BELAJAR MENJADI PEMIMPIN PERUBAHAN
Untuk menjadi seorang
pemimpin harus memiliki semangat untuk terus menjaga sikap fokus atau selalu
konsisten pada tujuan yang ingin dicapai. Karena kitahui bahwa pemimpin adalah
seorang individu yang dapat diterima oleh orang lain sebagai pemimpin. Pemimpin adalah orang yang berada di barisan paling depan
yang diharapkan para pengikutnya untuk mengarahkan
mereka, sehingga tidaklah mengherankan apabila pemimpin yang pada umumnya
sangat pandai untuk memotivasi diri sendiri dan memotivasi para pengikutnya. Dukungan dari bawah hanya akan muncul secara
berkelanjutan ketika pimpinannya benar-benar cerdas atau unggul.
Selain itu dengan motivasi kerja seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi
peningkatan kinerja dalam sebuah organisasi.
Seorang
pemimpin tidak hanya sebagai pengambil kebijakan dalam sebuah organisasi, namun
ia harus sebagai agen perubahan dan pelaku dalam organisasi tersebut (Hayat
2017). Dengan demkian sorang pemimpin perubahan harus berani memikirkan hari
esok untuk sebuah kesuksesan jangka panjang. Pemimpin tidak
harus memiliki kecerdasan intelektual yang sangat tinggi, minimal dapat
berpikir secara logis, kritis dan sistimatis tentang apa tujuan yang ingin di
capai oleh organisasi.
Karena itulah yang akan menunjukkan bahwa
identitas dirinya sebagai orang yang berbeda dengan kebanyakan manusia dan
layak menjadi seorang pemimpin. Untuk mempertajam kecerdasan intelektual,
seorang pemimpin harus mempunyai pengetahuan yang luas, baik pengetahuan yang
dia peroleh dari para relasinya ataupun pengetahuan yang dia peroleh dari
internet, koran, majalah atau bahkan buku bacaan untuk menjadikan referensi
terhadap pola pikir dan untuk menjadi sebuah pertimbangan dalam pengambilan
keputusannya.
Perubahan adalah suatu yang pasti terjadi
dalam kehidupan dan mempunyai pengaruh yang sangat hebat di dalam masyarakat. Dalam masyarakat selalu ada perasaan yang tidak puas
terhadap keadaan, dan harus ada suatu keinginan untuk mencapai perbaikan dengan
perubahan keadaan tersebut. Maka dalam hal ini tentunya harus ada seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap mampu
memimpin masyarakat tersebut untuk mengadakan suatu perubahan. Pemimpin
tersebut dapat menampung keinginan-keinginan tersebut, untuk kemudian
merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas dari masyarakat tersebut, kemudian untuk
dapat dijadikan program dan acuan serta arah bagi
geraknya masyarakat.
Untuk belajar menjadi
seorang pemimpin perubahan selalu dihadapkan pada dua pilihan yakni yang
pertama kita harus dapat mengelola perubahan itu dengan sebaik mungkin.
Tentunya dalam hal ini masih ada yang tidak sependapat atau menjadi penentang
dalam sebuah kebijakan. Mereka yang menjadi penentang tidak perlu dimusuhi atau
disingkirkan karena mereka belum bersedia untuk keluar pada zoana aman dan
menyenangkan yang selama ini mereka nikmati. Namun untuk membuktikan kepada
mereka kita perlu suatu pendekatan humanistik supaya lambat laun ia dapat
menerima perubahan tersebut.
Sedangkan yang kedua
adalah adanya hal yang sanagat mendesak untuk suatu kemajuan dalam organisasi.
Kemendesakan inilah juga yang banyak mendapat tantangan dari orang-orang yang
tidak akan mau mengikuti suatu perubahan. Seorang pemimpin perubahan ia dapat
menjelaskan mengapa perubahan perlu dilakukan, apa keuntungan dari perubahan
dan apa kerugiannya jikalau tidak melakukan perubahan.
Belajar
menjadi pemimpin perubahan akan selalu ingin melayani bukan untuk dilayani.
Keberadaan seorang pemimpin perubahan selalu menjadi motivasi bagi pegawai
bawahannya untuk melaksanakan tugas dan fungsinya dengan sebaik-baiknya pula.
Seorang pemimpin perubahan juga harus bisa metransformasikan segala kebikan
dalam organisasi dan melepaskan kebiasaan-kebiasan buruk dalam suatu
organisasi. Seorang pemimpin perubahan juga harus konsisten pada standar
operasional pelayanan yang sudah ditentukan untuk tetap konsisten
melaksanakannya.
Apalagi
dalam hal mengadakan perubahan secara komprehensif, seorang pemimpin perubahan
tidak bisa melakukannya sendirian. Untuk itu harus seluruh komponen yang
terlibat didalamnya harus mendukung dan adanya kerjasama dalam melakukan
perubahan itu. Kita tahu bahwa kerjasama yang kuat dan koalisi yang baik dapat
memeberikan keseimbangan kinerja untuk mencapai tim kerja yang solid.
Belajar
menjadi pemimpin perubahan harus konsisten dan konsekwen dalam mengelola perubahan
itu. Perubahan akan gagal apabila adanya pergeseran prioritas dari seorang
pemimpin dalam menanamkan budaya kerja yang harus diadakan perubahan. Mengingat
perilaku seseorang itu sulit untuk berubah jikalau tidak adanya tekanan maupun
aturan yang mengikat pada organisasi tersebut. Namun bukan hanya pihak internal
saja yang harus diadakan perubahan, tetapi dari segi pelayanan dalam hal ini
pihak ekternal juga perlu kita adakan perubahan. Orang akan senang apabila kita
memberikan pelayan itu dengan mudah, cepat, murah dan terukur. Inilah yang
kadangkala menjadi hambatan dalam sebuah organisasi, hal yang mudah malah
dipersulit dan diperlambat.
Belajar menjadi
pemimpin peubahan harus memiliki kredibilitas dan reputasi yang hebat,
agar ia mampu memberikan inspirasi dan motivasi kepada setiap orang. Pemimpin perubahan
juga harus mampu memotivasi dan menginspirasi setiap orang dalam setiap detik
kehidupan mereka, untuk bersemangat dan bangkit bersama dengan perubahan yang
telah direncanakan. Pemimpin perubahan harus membuat setiap orang menyadari
bahwa perubahan itu penting, untuk mengubah hal-hal yang tertinggal dengan
hal-hal yang baru sesuai dengan peradaban.
Tidak mengherankan, apabila seorang
pemimpin perubahan juga harus memiliki keterampilan untuk dapat mengenali
perubahan-perubahan penting, serta mampu mengambil tempat di dalam hati setiap
orang, agar semua orang bisa saling menyatu dan saling berempati, untuk membawa
perubahan ke arah yang lebih memberi manfaat bagi setiap manusia. Seorang
pemimpin perubahan juga harus bisa membangkitkan semangat dan gairah perubahan
dari setiap orang untuk menyesuaikan diri dengan lebih cepat, serta berjuang
keras untuk mendapatkan hasil perubahan yang lebih baik dari sebuah rencana
yang ada.
Untuk itu, pemimpin perubahan harus
duduk bersama dengan semua kekuatan sumber daya manusianya, untuk berbicara
tentang perubahan-perubahan itu dengan cara-cara penuh inspirasi dan
profesional. Jangan sampai tujuan tercapai pemimpin meninggalkan kelompok
orang-orang yang mendukung perubahan tersebut. Dengan demikian belajar menjadi pemimpin perubahan harus selalu menggunakan
pola berpikir yang lugas dan jelas serta tegas, agar setiap orang tidak
terjebak dalam cara berpikir yang merumitkan, sehingga makna perubahan itu
tidak menjadi kabur sesuai dengan sebuah cita-cita ataupun tujuan yang
ditentukan sebelumnya. ( Uray Iskandar
Dinas Pendidikan Kab. Sambas)
0 Komentar Tog Bhe Maseh: