Prosedur Penyusunan Kuesioner (Angket)
Sebagian besar penelitian umumnya
menggunakan kuesioner sebagai teknik
yang dipilih untuk mengumpulkan data. Kuesioner (Angket) memang
mempunyai banyak kebaikan sebagai instrumen pengumpul data.
Menurut
Suharsimi Arikunto (2010:268), sebelum kuesioner disusun, maka harus dilalui
prosedur:
a.
Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner;
b.
Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner;
c. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel
yang lebih spesifik dan tunggal;
d.
Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan
teknik analisisnya.
Penentuan
sampel sebagai responden kuesioner perlu mendapat perhatian pula. Jika salah
menentukan sampel, informasi yang kita butuhkan kemungkinan tidak kita peroleh
secara maksimal. Contoh, kita menghendaki data tentang khasiat obat-obatan
tradisional, termasuk jamu yang diminum. Kita sebarkan angket kepada sejumlah
gadis yang kita perkirakan senang minum jamu supaya kelangsingannya terjamin.
Ternyata setelah angket kembali terkumpul, banyak item yang masih kosong tidak
dijawab karena responden yang kita pilih ternyata tidak suka rasa pahit. Mereka
memilih tubuh tidak ramping daripada harus setiap kali minum jamu.
Untuk memperoleh kuesioner dengan
hasil mantap adalah dengan proses uji coba. Sampel yang diambil untuk keperluan
uji coba haruslah sampel dari populasi di mana sampel penelitian akan diambil.
Dalam uji coba, responden diberi kesempatan untuk memberikan saran-saran
perbaikan bagi kuesioner yang diujicobakan itu. Situasi sewaktu uji coba
dilaksanakan harus sama dengan situasi kapan penelitian yang sesungguhnya dilaksanakan
(Suharsimi Arikunto, 2010:269).
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kuesioner, antara lain:
a. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun dalam
kuesioner juga harus sesuai dengan variebel-veriabel penelitian, yang biasanya
sudah didefinisikan dalam definisi operasional, yang mengandung
indikator-indikator penelitian sesuai dengan permasalahan penelitian.
b. Tiap pertanyaan dalam kuesiner adalah bagian dari penjabaran
definisi
operasional, sehingga dapat dianalisis dengan tepat untuk menjawab
permasalahan penelitian.
c. Pakailah bahasa yang sederhana yang dapat
dipahami oleh responden.
d.
Pakailah kalimat yang pendek yang mudah difahami.
e
Jangan terlampau cepat menganggap bahwa responden telah memiliki pengetahuan
atau pengalaman tentang masalah penelitian.
f.
Lindungi harga diri responden.
g. Bila ingin menanyakan suatu perasaan
atau tanggapan yang menyenangkan
atau tidak menyenangkan, tanyakan terlebih
dahulu hal-hal yang menyenangkan.
h.
Pertimbangkan pertanyaan bersifat langsung atau tidak langsung.
i. Tentukan pertanyaan terbuka atau tertutup.
j.
Masukkan hanya satu buah pikiran dalam tiap pertanyaan.
k.
Rumusan pertanyaan jangan sampai memalukan responden.
(Nasution, 2006:135-137)
0 Komentar Tog Bhe Maseh: