BANYAK JALAN MENUJU SAMBAS HEBAT
Sekarang banyaknya
intrik yang berbau politik untuk mengganti A ataupun mengganti B dengan
berkampanye lewat sosial media. Apabila kita cermati di Kabupaten Sambas pada
zaman kerajaan dahulu sudah termashur ke seluruh pelosok negeri, bisa bangkit
kembali jaya dengan istilah zaman now Sambas Hebat.
Wilayah administratif Kabupaten Sambas terdiri dari 19 kecamatan, dua diantaranya
yaitu Kecamatan Sajingan Besar dan
Kecamatan Paloh merupakan kawasan perbatasan dengan Sarawak Malaysia. Apabila
dilihat dari dua kecamatan tersebut yang merupakan pintu perbatasan, sudah
tentunya secara kasat mata akan memberikan dampak yang luar biasa bagi
kehidupan masyarakat. Tentunya kita juga tidak bisa berbuat serampangan tentang
pengelolaan perbatasan tersebut, mengingat koridor pusat masih dominan pada wailayah
tersebut.
Untuk menuju jalan
Sambas Hebat kita juga bisa mengembangkan asset budaya dan pariwisata yang
belum optimal kita kembangkan untuk menarik turis dari luar. Apakah itu peninggalan
sejarah seperti Makam Sultan, Mesjid maupun Keraton Sambas. Sedangkan obyek
wisata kita sebenarnya tidak kalah indahnya dengan obyek wisata dunia luar yang
di pulau Jawa, apabila dikelola secara optimal. Air terjun di Sajingan Besar
masih orisinal atau belum sama sekali kita kembangkan untuk dinikmati oleh
turis baik lokal maupun dari luar. Sekarang jalan menuju perbatasan memang
sudah begitu mulus, tinggal selangkah lagi yakni jalan menuju lokasi air terjun
yang perlu di garap untuk menambah PAD Kabupaten Sambas, jikalau memang
memungkinkan karena mengingat letaknya di daerah perbatasan.
Begitu juga dengan
wilayah Kecamatan Paloh yakni Desa Temajok dengan pantai yang menawan, perlu di
kelola secara optimal, terutama sarana jalan untuk menuju ke obyek wisata
tersebut perlu dukungan pemerintah daerah dalam menggali potensi wisata.
Apabila pintu
perbatasan tempat masuk dan keluarnya orang dari luar atau manca negara, apakah
kita sudah mempersiapkan diri dalam hal ini berbenah untuk menjamu ataupun
memberikan rasa keamanan dan kenyamanan apabila mereka datang berkunjung dan merasa betah untuk ke Sambas.
Tentunya tidak salah para penggiat Sambas Hebat untuk memikirkan semua itu apa
yang harus kita lakukan menghadapi pintu perbatasan yang sudah secara resmi
menjadi lalu lalang turis. Tidaklah mungkin kita warga Sambas hanya sekedar
penonton dan bahkan menyesalinya saja, karena bisa saja Singkawang yang akan di
untungkan oleh dibukanya jalur resmi tersebut. Mengingat fasilitas sarana dan
prasarana di kota tersebut sangat menjanjikan baik obyek wisatanya maupun hotel
huniannya.
Banyak jalan menuju
Sambas Hebat, mengingat setiap kecamatan kita ketahui mempunyai perbedaan
tentang hasil buminya. Hal itu perlu di dukung dengan membuat produk unggulan
bagi setiap desa, sehingga akan dapat menopang ekonomi kerakyatan masyarakat
pedesaan. Tidak ada satupun yang bisa
kita banggakan lagi jikalau pemerintah kurang menggali ataupun memperhatikan
secara serius tentang perekonomian masyarakat pedesaan. Kita merasa bersyukur
bahwa kekompakan mereka sudah terbentuk dalam suatu wadah kelompok tani yang
perlu dibimbing, dilatih dan diberikan bekal pengetahuan lainnya supaya
anak-anak mereka tetap sekolah sampai jenjang yang lebih tinggi, bukan menjadi
kuli di negeri orang seberang.
Selain itu kita juga
memiliki sumber daya manusia yang kritis, apabila dimanfaatkan dengan baik akan
dapat menopang pola pikir untuk mengisi pembangunan. Tidak kita sangkal lagi,
dimana kita berjalan pada setiap kecamatan kita akan menemukan banyaknya jalan
yang hancur. Apakah masyarakat kita membiarkan jalan-jalan itu hancur, dan
tidak mau untuk sekedar bergotong royong mengalirkan air yang tersumbat, atau
sekedar menimbun jalan yang berlobang dengan satu ember pasir dan semen.
Ini hanya sebuah tulisan
yang penulis buat untuk menggugah bahwa masyarakat Sambas masih bisa bangkit
untuk menuju Sambas Hebat. Penulis menyadari bahwa dalam mengkritik sesuatu perlunya
mengetahui cara-cara tertentu agar kritik tersebut berkualitas tidak
semata-mata karena kebencian dan tidak melenceng dari pembahasan. Kritik harus dibedakan dengan mengecam,
mencaci dan menjelek-jelekkan, ingat pengertian dasar kritik adalah menilai.
Tentunya jikalaulah kita menilai sesuatu itu harus obyektif.
Kita lihat lagi dimana-mana orang
selalu ingin tampil luar biasa dalam mengelola asset wisata, meskipun hanya
sekedar untuk rekreasi melepas lelah. Memang tidak begitu mudah dituliskan
dalam bentuk kata-kata segala ide dan peluang yang ada, karena perlu di
analisis lagi tentang kekuatan, kelemahan peluang maupun ancaman dan
tantangannya.
Masih
banyak obyek wisata yang laku untuk dijual keluar, misalnya obyek wisata Danau
Sebedang, pantai Tanjung Batu Pemangkat yang jua perlu menjadi sebuah
alternatif untuk diperhatikan dan perlu uluran tangan dalam mengembangkannya
kedepan.
Kalau
kita melihat keluar yang sudah lama berkecimpung sebagai kota wisata di
Yokyakarta. Bagaimana kota tersebut menjual Borobudur yang seolah-olah kita
menganggap itu termasuk wilayah Yokyakarta. Kalaulah demikian berarti kita bisa
mencontek jurus seperti itu. Orang dari luar (Kuching) menginap di Sambas untuk
pergi jalan-jalan ke Singkawang. Tentunya itu tidak mudah kita terima, karena
kita masih ada genggsi daerah yang masih begitu kental dan kuat seolah-olah
mengabaikan wisata yang ada di Kabupaten Sambas.
Masih banyak jalan menuju Sambas Hebat, kita
kemas obyek wisata Budaya yang di agendakan secara tetap setiap tahunnya. Namun
hal ini belum kita gali, budaya apa yang bisa kita kemas untuk menarik turis ramai-ramai
menuju Sambas. Hal ini tidak kalah perannya dari lembaga perguruan tinggi
ataupun instansi terkait untuk dapat menggali dan mengembangkannya.
Jalan
menuju Sambas Hebat juga perlu
adanya kecanggihan mengelola teknologi. Sistem dan regulasi apapun, tidak akan memberi manfaat
maksimal jika pribadi-pribadi masyarakat tidak memiliki
akhlakul karimah. Tujuan akhlak adalah mencapai kebahagiaan hidup umat manusia dalam
kehidupannya. Tantangan dan ancaman meraih akhlaqul karimah dalam dunia modern yakni
dengan cara menegakkan akhlaqul karimah dalam dunia keilmuan dan dunia profesi.
Dalam
menyongsong kemajuan zaman, masyarakat Sambas harus memiliki moral yang
berkualitas unggul. Semoga !
Oleh : Uray Iskandar,
S.Pd,M.Pd
(Ketua
Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia Kabupaten Sambas)
0 Komentar Tog Bhe Maseh: