KEPEMIMPINAN YANG CERDAS DAN BERBUDAYA DALAM MENGELOLA PENDIDIKAN

1:24 PM URAY ISKANDAR 1 Comments









Pendahuluan



Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk menggerakkan orang-orang dalam mencapai suatu tujuan. Makna kata kepemimpinan erat kaitannya dengan makna kata memimpin. Kata memimpin mengandung makna suatu kemampuan seseorang untuk menggerakkan segala sumber yang ada pada suatu organisasi sehingga dapat di dayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Kemampuan seorang pemimpin dalam mepengaruhi pengikutnya merupakan faktor dominan yang menentukan keberhasilan suatu organisasi, karena pemimpin memiliki peran sebagai koordinator, motivator  dan katalis yang akan membawa organisasi pada puncak keberhasilan.

Menurut Wahjosumidjo (2008:83) dalam praktik organisasi, kata memimpin mengandung konotasi menggerakkan, mengarahkan, membimbing, melindungi, membina, memberikan teladan, memberikan dorongan, memberikan bantuan, dan sebagainya. Betapa banyak arti yang terkandung dalam kata memimpin, memberikan indikasi betapa luas tugas dan peranan seorang pemimpin organisasi.

Manusia berbudaya adalah manusia yang memiliki perilaku dan tingkah laku yang berakal budi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Manusia diberikan kecerdasan secara alamiah yang merupakan sebuah kemampuan dan daya tangkap yang luar biasa dan lebih tinggi dalam memahami sesuatu.

Cerdas adalah suatu kemampuan yang luar biasa yang dinilai dari segi pikiran atau kelakuan yang dimiliki oleh individu tersebut. Biasanya kelebihan ini bisa membantu mereka agar menjadi beradaptasi dengan lebih dekat pada kehidupan sekitarnya. Orang yang mendapat kesuksesan tentunya bukan hanya dikarenakan memiliki IQ yang tinggi namun juga memiliki emosi yang cerdas, memiliki banyak teman, bisa berkomunikasi dengan baik, mempunyai empati yang tinggi terhadap orang dan lingkungan sekitar dan juga tidak mudah marah atau tempramental.

Sekarang banyak kita temukan berbagai macam orang memberikan brand sebuah kecerdasan, misalnya sebuah telpon seluler cerdas dan kota cerdas. Dengan menggunakan telpon seluler cerdas tersebut kita dapat dengan mudah mengakses apa yang ingin kita ketahui dalam waktu yang cepat dan mudah. Bayangkan jika kita berada di sebuah kota yang beragam informasi mengenai kota itu semua tersedia di dalam telepon seluler, baik mengenai tempat penginapan, rumah makan, tempat ibadah, obyek wisata, transportasi dan lain-lain. Semua itu dengan mudah dapat kita ketahui melalui telpon seluler.

Pada saat ini jikalau kita ingin tahu rute terpendek dan tidak macet, ponsel langsung menyajikan informasi yang dibutuhkan bahkan kapan dan di mana sebaiknya mengisi bahan bakar minyak atau singgah sekedar berbelanja jajanan khas. Melalui telpon cerdas juga kita akan dapat mengetahui apabila kita sedang berada 30 km dari pusat kota dan bermaksud menuju ke pusat kota maksimal dalam 20 menit. Semua gambaran diatas sudah mampukah kita mewujudkan impian tersebut di sebuah lembaga pendidikan yang kita katakan lembaga membentuk kecerdasan dan berbudaya.

Manajemen perubahan adalah pendekatan terstruktur untuk pergeseran/transisi individu, tim, dan organisasi dari keadaan sekarang kemasa depan yang diinginkan. Ini adalah proses organisasi bertujuan membantu karyawan untuk menerima dan merangkul perubahan dalam lingkungan bisnis mereka saat ini . Dalam manajemen proyek , manajemen perubahan mengaju pada proses manajemen proyek dimana perubahan proyek secara resmi diperkenalkan dan disetujui.

Mengubah sikap dan perilaku personil, sebagai praktek multidisiplin yang telah berkembang sebagai hasil dari penelitian ilmiah, Manajemen Perubahan Organisasi harus dimulai dengan diagnosis sistematis situasi saat ini dalam rangka untuk menentukan baik kebutuhan untuk berubah dan kemampuan untuk berubah.Tujuan, isi, dan proses perubahan semua harus ditentukan sebagai bagian dari rencana manajemen perubahan.

            Terkait adanya kondisi yang menuntut kita memahami sebuah manajemen perubahan, ada empat sikap yang bisa dipilih terhadap kondisi ini. Empat sikap yang terkait dengan perubahan tersebut di antaranya adalah : Menjadi motor penggerak terhadap perubahan. Di sini, kita memiliki posisi di garda terdepan terhadap proses perubahan yang terjadi. Kita dituntut memiliki pengetahuan tentang konsep dan alasan perlunya sebuah perubahan harus dilakukan.

Dengan demikian, kita bisa mempengaruhi serta meyakinkan pihak lain bahwa kondisi yang ada pada saat ini perlu diubah. Untuk berada pada posisi ini, diperlukan lebih dari sekadarkecerdasan, namun juga keberanian. Sebab, untuk menjadi pelopor perubahan biasanya akan berhadapan dengan sebuah tantangan dari pihak yang sudah nyaman dengan kondisi yang ada, sehingga enggan terhadap perubahan.

Pemimpin Yang Cerdas dan Berbudaya

Kepemimpinan adalah suatu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan, oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci untuk menjadi seorang manajer yang efektif. Menurut Komang Ardana, dkk (2008:89) kepemimpinan adalah merupakan intisari dari manajemen organisasi, sumber daya pokok dan titik sentral dari setiap aktivitas yang terjadi dalam sautu organisasi. Selanjutnya,  Chris Harijanto (2007:2) kepemimpinan merupakan konsekwensi logis dari perilaku dan budaya manusia yang secara kodrati terlahir sebagi zoon politicon  yang memiliki ketergantungan sosial sangat tinggi dalam memenuhi berbagai kebutuhannya.

Menurut Sondang P. Siagian, dalam Hikmat ( 2009:254), ada empat gaya kepemimpinan :

a.      Gaya kepemimpinan otokratis, dimana pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota kelompoknya.

b.     Gaya militeristis, seorang pemimpin yang memiliki sifat intruksional, serba formalistik, disiplin dan tertutup bagi kritik.

c.      Gaya paternalistis, seorang pemimpin yang selalu menyepelekan kemampuan anak buah, tertutup bagi pekembangan kaderisasi serta kreativitas anak buah tertekan.

d.     Gaya atau Model Kontingensi Fielder, keberhasilan kepemimpinan dipe ngaruhi human relationship pemimpin dengan yang dipimpin, staffing dan organizing  yang efektif dan profesional serta otoritas pemimpin yang kuas dan tegas.

Kepemimpinan bukanlah hak mutlak seseorang pejabat formal dalam sebuah organisasi, melainkan oleh kecakapannya dalam memimpin orang lain. Artinya, sangat mungkin seorang bawahan memiliki kecakapan kepemimpinan yang lebih baik daripada atasannya. 

Kepemimpinan seseorang berperan sebagi penggerak dalam proses kerja sama antar manusia dalam organisasi  yang dapat bergerak secara terarah dalam upaya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Hikmat (2009:252) fungsi utama pemimpin adalah menjalankan kepemimpinannya dengan baik dan benar, artinya berdasarkan aturan main yang telah disepakati dan ditetapkan organisasi. Adapun yang menjadi fungsi utama pemimpin adalah sebagai berikut :

1. Pengelola organisasi atau pengendali utama manajemen berorganisasi

2. Motivator, orang yang mendorong dan memberikan dukungan penuh kepada bawahannya untuk bekerja dengan optimal

3. Pembuat keputusan yang akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan organisasi serta kesejahteraan para anggotanya

4. Penilai kinerja karyawannya yang akan memberikan penghargaan bagi seluruh prestasi kerja bawahannya.

5. Dinamisator dan katalisator organisasi, orang yang memajukan organisasi dan mengendalikan situasi dan kondisi yang akan berpengaruh terhadap kemajuan atau kemunduran organisasi.

6. Stabilisator, orang yang mempunyai kapabilitas terkuat dalam mempertahankan eksistensi organisasi.

7.  Supervisor, yang membina, melatih, mendidik, mengawasi, menilai dan memberikan contoh kerja terbaik bagi seluruh anggota organisasi yang dipimpinnya.

Dengan demikian kepemimpinan adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh seorang pemimpin dalam mengelola orang lain sebagai bawahannya secara bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Bahkan kepemimpinan merupakan suatu seni atau teknik yang dimiliki pemimpin untuk membuat kelompok bawahan dalam organisasi untuk mentaati segala apa yang dikehendakinya yang membuat mereka bersemangat bahkan rela berkorban untuknya dalam mencapai suatu tujuan.

Manusia berbudaya dalam kehidupannya berperilaku baik, bermoral, sopan dan santun terhadap sesama manusia atau mahluk ciptaan tuhan. Manusia berbudaya berperilaku sesuai dengan moral, norma-norma yang berlaku dimasyarakat, sesuai dengan perintah di setiap agama yang diyakini, dan sesuai dengan hukum Negara yang berlaku. Dalam berperilaku, manusia yang berbudaya tidak menjalankan sikap-sikap atau tindakan yang menyimpang dari peraturan-peraturan baik berupa norma- norma yang ada di masyarakat maupun hukum yang berlaku. Semua aturan dan norma dapat dilaksanakan dengan akal yang cerdas, tentunya memberikan sebuah kehidupan yang berbudaya.

Manusia sebagai mahluk berbudaya tentunya memiliki akal dan budi atau pikiran dan perasaan. Dengan akal dan budi manusia berusaha terus menciptakan benda-benda baru untuk memenuhi tuntutan jasmani dan rohani yang akhirnya menimbulkan kebahagiaan. Kebahagiaan bagi manusia sesuatu yang baik, benar dan adil. 

Pada umumnya manusia sangat peka terhadap budaya yang mendasari sikap dan perilakunya. Etika merupakan bagian dari kompleksitas unsur-unsur kebudayaan. Ukuran etis dan tidak etis merupakan bagian dari unsur-unsur kebudayaan. Manusia membutuhkan kebudayaan, yang didalamnya terdapat unsur etika, untuk bisa menjaga kelangsungan hidup. Manusia yang berbudaya tentunya akan menjaga tata aturan hidup. Selain didasarkan pada etika, berbudaya juga terkandung estetika di dalamnya. Jika etika menyangkut analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab, estetika membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakan apa yang orang lain rasakan.

Keberadaan suatu lembaga setidaknya untuk membentuk sebuah karakter masyarakat yang lebih kritis dan juga mempunyai keterampilan untuk jauh lebih berkembang. Dengan demikian perlu dituntut sebuah kebijakan yang cerdas dalam mengelola sebuah lembaga karena menyangkut segala tindakan manusia dalam menjalankan aturan hidup setelah mereka tamat dari lembaga sekolah tersebut. Meskipun dituntut selalu cerdas dan  berbudaya serta ber etika dalam menganalisis penerapan yang menyangkut perasaaan estetika itu sendiri dalam kehidupan bermasyarakat, manusia juga harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan dengan kepemimpinannya di muka bumi disamping tanggung jawab dan etika moral harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung jawab agar bermakna bagi masyarakat sekitarnya.

Apa yang telah dilaksanakannya selama menjadi pemimpin akan dipertanggungjawabkannya  secara moral dalam kehidupan, secara formal dengan atasan dan secara agama dalam dunia akhirat. Selain itu manusia juga harus mendayagunakan kecerdasan dan berbudaya untuk menciptakan kebahagiaan bagi semua makhluk Tuhan di muka bumi ini. Manusia sebagai makhluk yang berbudaya senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu pada hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil.

Mengelola Pendidikan

Pengelolaan atau manajemen bermakna penggunaan sumber daya organisasi secara efektif untuk mencapai tujuan. Manajemen merupakan disiplin ilmu pengetahuan yang mempelajari secara mendalam strategi atau cara-cara mencapai tujuan secara sistematis. 

Pendidikan pada dasarnya bermaksud mengembangkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan peserta didik agar menjadi warga negara yang memiliki kualitas sesuai dengan cita-cita bangsa berdasarkan falsafah dan dasar negara Pancasila. Tujuan administrasi pendidikan tentunya sangat berkaitan erat dengan tujuan pendidikan secara umum, karena administrasi pendidikan merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal.

Menurut Mulyono dalam bukunya Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan (2008:54) bahwa tujuan administrasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan kegiatan operasional kependidikan dalam mencapai tujuan pendidikan.

Sedangkan menurut Sergiovanni dan Carver dalam Mulyono ( 2008:55) menyebutkan ada empat tujuan administrasi, yaitu :

a.       Efektivitas produksi

b.       Efisiensi

c.       Kemampuan menyesuaikan diri

d.      Kepuasaan Kerja.

Keempat tujuan tersebut dapat digunakan sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan suatu penyelenggaraan pendidikan, dengan tujuan administrasi pendidikan segala usaha kerjasama dalam mendayagunakan berbagai sumber dapat berjalan secara teratur, efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan.

Administrasi Pendidikan lebih mengarah kepada komponen manusia, dimana demokrasi dalam administrasi pendidikan di junjung tinggi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Mulyono ( 2008:60 ) bahwa prinsip administrasi pendidikan adalah sebagai berikut :

a.       Pelibatan tanggung jawab individu-individu untuk berpartisipasi dalam membuat keputusan dan penciptaan situasi dan prosedur dimana individu-individu dalam berbagai kelompok dapat bekerjasama dalam perencanaan pendidikan.

b.      Usaha menempatkan kepemimpinan dan mendorong pelaksanaannya sesuaidengan abilitas, kapasitas, latar belakang, pengalaman, minat dan kebutuhan setiap pribadi yang terlibat.

c.       Adanya fleksibilitas organisasi yang memungkinkan penyesuaian yang dilakukan secara kontinyu dan menyangkut human relationshif sehingga terjadi kesempatan untuk tumbuh dan berkembang.

d.      Penghargaan terhadap usaha dan aktivitas kreatif sesuai dengan hakaikat manusia yang diekspresikan dalam perencanaan dan pelaskanaan program pendidikan.

Manajemen dalam mengelola pendidikan tidak dapat dilepaskan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bukti dari pertalian erat tersebut adalah perubahan yang terjadi pada hampir semua aspek kehidupan manusia dengan berbagai permasalahan yang ditimbulkannya dapat dipecahkan melalui upaya penguasaan serta peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kondisi demikian membawa dampak kepada perlunya seseorang mengikuti perkembangan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang dan berubah.

Perkembangan dan perubahan yang terus bergulir ini pun membawa manusia ke era persaingan global yang ketat. Oleh karena itu kalau tidak ingin kalah bersaing dalam era globalisasi peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien. Pengembangan dan peningkatan kualitas SDM yang berdaya saing international dan mempunyai kompetensi untuk bertahan pada perkembangan zaman menjadi suatu perhatian penting dalam manajemen pendidikan. 

Globalisasi menuntut adanya perubahan paradigma dalam dunia pendidikan. Menurut Reigeluth dan Garfinkle (1994) dalam Suryadi, kebutuhan terhadap paradigma baru pendidikan di dasarkan atas perubahan besar-besaran dalam kondisi dan kebutuhankebutuhan pendidikan dalam masyarakat informasi. Untuk melakukan perubahan tersebut maka peranan manajemen pendidikan yasangat signifikan untuk menciptakan sekolah-sekolah yang bermutu yang menghasilkan SDM terandalkan dan tangguh yang dibutuhkan masyarakat.

Manajemen pendidikan harus mampu menerjemahkan perubahan itu ke dalam kebijakan-kebijakan strategis bagi lembaganya. Komponen manajemen pendidikan antara lain meliputi proses pembelajaran, sumber daya manusia, siswa, stakeholder, fasilitas, pembiayaan, school public relation. Ada beberapa teori manajemen yang dapat menjadi panduan pembenahan manajemen pendidikan. Jika kita berpendapat bahwa pendidikan adalah suatu industri, maka langkah selanjutnya berpikir bagaimana mengembangkan industri itu untuk terus bertumbuh. Maka dalam bingkai pemikiran ini kita memerlukan panduan yang sesuai. Manajemen Mutu Terpadu atau lebih dikenal dengan Total Quality Management dapat dijadikan “guiding philosophy” yang tentunya ditarik ke dunia pendidikan. 

Adapun fungsi-fungsi manajemen pendidikan adalah sebagai berikut :

a.       Perencanaan, dimana kegiatan yang di mulai dari perumusan, dipilih dan ditetapkannya seluruh aktivitas sumber daya yang akan dilaksanakan dan digunakan dimasa yang akan datang untuk mencapai tujuan.

b.      Pengorganisasian, adalah pembagian pekerjaan yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kelompok, penentuan hubungan pekerjaan diantara mereka dan pemberian lingkungan pekerjaan yang sepatutnya.

c.       Penggerakan, merupakan aktivitas seorang manajer dalam memerintah, menugaskan, menjuruskan, mengarahkan dan menuntun karyawan atau personel organisasiuntuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.

d.      Pengkoordinasian, mempersatukan sumbangan-sumbangan dari orang-orang, bahan dan sumber lain ke arah tercapainya maksud yang telah ditetapkan.

e.       Pengarahan, difokuskan pada aktivitas masing-masing orang pada tiap-tiap unit agar terhindar kekliruan dan bahkan kerugian.

f.       Pengawasan dan pemantauan, melakukan penyesuaian terhadap rencana, mengusahakan agar penyimpangan-penyimpangan tujuan sistem hanya dalam batas-batas yang dapat ditoleransi dan juga untuk mengukur tingkat keefektifan program layanan belajar dan manjemen satuan pendidikan.

Penutup

Seorang pemimpin harus memiliki keahlian manajerial dan memahami hal-hal yang sifatnya teknis agar memudahkan ia mengarahkan dan membina tenaga kependidikan. Ia harus memiliki keterampilan berkomunikasi dengan orang lain, memiliki kepiawaian berinteraksi, membangun relasi dan bersosialisasi, sehingga kepemimpinannya berjalan efektif.

Kualitas pendidikan yang diserap pada sekolah yang bermutu sudah seharusnya dipersiapkan seirama dengan perkembangan zaman.
Saat ini zaman berada pada era globalisasi dan informasi, maka era inilah yang membawa perubahan-perubahan mendasar dan mewarnaikehidupan pendidikan. Guru mengatur, murid diatur. Peluang apa yang Muncul Saat Ini? Salah satu perubahan mendasar yang telah digulirkan oleh pemerintah untuk menanggapi era globalisasi dan informasi dan membawa dampak pada manajemen pendidikan adalah berubahnya manajemen berbasis pusat menjadi manajemen berbasis daerah.

You Might Also Like

1 comment: