PEMBELAJAR SEPANJANG HAYAT
Pembelajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh setiap
individu untuk mendapatkan suatu perubahan tingkah laku dalam hal mendapatkan ilmu
pengetahuan menjadi ke arah yang lebih baik. Pembelajar bertujuan membantu seseoarang
agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku setiap
individu yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau norma yang
berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku menjadi bertambah, baik
kuantitas maupun kualitasnya.
Manusia tidak akan pernah memahami segala
sesuatu tanpa dibarengi dengan ilmu, karena ilmu itu sendiri adalah sebagai
kunci untuk memasuki dunia pemahaman. Berpikir adalah aktivitas yang merupakan ciri khas
dari aktivitasnya manusia. Manusia berpikir adalah sebagai perkembangan idea dan konsep. Akan tetapi, tidak
semua berpikir itu menghasilkan ilmu, pemikiran yang dapat menghasilkan ilmu
adalah pemikiran yang benar-benar sistematis dan sungguh-sungguh. Artinya,
suatu cara berpikir yang berdisiplin, dimana seseorang yang berpikir tidak
membiarkan idea dan konsep dipikirannya berkelana tanpa arah, tetapi senantiasa
diarahkan pada tujuan-tujuan terentu.
Pembelajar
juga merupakan sebuah proses komunikasi yang berlangsung dalam suatu sistem. Kegiatan pembelajaran adalah merupakan suatu
proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk
mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat
dalam sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat,
berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Pada
dasarnya bahwa pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi yang ada menjadi kompetensi dimiliki oleh
setiap manusia dalam hal belajar sesuai dengan apa yang yang akan diharapkan
oleh seseorang untuk mendapatkan pengetahuan. Dalam hal ini tentunya dapat
dikatakan bahwa seseorang yang melakukan belajar
merupakan aktivitas yang sangat vital untuk meningkatkan kompetensi bagi setiap
individu.
Menurut Sudarwan Danim (2010) manusia pembelajar adalah
orang-orang yang menjadikan kegiatan belajar, sebagai bagian dari kehidupan dan
kebutuhan hidupnya. Manusia pembelajar belajar dari banyak hal, misalnya dari
pengalaman keberhasilan atau kegagalan orang lain, pengalaman diri sendiri yang
bersifat sukses atau yang bersifat gagal. Masih menurut beliau ada enam pilar
utama yang mutlak untuk menjadi manusia pembelajar adalah : rasa ingin tahu,
optimisme, keikhlasan, konsistensi, pandangan visioner dan tuntutan pekerjaan.
Dalam
suatu kegiatan belajar dapat terjadi pengembangan sikap, pengetahuan dan
keterampilan dalam kombinasi dan penekanan yang bervariasi. Setiap kegiatan
belajar memiliki kombinasi dan penekanan yang berbeda dari kegiatan belajar
lain tergantung dari sifat muatan yang akan dipelajari oleh setiap individu
untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. Meskipun kita ketahui bahwa pengetahuanlah
yang selalu menjadi unsur penggerak untuk
pengembangan kemampuan yang lainnya dalam pengembangan sikap individu tersebut.
Sekarang
banyak kita temukan individu yang menjadi pembelajar sepanjang hayat dan
tentunya tidak memandang usia. Oleh karena mereka beranggapan bahwa usia bukan
menjadi kendala dalam hal menuntut ilmu pengetahuan. Dengan memiliki ilmu
pengetahuan orang menjadi tahu tentang segala sesuatu yang dipelajarinya.
Tentunya orang yang menjadi pembelajar sepanjang hayat, maka ia tidak akan
pernah berhenti untuk belajar. Mereka juga tidak mempersoalkan dimana tempat ia
dalam belajar. Bahkan mereka juga tidak memilih waktu yang paling tepat untuk
belajar yakni kapan saja. Tidak heran kita menemukan orang selalu membawa bahan
bacaannya pada tempat-tempat umum ketika sedang menunggu jadwal antrian.
Pembelajaran
sepanjang hayat merupakan sebuah gagasan seseorang dalam belajar yang
berkesinambungan. Karena dengan menjadi pembelajar sepanjang hayat, seseorang
akan mendapatkan ilmu pengetahuan yang terkini. Bagi seorang pembelajar
tentunya ia memiliki minat untuk belajar yang tinggi sekali. Hal ini di perkuat
oleh Sardiman A.M (2016) bahwa seseorang yang memiliki minat dapat
membangkitkan dirinya untuk belajar karena adanya suatu kebutuhan,
menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau, memberi kesempatan untuk
mendapatkan hasil yang baik. Dengan demikian seseorang akan berhasil dalam
belajar, apabila seseorang tersebut memiliki minat yang tinggi untuk belajar.
Belajar sepanjang hayat
merupakan landasan untuk dapat menumbuhkan kembangkan seseorang
yang gemar dalam belajar. Setiap individu yang gemar belajar dapat terwujud apabila setiap orang selalu mencari dan menemukan sesuatu yang baru dan
bermakna
untuk dapat meningkatkan hasil
belajar. Apabila
seseorang sudah mendapatkan hasil belajar, tentunya mereka tidak hanya sampai
puas pada suatu pengetahuan yang ia dapatkan, karena selalu merasa kurang dan
kurang dalam mendapatkan pengetahuan yang dicari.
Kegiatan belajar yang dilakukan
oleh setiap individu
diatas
tidak terbatas hanya untuk mengetahui
atau belajar sesuatu, namun tidak juga belajar hanya untuk memecahkan suatu
permasalahan
yang timbul dalam kehidupan
sehari-hari. Kegiatan belajar
tentunya
dilakukan secara
terarah untuk kepentingan
dan kemajuan dalam kehidupannya. Pembelajar
sepanjang hayat juga memberikan
dampak yang positip bagi pembelajar
untuk dapat
melakukan sesuatu,
bahkan belajar untuk hidup bersama
dalam kehidupan bermasyarakat.
Dengan
demikian tentunya akan banyak
sekali bermunculan berbagai
layanan pendidikan yang
diselenggarakan oleh pihak-pihak yang peduli dengan ilmu
pengetahuan maupun sebagai pembelajar. Ditambah lagi dengan adanya berbagai
macam teknologi
informasi yang akan
memberikan
suatu kemudahan bagi masyarakat dan lembaga
pendidikan untuk dapat melakukan kegiatan belajar secara individual tanpa
batas waktu dan tempat.
Terakhir
dapat kita katakan bahwa untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat,
seseorang akan mempunyai sebuah konsep,
ide
dan gagasan dalam
proses belajar yang
berlangsung secara terus menerus dalam setiap diri individu, kapanpun, dimanapun dan dengan
siapapun. Untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat
kita
hendaknya harus kreatif,
dan responsif sehingga akan mampu memuaskan minat setiap individu dan masyarakat dalam kehidupannya. Berarti
pembelajar sepanjang hayat dalam perwujudannya akan dapat membentuk suatu totalitas dari belajar yang
berlangsung bagi setiap individu, baik pada lingkungan keluarga, sekolah dan kehidupan masyarakat.
Oleh : Uray Iskandar,
S.Pd,M.Pd
(Ketua Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia
Kabupaten Sambas
0 Komentar Tog Bhe Maseh: