lain.

Pemimpin adalah orang yang berada di barisan paling depan yang diharapkan para pengikutnya untuk mengarahkan mereka, sehingga tidaklah mengherankan apabila pemimpin yang efektif atau pemimpin yang baik pada umumnya sangat pandai untuk memotivasi diri sendiri dan memotivasi para pengikutnya. Dukungan dari bawah hanya akan muncul secara berkelanjutan ketika pimpinannya benar-benar bermutu atau unggul. Kepemimpinan sangat penting dan akan berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas seorang pemimpin  yang akhirnya akan berpengaruh juga pada pencapaian tujuan yang diharapkan. Selain itu dengan motivasi kerja seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi peningkatan kinerja dalam sebuah organisasi.

Pemimpin juga harus menghindarkan diri dari wacana retorika dan perlu membuktikan bahwa ia memiliki kemampuan kerja secara profesional serta menghindarkan diri dari aktivitas yang dapat menyebabkan pekerjaan yang ada menjadi sangat membosankan. Seorang pemimpin memiliki peran yang sangat besar dalam mencapai keberhasilan pengelolaan suatu organisasi.  Kualitas kepemimpinan seorang dapat dilihat dari kepribadiannya, ketrampilannya dalam mengelola organisasi termasuk dalam menangani masalah yang timbul, gaya kepemimpinannya serta kemampuan menjalin hubungan antar manusia. Dengan demikian kekuasaan akan melekat pada diri seseorang pemimpin dan merupakan sebuah variabel yang dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi. Besar kecilnya pengaruh kepemimpinan seseorang sangat tergantung pada seberapa banyak jenis kekuasaan yang ia miliki dan seberapa tepat ia menerapkannya.

Oleh : Uray Iskandar, S.Pd,M.Pd

(Ketua Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia Kabupaten Sambas)


You Might Also Like

0 Komentar Tog Bhe Maseh: