SUPERVISI PEMBELAJARAN

22.17 URAY ISKANDAR 0 Comments


Materi supervisi pembelajaran sangat penting bagi pengawas sekolah untuk mengawal suksesnya implementasi Kurikulum 2013, khususnya dalam melakukan supervisi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan dalam membantu kepala sekolah dalam melakukan supervisi pembelajaran kepada guru-guru di sekolah yang dipimpinya. Untuk itu pengawas sekolah harus memiliki kemampuan untuk memilih dan melakukan model supervisi pembelajaran yang paling relevan dengan tuntutan implementasi kurikulum 2013 di sekolah binaan masing-masing.
Untuk meningkatkan pemahaman dan pengalaman tentang model supervisi pembelajaran tersebut pengawas sekolah perlu melakukan praktek melakukan perencanaan, maksanakan atau simulasi, mengevaluasi serta membuat tindak lanjutnya. Dalam kaitan dengan kegitan simulasi supervisi pembelajaran, pengawas sekolah perlu memahami penggunaan instrumen penilaian berbasis kreativitas
Supervisi pembelajaran merupakan bantuan profesional kepada guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran sehingga guru dapat membantu peserta didik untuk belajar lebih aktif, kreatif, inovatif, efektif, efisein dan menyenangkan. Dalam konteks kurikulum 2013, kualitas proses pembelajaran yang harus ditingkatkan adalah membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan kreativitas mereka melalui kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring.
Kegiatan supervisi pembelajaran berkenaan dengan aspek kualitatif untuk memberi jawaban pada pertanyaan bagaimana peserta didik belajar lebih baik. Dengan kata lain supervisi pembelajaran ini merupakan kegiatan terencana untuk membantu guru melalui dukungan, bimbingan dan penilaian pada proses pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Hal ini senada dengan pendapat Spears (....) yang menyatakan bahwa supervisi pembelajaran merupakan ...the process of bringing about improvement in instruction by working with people who are helping the pupils. It is a process of stimulating growth and a means of helping teachers to help themselves. The supervisory programme is one of instructional improvement....Dengan demikian, supervisi pembelajaran lebih menekankan pada memberi dorongan perbaikan mandiri guru dalam meningkatkan proses pembelajaran.
Fungsi dukungan dalam supervisi pembelajaran adalah menyediakan bimbingan profesional dan bantuan teknis pada guru untuk meningkatkan proses pembelajaran. Logikanya, dengan mengajar lebih baik berarti membantu peserta didikuntuk:
a.     Belajar lebih banyak (to learn more)
b.     Belajar lebih cepat (to learn faster)
c.      Belajar lebih mudah (to learn more easily)
d.     Belajar lebih menyenangkan (to have more pleasure while learning) dan
e.     Menggunakan/mengaplikasikan apa yang mereka pelajari dengan lebih efektif (to use/apply what they learn more effectively).
Dalam konteks implementasi kurikulum 2013, kegiatan untuk membantu peserta didik tersebut diharapkan dapat memberi pengalaman proses pembelajaran yang tidak hanya meningkatkan pengetahuan saja, tetapi harus meningkatkan kreativitas, inovasi, berfikir kritis, dan berkarakter kuat, diantaranya bertanggung jawab, mandiri, toleran, produktif, bekerja sama, dan lain-lain, disamping dukungan kemampuan memanfaatkan informasi dan berkomunikasi.
Oleh karena itu, guru membutuhkan bantuan dan dukungan. Mereka memerlukan bantuan dalam memahami dan mempraktekkan strategi dan teknik pembelajaran yang dapat meningkat hasil belajar peserta didiksesuai dengan tuntutan kurikulum. Agar berhasil dengan baik, fungsi dukungan membutuhkan banyak waktu dan upaya. Beberapa cara yang dapat mendukung guru adalah meningkatkan proses pembelajaran dalam:
a.     Menggunakan secara efektif petunjuk bagi guru dan bahan pembantu guru lainnya.
b.     Menggunakan buku teks secara efektif
c.      Menggunakan praktek pembelajaran yang efektif yang dapat mereka pelajari selama pelatihan profesional/inservice training
d.     Mengembangkan teknik pembelajaran yang telah mereka miliki
e.     Menggunakan metodologi yang luwes (fleksibel)
f.       Merespon kebutuhan dan kemampuan individual siswa.
g.     Menggunakan lingkungan sekitar sebagai alat bantu pembelajaran
h.     Mengelompokan peserta didiksecara lebih efektif.
i.       Mengevaluasi peserta didikdengan lebih akurat/teliti/seksama
j.       Berkooperasi dengan guru lain agar lebih berhasil.
k.      Mengikutsertakan masyarakat dalam mengelola kelas.
l.       Meraih moral dan motivasi mereka sendiri.
m.    Memperkenalkan teknik pembelajaran modern untuk inovasi dan kreatifitas layanan pembelajaran.
n.     Membantu membuktikan peserta didikdalam meningkatkan ketrampilan berpikir kritis, menyelesaikan masalah dan pengambilan keputusan.
o.     Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.



Tujuan supervisi pembelajaran pada prinsipnya sama dengan tujuan supervisi akademik secara umum. Glickman (1981) menyatakan bahwa kegiatan supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang dicanangkan bagi murid-muridnya. Dengan demikian yang paling pokok dikawal dalam supervisi pembelajaran adalah mengawal guru dalam mencapai tujuan pembalajaran.
Supervisi pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan, pengembangan, interaksi, penyelesaian masalah yang bebas kesalahan, dan sebuah komitmen untuk membangun kapasitas guru. Unruh dan Turner (1970) menyatakan bahwa supervisi merupakan sebuah proses sosial dari stimulasi, pengasuhan, dan memprediksi pengembangan professional guru (h.17) dan pengawas sebagai penggerak utama dalam pengembangan kondisi pembelajaran secara optimum (h. 135).
Tujuan lainnya dari supervisi pembelajaran memnutur para ahli, diantaranya untuk meningkatkan:
a.     Interaksi tatap muka dan membangun hubungan antara guru dengan pengawas (Acheson & Gall, 1997; Bellon & Bellon, 1982; Goldhammer, 1969; McGreal, 1983);
b.     Pembelajaran bagi guru dan pengawas (Mosher & Purpel, 1972)
c.      Meningkatkan belajar peserta didikmelalui peningkatan pembelajaran guru (Blumberg, 1980; Cogan, 1973; Harris, 1975)
d.     Membangun kepercayaan pada proses, satu sama lain, dan lingkungan (Costa & Garmston, 1994), dan

e.     Mengubah hasil dengan pengembangan kehidupan yang lebih baik untuk guru dan peserta didikdan pembelajaran mereka (Sergiovanni & Starratt, 1998). 

You Might Also Like

0 Komentar Tog Bhe Maseh: