BANYAK JALAN MENUJU SAMBAS HEBAT

6:26 AM URAY ISKANDAR 0 Comments




            Sekarang banyaknya intrik yang berbau politik untuk mengganti A ataupun mengganti B dengan berkampanye lewat sosial media. Apabila kita cermati di Kabupaten Sambas pada zaman kerajaan dahulu sudah termashur ke seluruh pelosok negeri, bisa bangkit kembali jaya dengan istilah zaman now Sambas Hebat.
Wilayah administratif  Kabupaten Sambas  terdiri dari 19 kecamatan, dua diantaranya yaitu Kecamatan Sajingan Besar  dan Kecamatan Paloh merupakan kawasan perbatasan dengan Sarawak Malaysia. Apabila dilihat dari dua kecamatan tersebut yang merupakan pintu perbatasan, sudah tentunya secara kasat mata akan memberikan dampak yang luar biasa bagi kehidupan masyarakat. Tentunya kita juga tidak bisa berbuat serampangan tentang pengelolaan perbatasan tersebut, mengingat koridor pusat masih dominan pada wailayah tersebut.
Untuk menuju jalan Sambas Hebat kita juga bisa mengembangkan asset budaya dan pariwisata yang belum optimal kita kembangkan untuk menarik turis dari luar. Apakah itu peninggalan sejarah seperti Makam Sultan, Mesjid maupun Keraton Sambas. Sedangkan obyek wisata kita sebenarnya tidak kalah indahnya dengan obyek wisata dunia luar yang di pulau Jawa, apabila dikelola secara optimal. Air terjun di Sajingan Besar masih orisinal atau belum sama sekali kita kembangkan untuk dinikmati oleh turis baik lokal maupun dari luar. Sekarang jalan menuju perbatasan memang sudah begitu mulus, tinggal selangkah lagi yakni jalan menuju lokasi air terjun yang perlu di garap untuk menambah PAD Kabupaten Sambas, jikalau memang memungkinkan karena mengingat letaknya di daerah perbatasan.
Begitu juga dengan wilayah Kecamatan Paloh yakni Desa Temajok dengan pantai yang menawan, perlu di kelola secara optimal, terutama sarana jalan untuk menuju ke obyek wisata tersebut perlu dukungan pemerintah daerah dalam menggali potensi wisata.
Apabila pintu perbatasan tempat masuk dan keluarnya orang dari luar atau manca negara, apakah kita sudah mempersiapkan diri dalam hal ini berbenah untuk menjamu ataupun memberikan rasa keamanan dan kenyamanan apabila mereka datang  berkunjung dan merasa betah untuk ke Sambas. Tentunya tidak salah para penggiat Sambas Hebat untuk memikirkan semua itu apa yang harus kita lakukan menghadapi pintu perbatasan yang sudah secara resmi menjadi lalu lalang turis. Tidaklah mungkin kita warga Sambas hanya sekedar penonton dan bahkan menyesalinya saja, karena bisa saja Singkawang yang akan di untungkan oleh dibukanya jalur resmi tersebut. Mengingat fasilitas sarana dan prasarana di kota tersebut sangat menjanjikan baik obyek wisatanya maupun hotel huniannya.
Banyak jalan menuju Sambas Hebat, mengingat setiap kecamatan kita ketahui mempunyai perbedaan tentang hasil buminya. Hal itu perlu di dukung dengan membuat produk unggulan bagi setiap desa, sehingga akan dapat menopang ekonomi kerakyatan masyarakat pedesaan.  Tidak ada satupun yang bisa kita banggakan lagi jikalau pemerintah kurang menggali ataupun memperhatikan secara serius tentang perekonomian masyarakat pedesaan. Kita merasa bersyukur bahwa kekompakan mereka sudah terbentuk dalam suatu wadah kelompok tani yang perlu dibimbing, dilatih dan diberikan bekal pengetahuan lainnya supaya anak-anak mereka tetap sekolah sampai jenjang yang lebih tinggi, bukan menjadi kuli di negeri orang seberang.
Selain itu kita juga memiliki sumber daya manusia yang kritis, apabila dimanfaatkan dengan baik akan dapat menopang pola pikir untuk mengisi pembangunan. Tidak kita sangkal lagi, dimana kita berjalan pada setiap kecamatan kita akan menemukan banyaknya jalan yang hancur. Apakah masyarakat kita membiarkan jalan-jalan itu hancur, dan tidak mau untuk sekedar bergotong royong mengalirkan air yang tersumbat, atau sekedar menimbun jalan yang berlobang dengan satu ember pasir dan semen.
Ini hanya sebuah tulisan yang penulis buat untuk menggugah bahwa masyarakat Sambas masih bisa bangkit untuk menuju Sambas Hebat. Penulis  menyadari bahwa dalam mengkritik sesuatu perlunya mengetahui cara-cara tertentu agar kritik tersebut berkualitas tidak semata-mata karena kebencian dan tidak melenceng dari pembahasan.  Kritik harus dibedakan dengan mengecam, mencaci dan menjelek-jelekkan, ingat pengertian dasar kritik adalah menilai. Tentunya jikalaulah kita menilai sesuatu itu harus obyektif.
Kita lihat lagi dimana-mana orang selalu ingin tampil luar biasa dalam mengelola asset wisata, meskipun hanya sekedar untuk rekreasi melepas lelah. Memang tidak begitu mudah dituliskan dalam bentuk kata-kata segala ide dan peluang yang ada, karena perlu di analisis lagi tentang kekuatan, kelemahan peluang maupun ancaman dan tantangannya.
            Masih banyak obyek wisata yang laku untuk dijual keluar, misalnya obyek wisata Danau Sebedang, pantai Tanjung Batu Pemangkat yang jua perlu menjadi sebuah alternatif untuk diperhatikan dan perlu uluran tangan dalam mengembangkannya kedepan.
            Kalau kita melihat keluar yang sudah lama berkecimpung sebagai kota wisata di Yokyakarta. Bagaimana kota tersebut menjual Borobudur yang seolah-olah kita menganggap itu termasuk wilayah Yokyakarta. Kalaulah demikian berarti kita bisa mencontek jurus seperti itu. Orang dari luar (Kuching) menginap di Sambas untuk pergi jalan-jalan ke Singkawang. Tentunya itu tidak mudah kita terima, karena kita masih ada genggsi daerah yang masih begitu kental dan kuat seolah-olah mengabaikan wisata yang ada di Kabupaten Sambas.
             Masih banyak jalan menuju Sambas Hebat, kita kemas obyek wisata Budaya yang di agendakan secara tetap setiap tahunnya. Namun hal ini belum kita gali, budaya apa yang bisa kita kemas untuk menarik turis ramai-ramai menuju Sambas. Hal ini tidak kalah perannya dari lembaga perguruan tinggi ataupun instansi terkait untuk dapat menggali dan mengembangkannya.
Jalan menuju Sambas Hebat juga perlu adanya kecanggihan mengelola teknologi.  Sistem dan regulasi apapun, tidak akan memberi manfaat maksimal jika pribadi-pribadi masyarakat  tidak memiliki akhlakul karimah. Tujuan akhlak adalah mencapai kebahagiaan hidup umat manusia dalam kehidupannya. Tantangan dan ancaman meraih akhlaqul karimah dalam dunia modern yakni dengan cara menegakkan akhlaqul karimah dalam dunia keilmuan dan dunia profesi.  Dalam menyongsong kemajuan zaman, masyarakat Sambas harus memiliki moral yang berkualitas unggul. Semoga !
Oleh : Uray Iskandar, S.Pd,M.Pd
(Ketua Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia Kabupaten Sambas)











You Might Also Like

0 Komentar Tog Bhe Maseh: