Peran Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin
Dalam
suatu organisasi sekolah. Kepala Sekolah sebagai manajer dan sekaligus sebagi
seorang pemimpin punya andil besar terhadap kelancaran pendidikan. Kemampuan
Kepala Sekolah dalam manajemen pendidikan perlu dikuasai dan ditingkatkan
mengingat sekolah sebagai suatu usaha yang menelorkan produk berupa sumber daya
manusia dan bukan berupa barang komoditas.
Menurut
Ngalim Purwanto (2009:26) bahwa kepemimpinan diartikan sekumpulan dari
rangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan
untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar
mereka mau dan dapat melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan bathin serta merta tidak terpaksa.
Sedangkan menurut Priansa ( 2014:34) sebagai pemimpin, kepala
sekolah merupakan salah satu komponen
pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Kepemimpinan merupakan upaya mempengaruhi banyak orang
melalui komunikasi untuk mencapai tujuan, cara mempengaruhi orang dengan
petunjuk atau perintah, tindakan yang menyebabkan orang lain bertindak atau
merespons dan menimbulkan perubahan positif, kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan mengkoordinasikan
organisasi dalam rangka mencapai tujuan, kemampuan untuk menciptakan rasa
percaya diri dan dukungan diantara bawahan agar tujuan organisasi dapat
tercapai.
Kemampuan seorang
pemimpin dalam mepengaruhi pengikutnya meruapakan faktor dominan yang menentukan keberhasilan suatu
organisasi, karena pemimpin memiliki peran sebagai koordinator, motivator dan katalis yang akan membawa organisasi pada
puncak keberhasilan.
Kepemimpinan kepala
sekolah merupakan kemampuan untuk menggerakkan tenaga kependidikan, sehingga tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Kepemimpinan Kepala Sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong
sekolah untuk mewuudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah melalui
program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Dalam
mengarahkan visi dan misi pemimpin harus menetapkan tujuan ke arah kegiatan yang tepat dan
memerintahkan untuk bergerak.
Kepala Sekolah adalah pemimpin pendidikan pada tingkat sekolah, sehingga ia
juga harus menghindarkan diri dari wacana retorika dan perlu membuktikan bahwa
ia memiliki kemampuan kerja secara profesional serta menghindarkan diri dari
aktivitas yang dapat menyebabkan pekerjaan yang ada di sekolah menjadi sangat membosankan. Menurut
K. Hoy, dkk ( 2014: 641) bahwa para pemimpin yang matang secara emosional
cenderung memiliki kesadaran yang kuat akan kekuatan dan kelemahan mereka
sekaligus berorientasi kepada diri, mereka tidak menyangkal kelamahan diri atau
menghayal tentang kesuksesan. Sebagai
konsekwensinya kepala sekolah yng matang secara emosional bisa menjaga
hubungan kerja sama dengan para bawahan, rekan kerja dan pengawas.
Kepala
sekolah merupakan orang atau personil kependidikan yang memiliki peran besar
dalam mencapai keberhasilan pengelolaan suatu sekolah, sedangkan guru berada
posisi lain yang berperan besar dalam keberhasilan proses belajar mengajar di
dalam kelas disamping peran siswa, karyawan sekolah dan juga orang tua siswa.
Kualitas kepemimpinan kepala sekolah yang didalamnya terdapat juga kepribadian,
keterampilan
dalam mengelola sekolah termasuk dalam menangani masalah yang timbul di sekolah,
gaya kepemimpinan serta kemampuan menjalin hubungan antar manusia
sangat menentukan atau memiliki pengaruh yang besar terhadap kualitas proses
belajar dan mengajar di sekolah.
Dalam hal ini keberhasilan kepala sekolah dalam memimpin sekolah akan
tampak dari apa yang dikerjakannya. Hal ini penting untuk dikedepankan karena
apa yang telah dikerjakan kepala sekolah melalui kebijakan yang telah
ditetapkan akan mempengaruhi kondisi fisik dan psikis para guru, siswa dan
karyawan sekolah. Guru akan dapat melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung
jawab apabila ia merasa puas terhadap kepemimpinan kepala sekolah. Oleh sebab
itu seorang kepala sekolah dalam memimpin agar tujuan yang telah ditetapkan
dapat tercapai dengan baik ia juga harus memperhatikan secara kultural, baik
bagi guru, siswa, karyawan sekolah, orang tua siswa serta lingkungan
masyarakat.
Menurut Mulyasa, dalam Deni Koswara (2008:57) bahwa kepemimpinan seseorang sangat berkaitan dengan kepribadian, dan kepribadian
kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin dalam sifat-sifat yang jujur,
percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil resiko dan keputusan, berjiwa
besar, emosi yang stabil dan teladan.
Selanjutnya menurut Mulyono (2008:143) bahwa kepemimpinan kepala sekolah merupakan ruh yang
menjadi pusat sumber gerak organisasi untuk mencapai tujuan dalam meningkatkan
kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif dengan para guru dalam
situasi yang kondusif. Perilaku kepala
sekolah harus dapat mendorong kinerja para guru dengan menunjukkan rasa
bersahabat, dekat dan penuh pertimbangan terhadap para guru, baik sebagai individu
maupun sebagai kelompok.
Kepala sekolah sebagai seorang manajer pada
hakikatnya adalah seorang perencana, organisator, pemimpin dan seorang
pengendali. Keberadaan manajer pada suatu organisasi sangat diperlukan, sebab
organisasi sebagai alat mencapai tujuan organisasi dimana didalamnya berkembang
berbagai macam pengetahuan, serta organisasi yang menjadi tempat untuk membina
dan mengembangkan karir-karir sumber daya manusia, memerlukan manajer yang
mampu untuk merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan agar
organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Rumusan tersebut
menunjukkan pentingnya peranan kepala sekolah dalam
menggerakkan
kehidupan sekolah guna mecapai tujuan. Menurut Dadi Permadi (2009:24) sebagai penanggung jawab dalam
penyelenggaraan pendidikan kepala sekolah juga mempunyai fungsi sebagai berikut
:
1). Educator (pendidik/guru)
2). Manager (pengarah, penggerak sumber daya )
3). Administrator (pengurus
administrasi)
4). Supervisor (pengawas,
pengoreksi dan melakukan evaluasi).
Segi kepemimpinan, seorang
kepala sekolah mungkin perlu mengadopsi gaya kepemimpinan transformasional,
agar semua potensi yang ada di sekolah dapat berfungsi secara optimal.
Kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan sebagai gaya kepemimpinan
yang mengutamakan pemberian kesempatan atau mendorong semua unsur yang ada dalam sekolah untuk
bekerja atas dasar sistem nilai yang luhur, sehingga semua unsur yang ada di
sekolah (guru, siswa, pegawai, orangtua siswa, masyarakat, dan sebagainya)
bersedia, tanpa paksaan, berpartisipasi secara optimal dalam mencapai tujuan
ideal sekolah.
Hal tersebut diperkuat pendapat Luthans
(2006:638) menyatakan bahwa kepemimpinan didefinisikan sebagai sekelompok
proses kepribadian, pemenuhan, perilaku tertentu, persuasi, wewenang,
pencapaian tujuan, interaksi, perbedaan peran, inisiasi struktur dan kombinasi
dari dua atau lebih dari hal-hal tersebut.
Menurut pendapat Mulyasa dalam Koswara, dkk ( 2008: 131) kepemimpinan seseorang
sangat berkaitan dengan kepribadian. Kepala sekolah sebagai pemimpin akan
tercermin dalam sifat-sifat sebagai berikut seperti : jujur, percaya diri,
tanggung jawab, berani mengambil resiko dan keputusan, berjiwa besar, emosi
yang stabil dan teladan.
Dengan demikian maka, seorang kepala sekolah adalah pelaksana suatu tugas yang sarat
dengan harapan dan pembaharuan. Kemasan cita-cita mulia pendidikan kita secara
tidak langsung diserahkan kepada kepala sekolah. Optimisme orang tua yang
terkondisikan pada kepercayaan menyekolahkan putra-putrinya pada sekolah
tertentu tidak lain berupa fenomena menggantungkan cita-citanya pada kepala sekolah. Peserta
didik dapat belajar dan membelajarkan dirinya hanya karena fasilitasi kepala
sekolah. Berbagai macam aturan dan kurikulum yang selanjutnya direalisasiakan
oleh para pendidik sudah pasti atas koordinasi dan otokrasi dari kepala
sekolah. Singkatnya, kepala sekolah merupakan tokoh sentral
dalam pendidikan
didalam suatu lembaga.
Kepala sekolah sebagai suatu komunitas pendidikan membutuhkan seorang figur
pemimpin yang dapat mendayagunakan semua potensi yang ada dalam sekolah untuk
suatu visi dan misi sekolah. Pada level ini, kepala sekolah sering dianggap satu atau identik, bahkan secara begitu
saja dikatakan bahwa wajah sekolah ada pada kepala sekolahnya. Di sini tampak peranan kepala sekolah bukan
hanya seorang akumulator yang mengumpulkan aneka ragam potensi penata usaha,
guru, karyawan dan peserta didik; melainkan konseptor managerial yang
bertanggungjawab pada kontribusi masing-masingnya demi efektivitas dan
efiseiensi kelangsungan pendidikan. Akhirnya, kepala sekolah berperanan sebagai
manager yang mengelola sekolah.
0 Komentar Tog Bhe Maseh: