Kepuasan Kerja Guru
Tingkat dimana seseorang mengidentifikasi
dengan sebuah pekerjaan secara katif berpartisipasi di dalamnya dan
mempertimbangkan kinerja penting bagi nilai diri dalam keterlibatan kerja. Robbin,
dkk (2015: 46) menyebutkan bahwa kepuasan kerja adalah suatu perasaan positip
tentang pekerjaan yang dihasilkan dari suatu evaluasi dan
karakteristik-karakteristiknya. Kepuasan kerja merujuk pada sikap umum seorang
individu terhadap pekerjaannya. Seorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi
menunjukkan sikap positif terhadap kerja, seorang yang tidak puas dengan
pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif terhadap pakerjaan itu”.
Menurut pendapat Anoraga (2014:25) menyatakan bahwa pekerjaan
merupakan suatu kesempatan untuk mengembangkan diri dan berbakti. Melalui
pengalaman kerja kita kembangkan kemampuan kita. Melalaui pekerjaan kita
berbuat sesuatu yang bernilai, yang bermanfaat bagi kita sendiri, bagi anggota
keluarga, bagi masyarakat, bagi bangsa dan negara dan bagi Tuhan pencipta kita.
Kepuasan
kerja merupakan respon efektif atau emosional terhadap berbagai segi atau aspek
pekerjaan seseorang sehingga kepuasan kerja bukan merupakan konsep tunggal.
Seseorang dapat relatif puas dengan salah satu aspek pekerjaan dan tidak puas
dengansatu atau lebih aspek lainnya. Perasaan yang berhubungan dengan kepuasan
dan ketidak puasan kerja cenderung mencerminkan penaksiran dari tenaga kerja
tentang pengalaman-pengalaman kerja pada waktu sekarang dan lampau daripada
harapan harapan untuk masa depan.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja adalah kerja yang secara mental menantang, ganjaran
yang pantas, kondisi kerja yang mendukung, dan rekan sekerja yang mendukung,
serta kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan. Pekerja menginginkan sistem
ganjaran yang pantas dan kebijakan yang dipersepsikan oleh pekerja sebagai
sesuatu yang adil, tidak meragukan, dan segaris dengan penghaarapan mereka. Hal ini diperkuat oleh
pendapat Usmara (2003: 221) bahwa penerapan sistem imbalan yang berbasis kinerja
akan memiliki dampak positip bagi karyawan karena dapat meningkatkan kinerja
serta kepuasan kerja. Bila
ganjaran yang diterima dilihat sebagai adil yang didasarkan pada tuntutan
pekerja, tingkat keterampilan individu, dan standar pengupahan komunitas akan
menciptakan kepuasan kerja.
Manajemen dalam organisasi yang tidak baik, pembagian upah
yang tidak adil, pemberian reward dan punishment yang tidak sesuai dengan
harapan guru, bekerja dengan banyak tekanan dan tuntutan serta iklim kerja yang
tidak sehat,saling memojokkan, pimpinan memihak pada salah satu kelompok,
proses pengawasan yang kaku, pengelolaan konflik yang tidak benar, keamanan dan
keselamatan pegawai yang tidak diperhatikan. Hal ini dapat menyebabkan guru
merasa tidak nyaman dalam bekerja, sehingga produktifitasnya juga akan menurun.
Berarti juga mengakibatkan kepuasan kerja guru tersebut akan menurun.
Seorang manajer akan
sangat peduli pada aspek kepuasan kerja, karena mempunyai tangungjawab moral
apakah dapat memberikan lingkungan yang memuaskan kepada karyawannya dan
percaya bahwa prilaku pekerja yang puas akan membuat kontribusi yang positif
terhadap organisasi. Para manajer merasakan usaha dan kinerja mereka berhasil
apabila keadilan dalam penghargaan memberikan tingkat kepuasan kerja dan
kinerja. Situasi pekerjaan yang seimbang akan meningkatkan perasaan dalam
kontrol terhadap kehidupan kerja dan menghasilkan kepuasan kerja. Sehingga para
manajer mempunyai tanggung jawab untuk meningkatkan kepuasan kerja para
bawahannya agar dapat memberikan kontribusi yang positif pada organisasinya. Hal ini diperkuat oleh
pendapat Mathis, dkk (2001:93) bahwa rancangan pekerjaan dapat mempengaruhi
kepuasaan kerja, karena orang lebih puas dengan konfigurasi pekerjaan tertentu
daripada yang lainnya, maka penting untuk dapat mengidentifikasi apa yang
membuat pekerjaan yang baik.
Dalam
konteks lain kondisi kerja yang mendukung akan dapat membuat kenyamanan pribadi
dan untuk memudahkan mengerjakan tugas-tugas secara baik. Pekerja lebih
menyukai keadaan fisik sekitar yang tidak berbahaya atau merepotkan. Kesesuaian
kepribadian dengan pekerja, pada hakekatnya adalah orang yang tipe
kepribadiannya kongruen (sama dan sebangun) dengan pekerjaan yang mereka pilih.
Artinya pekerjaan itu disesuaikan dengan bakat dan kemampuan yang tepat untuk
memenuhi tuntutan dari pekerjaan itu sendiri. Dalam konteks pendidikan,
kepuasan kerja guru mempunyai makna perasaan senang guru dalam menilai dirinya
dan pekerjaan serta lingkungan kerjanya yang diharapkan dan diyakini dapat memberi
rasa aman dan memungkinkan untuk melakukan aktifitas yang berarti.
Kinerja guru yang rendah akan berdampak pada
produktifitas kerja guru, ini menunjukkan tingkat kepuasan guru dalam bekerja
rendah, optimalisasi diri guru dalam bekerja tidak terakomodir. Menurut Sunyoto ( 2015:211) kepuasan kerja
mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Hal ini tampak pada
sikap positip karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi
dilingkungan kerjanya.
Robbins (1996:103) mendefenisikan bahwa
kepuasan kerja sebagai sikap umum individu terhadap pekerjaannya. Interaksi
seseorang dalam bekerja sangat penting, seseorang yang puas akan pekerjaannya
tidak akan lepas dari proses penerimaan dan penyampaian informasi serta ide
yang ada dalam dirinya.
Suwatno, dkk (2011:108) dengan meningkatnya
kemampuan dan keterampilan yang dimiliki seorang karyawan, akan meningkatkan
efektivitas dan efisiensi pekerjaan, sehingga laba yang diperoleh perusahaan
otomatis akan meningkat. Hal ini dipertegas oleh Allan (2011:87) Cara tepat yang dilakukan oleh karyawan
adalah bergerak sendiri pada jalur karir yang ada di perusahaan., mereka harus
bekerja dengan tidak menentang aturan, mereka mampu meyediakan kesempatan bagi
karyawan dalam memenuhi apa yang mereka cari.
Selanjutnya menurut
Danim (2008:218) kepuasan kerja merupakan kombinasi aspek ekonomis, psikologis,
sosiologis, kultural, aktualisasi diri, penghargaan dan suasana lingkungan.
Dengan demikian kepuasan kerja berhubungan erat dengan sikap karyawan terhadap
pekerjaannya sendiri, karena makin tinggi tingkat kepuasan kerja seseorang akan
tercermin dari sikap kerja kearah yang positif.
ini tidak berarti apa yang dilakukan oleh guru yang ada pada saat ini
arahnya negatif. Sebaliknya ketidakpuasan kerja akan menimbulkan sikap kerja
yang negatif. Bahwa positif dan negatifnya sikap kerja seseorang mengikuti
tingkat kepuasan kerja yang dirasakan. Untuk mengukur kepuasan kerja seseorang
biasanya dilihat dari besaran gaji atau upah yang diberikan, tetapi ini
sebenarnya bukan satu-satunya faktor yang ada, faktor lain seperti suasana
kerja, hubungan atasan dan bawahan ataupun rekan sekerja, pengembangan karier,
pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya, fasilitas yang ada dan
diberikan
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kepuasan kerja
Keterlibatan pekerja adalah
merupakan sebuah konsep adanya keterlibatan seorang individu, kepuasaan dan
antusiasme terhadap pekerjaan yang dilakukannya. Menurut Robins, dkk (2015:50)
menyatakan tingkat kepuasaan kerja seseorang sangat beragam, bergantung pada
aspek apa dari kepuasaan kerja yang dibicarakan. Orang-orang umumnya lebih puas
dengan pekerjaannya secara keseluruhan dengan pekerjaan itu sendiri, dan dengan
atasan serta rekan kerja mereka dibandingkan dengan gaji dan peluang promosi.
Menurut pendapat
Anoraga (2014:79) bahwa apabila seseorang mendambakan sesuatu, maka itu berarti
bahwa ia memiliki suatu harapan dan dengan demikian ia akan termotivasi untuk
melakukan tindakan ke atah pencapaian harapan tersebut, dan jika harapannya itu
terpenuhi, maka ia akan merasa puas. Sedangkan menurut pendapat Dassler dalam
Roziqin (2010:69) menyatakan bahwa kemampuan untuk meningkatkan kepuasan kerja
tergantung kepada :
1). Perlakuan yang fair, adil dan sufortif terhadap
pegawai
2). Kesempatan
untuk menggunakan kemampuan secara penuh untuk mewujudkan diri.
3). Komunikasi yang terbuka dan saling mempercayai diantara semua
pegawai
4). Kesempatan
bagi semua pegawai untuk berperan secara aktif dalam pengambilan keputusan yang
melibatkan pekerjaan mereka.
5). Kompensasi yang cukup dan fair
6). Lingkungan yang aman dan sehat.
Berikutnya menurut B. Uno (2016:49) yang menjadi indikator dari
prestasi kerja guru adalah :
1). Menguasai seluk-beluk bidang tugas dan bidang lain
yang terkait.
2). Mempunyai ketrampilan yang amat baik dalam
melaksanakan tugas.
3). Mempunyai pengalaman yang
amat luas dalam bidang tugas dan bidang lain yang terkait.
4). Bersungguh-sungguh dan tidak mengenal waktu dalam
melaksanakan tugas.
5). Mempunyai kesegaran jasmani dan rohani yang baik
6). Melaksanakan tugas secara berdaya dan berhasil
guna.
7). Mencapai hasil pekerjaan melebihi dari yang dituntut
organisasi
8). Efektif dalam melaksanakan tugas.
Selanjutnya menurut Anoraga ( 2014:45) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja yaitu :
1).
Pekerjaan yang aman dan tetap
2). Kesempatan
untuk mendapatkan kemajuan.
3). Kondisi kerja yang menyenangkan.
4). Rekan sekerja yang baik.
5). Lingkungan kerja yang menyenangkan.
6). Hubungan dengan pimpinan yang baik.
7). Kompensasi, gaji atau imbalan.
8). Penghargaan dan penilaian
yang ada diantara kelompok
0 Komentar Tog Bhe Maseh: