Motivasi Kerja Guru
Motivasi berasal dari kata dasar
motif yang berarti dorongan. Dorongan
tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif tersebut
merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk
bertingkahlaku,dimana dalam perbuatannya tersebut mempunyai tujuan tertentu. Dalam organisasi, motivasi merupakan
masalah komplek, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi
berbeda satu dengan lainnya. Menurut Khaerul Umam (2010), motivasi adalah sekelompok pendorong
yang mempunyai ciri-ciri : berasal dari dalam atau dari luar individu, dapat
menimbulkan perilaku bekerja, dapat menentukan bentuk, tujuan, intensitas, dan
lamanya perilaku bekerja.
Stephen P
Robbin (2006:198) mendefenisikan motivasi sebagai kesediaan untuk mengeluarkan
tingkat upaya yang tinggi kearah tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh
kemampuan upaya itu untuk memenuhi suatu kebutuhan individual. Defenisi
tersebut mengandung tiga unsur kunci yaitu : upaya/effort, tujuan organisasi
(organizational goals), dan kebutuhan/need. Unsur effort merupakan ukuran
intensitas, bila seseorang termotivasi maka ia akan mencoba sekuat tenaga untuk
mendapatkan apa yang diinginkannya.Upaya yang tinggi dalam bekerja jika
disalurkan pada arah yang benar dan bermanfaat akan membawa keuntunggan bagi
organisasi. Dengan mempertimbangkan kualitas dan upaya (effort) maupun
intensitasnya, dan tetap konsisten dengan arah dan tujuan organisasi
(organizational goals) maka motivasi menjadi sangat penting posisinya sebagai
sebuah proses pemenuhan kebutuhan.
Kebutuhan
(needs) adalah suatu keadaan internal yang menyebabkan hasil-hasil tertentu
tampak menarik. Suatu kebutuhan yang tak terpuaskan akan menciptakan
tegangan-tegangan yang merangsang dorongan didalam diri tiap individu. Dorongan
itu menimbulkan suatu perilaku pencarian untuk menemukan tujuan-tujuan
tertentu, yang jika tercapai tujuan tersebut, maka akan terjadi pengurangan
tegangan.
Motivasi
seorang pegawai untuk bekerja biasanya didasarkan pada kebutuhan yang berbeda.
Sesuai dengan tingkat pendidikan dan kondisi ekonominya. Orang yang semakin
terdidik dan semakin independen secara ekonomi,maka sumber motivasinya akan
berbeda. Tidak hanya didasarkan pada formal
authority and financial incentives, tetapi juga dipengaruhi faktor lain
seperti kebutuhan yang berkembang (growth and achievement). Faktor-faktor lain
yang juga berpengaruh terhadap motivasi yaitu, pertama
: faktor
individual,terdiri dari kebutuhan-kebutuhan (needs), tujuan-tujuan (goals), sikap (attitude)
dan kemampuan (ability), kedua faktor organisasional, sementara semua organisasional
meliputi : pembayaran gaji (pay),
keamanan pekerjaan (job security),
hubungan sesama pekerja (coworkers),
pengawasan (supervision), pujian (praise), dan pekerjaan itu sendiri (job it self).
Oleh
karena itu, ketika kita melihat para karyawan bekerja keras melaksanakan
aktivitasnya, kita dapat menyimpulkan bahwa mereka di dorong keinginan untuk
mencapai tujuan yang mereka inginkan. Motivasi adalah suatu proses yang
menghasilkan suatu intensitas, arah dan ketekunan individual dalam usaha untuk
mencapai tujuan. Intensitas adalah seberapa kerasnya seseorang berusaha, namun
intensitas yang tinggi saja tidak akan membawa ke hasil yang diinginkan kecuali
disertai dengan upaya/arah. Sedangkan ketekunan adalah ukuran seberapa lama
seseorang dapat mempertahankan usahanya.
Sehubungan motivasi kerja yang dimiliki sesorang, Pinder
(1998:11) menyatakan : “Work motivation is a set of energetic forces that
originate both within as well as beyond an individual’s being,to initiate
workrealted behavior,and to determine it’s form, direction,intensity, and
duration. Motivasi kerja adalah sesuatu
kekuatan yang mendorong seseorang untuk berperilaku terkait dengan penentuan
arah, intensitas, dan jangka waktu kerja.
Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki
strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan
dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Memberikan motivasi terhadap guru
dapat terdiri atas pemberian penghargaan yang dapat menimbulkan inisiatif,
kemampuan-kemampuan kreatif, dan semangat berkompetisi yang sehat. Pemberian
penghargaan sebagai upaya pembinaan motivasi tidak selalu harus berwujud atau
dalam bentuk barang, tetapi dapat juga berupa pujian-pujian dan hadiah-hadiah
im-material.
Penghargaan ini sangat penting untuk
meningkatkan mutu kinerja tenaga kependidikan, dan untuk mengurangi kegiatan
yang kurang produktif. Melalui penghargaan ini para tenaga kependidikan dapat
dirangsang untuk meningkatkan kinerjanya secara positif dan produktif.
Pelaksanaan penghargaan dapat dikaitkan dengan prestasi tenaga kependidikan
secara terbuka, sehingga mereka memiliki peluang untuk meraihnya. Kepala
sekolah harus berusaha menggunakan penghargaan ini secara tepat, untuk
menghindari dampak negatif yang ditimbulkannya.
Pemberian
perhatian yang cukup terhadap guru dengan segala potensi yang dimilikinya
merupakan bentuk motivasi yang sederhana, karena banyak yang tidak memiliki
motivasi dalam mengajar diakibatkan tidak dirasakannya adanya perhatian. Para
kepala sekolah yang memberikan perhatian yang tepat pada kebutuhan guru, akan
memerlukan waktu untuk menjelaskan bahwa program pengajaran yang berkualitas
tidak hanya akan menguntungkan sekolah, tetapi juga akan memberikan sumbangan
pada kesejahteraan fisik, jaminan pekerjaan, kerja tim, maupun kepuasan kerja
dari setiap guru/karyawan.
0 Komentar Tog Bhe Maseh: