Tujuan Supervisi Akademik

10:06 AM URAY ISKANDAR 0 Comments




Secara  umum,  tujuan  supervisi akademik  adalah  membantu guru untuk mengembangkan kemampuannya dalam mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan bagi peserta didiknya. Melalui supervisi akademik diharapkan kualitas akademik yang dilakukan oleh guru semakin  meningkat  (Donni & Rismi, 2014:108).

Menurut Carl D.Glickmen, dkk dalam supervision and instructional leadership (2004) : “the purpose of supervision is to monitoring teachers to detemine if their instruction includes the elements of effective instruction” yaitu “tujuan supervisi adalah untuk memonitor guru dalam mendeterminasi ketika instruksi mereka sudah mengcakup elemen-elemen yang efektif”

Pengembangan  keampuan  guru  tidak  hanya  menyagkut  pada  peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru saja, namun juga meliputi peningkatan komitmen (commit-ment), kemauan (willingness), dan motivasi (motivation) guru, sebab dengan  meningkatkan kemampuan  dan motivasi kerja guru, kualitas pembelaja-ran akan  semakin meningkat.

Sedangkan menurut  Peter  Olivia dalam Supervision for Today’s (1976) menyatakan bahwa kegiatan supervisi akademik dimaksudkan untuk: (1) membantu guru dalam merencanakan pembelajaran;  (2) mem-bantu guru dalam  penyajian  materi  pembelajaran;    (3) membantu  guru  dalam mengevaluasi pembelajaran; (4) membantu guru  mengelola  kelas; (5) membantu guru mengembangkan kurikulum; (6) membantu guru dalam mengevaluasi kurikulum; membantu guru dalam mengevaluasi diri mereka sendiri; (7) membantu guru berkerjasama dengan kelompok; (8) membantu  guru melalui inservice program (Donni & Rismi, 2014).

Ada beberapa faktor yang mendorong dikembangkannya supervisi akademik  bagi  guru-guru,  antara lain: (a) kenyataannya yang dilakukan dalam supervisi,  para  supervisor  hanya  melakukan  evaluasi guru-guru semata; (b)  pusat  pelaksanaan  supervisi adalah supervisor, bukan berpusat pada apa yang dibutuhkan guru, baik kebutuhan profesional sehingga guru-guru tidak memperoleh sesuatu yang berguna bagi  pertumbuhan  profesinya; (c) dengan menggunakan  merit rating (alat  penilaian  kemampuan  guru),  maka aspek-aspek yang di ukur terlalu umum.  Hal semacam  ini sukar sekali untuk  mendeskripsikan tingkah laku guru yang paling mendasar seperti yang mereka rasakan, karena  diagnosisnya tidak  mendalam, tetapi sangat bersifat umum dan abstrak; (d) umpan balik  yang diperoleh dari hasil pendekatan, bersifat memberi arahan, petunjuk, intruksi, dan tidak menyentuh masalah manusia yang terdalam yang dirasakan guru-guru, sehingga hanya bersifat di permukaan; (e) tidak  diciptakan hubungan identifikasi dan analisis diri, sehingga guru-guru melihat konsep dirinya; (f) melalui diagnosis dan analisis dirinya sendiri guru menemukan jati dirinya. Ia harus sadar akan kemampuan dirinya dengan menerima dan timbul motivasi untuk memperbaiki dirinya sendiri.


C. Prinsip-Prinsip Supervisi

You Might Also Like

0 Komentar Tog Bhe Maseh: